Oh ya ada yang terlewat di sinopsis yang ke 19 . Seung Hee sempat makan malam dengan Hyun Jun dan cerita bahwa bahwa ayahya dulu founder NSS tapi krn kemarian presiden beliau di eksekusi. Sejak itu Baeksan lah yang support dia dan ibunya jadi dia udah anggap Baeksan sebagai ayahnya (tapi tetep aja spt misterius ya)
Episode 20
Tim SWAT mendekati departemen store yang dikuasai teroris. Salah satu diantara mereka menginjak sensor gerak, dan bom pun meledak tim SWAT jatuh korban, padahal sebelumnya NSS sudah memperingatkan hal ini.
Pemerintah akhirnya mendelegasikan operasi ini pada NSS. Mereka menunggu kontak video dari teroris.
Dari video yang mereka kirimkan mereka bisa melihat kondisi teroris.
Teroris mengirim tuntutannya lewat pesan video. mereka membawa salah seorang sandera dan menginginkan agar pertemuan tinggi ke dua korea dibatalkan. mereka menunggu jawaban hingga jam 7 pagi. jika tidak mereka akan membunuh 107 sandera dan memenuhi area sekitarnya dengan gas beracun. Setelah itu pemmpin kelompok menembak sandera. Presiden dan para staf NSS melihat langsung kejadian itu dengan ngeri.
Jin Sa Woo terkejut mengetahui anak buahnya ternyata membunuh teroris, itu tidak sesuai dengan yang ia instruksikan sebelumnya. Pimpinan kelompok itu memandang Sa Woo sebagai eks NSS tidak paham bahwa cara kerja teroris itu untuk menyebar ketakutan. Sa Woo marah dia menodongkan senjata pada mereka. sempat terjadi todong menodong senjata antara anak buah Sa Woo dan grup teroris.
Choi Seung Hee mendesak pada atasannya Park Sang Hyun agar dia diperbolehkan ke sekitar lokasi penyanderaan. Begitu juga Kim Sun Hwa dia datang ke lokasi karena perintah atasannya Parl Chul Yong untuk mendapatkan informasi terakhir dari sekitar lokasi kejadian. Dua wanita yang mencintai pria yang sama muncul untuk mendukung Hyun Jun.
Kin Hyun Jun bermaksud berunding dengan pimpinan teroris. Dia datang seorang diri ke lokasi. Dua orang wanita Seung Hee dan Sun Hwa menunggu dengan cemas.
Setelah diperiksa salah seorang teroris dia diantar langsung menemui Jin Sa Woo. Dua mantan sahabat pun bertemu lagi dalam pihak yang berlawanan. Jin Sa Woo ingin bicara serius tetapi Hyun Jun memulai pembicaraan dengan hal yang sentimentil dan hal pribadi antara mereka berdua.
Hyun Jun teringat dulu mereka pernah pergi bersama dan berniat mempunyai Tatoo yang sama tetapi akhirnya tidak jadi. Hyun Jun menyesal karena dulu dia menolak. Jika tidak mereka hingga kini punya tanda yang sama yang “mengikat” mereka. Sa Woo merasa terganggu oleh kata-kata Hyun Jun. dia ingin Hyun Jun fokus ke masalah.
“Kau benar ternyata aku tidak mengerti dirimu selama ini. Tetapi membunuh sandera dan membahayakan anak-anak aku tahu itu bukan dirimu”,kata Hyun Jun.
Sa Woo mendesak agar semua tuntunan mereka segera dipenuhi. Dan dia akhirnya setuju akan membebaskan wanita dan anak-anak terlebih dahulu. Perundingan usai dan Hyun Jun bersiap kembali. Namun tiba-tiba terjadi pemberontakan dari pihak teroris terhadap Jin Sa Woo. Grup teroris berkata bahwa mereka mendapat perintah langsung dari Mr. Black (pimpinan IRIS) untuk membunuh para sandera. Jin Sa Woo terkejut (bukankah Sa Woo juga udah dapat mandat gantiin Baek San langsung dr Mr. Black).Terjadi tembak menembak seru antara pihak sa woo dengan grup teroris. Jumlah grup teroris yang banyak menyulitkan Sa Woo. Hyun Jun sigap membantu Sa Woo. Dua orang sahabat kembali bekerja sama melawan para teroris.
Malang bagi Sa Woo dia terkena beberapa kali tembakan. Sa Woo terluka parah. Choi Seung Hee lari ke lokasi. Mereka mendampingi Sa Woo dan memintanya bertahan. Saat-saat terakhir dia berkata bahwa begitu teganya Hyun Jun sehingga memaksanya menjadi orang kejam seperti sekarang ini. Mereka menangis bersama. Sa Woo meninggal dipelukan sahabat-sahabat yang dia sayangi.
Pemerintah kembali tenang. NSS sekarang tinggal fokus kepada pengamanan pertemuan pimpinan korea utara dan selatan. Pada hari H pagi-pagi Choi Seung Hee sudah datang ke lokasi, Dia meminta rute pengawalan kepada pihak keamanan yang bertugas di sana. Di NSS para staff memantau dari jauh. Kim Sun Hwa dan Park Chul Young bertugas mengawal pimpinan mereka datang bersamaan dengan delegasi korea utara.
Tiba-tiba kepala bagian forensik di NSS berteriak ada bahaya mengancam. Mayat yang dibawa dari lokasi penyanderaan yang disangka mayat para teroris ternyata adalah mayat para sandera. Mereka bergegas siaga penuh.
Di lokasi pertemuan penasehat Hong memimpin grup teroris untuk bertindak.
Kim Hyun Jun muncul di lokasi. Choi Seung Hee berpakaian hitam dan bertopi hitam berada di ketinggian dengan senapan sniper. Dia membidikkan senjata ke arah presiden. Hyun Jun mencari Seung Hee dan meneleponnya. Seung Hee tak menjawabnya dia kembali membidikkan senjatanya ke arah presiden. Beberapa orang sniper juga telah siap di sana. Pada saat yang tepat ternyata Seung Hee menembak para sniper yang lain. Teroris datang menyerbu. Kim Hyun Jun, Park Chul Young dan Kim Sun hwa melawan para teroris. Kim Hyun Jun meminta penasehat Hong membawa presiden ke tempat yang aman (salah orang nih hyun Jun)
Suatu ketika Hyun Jun dalam bahaya, seorang teroris akan menembaknya. Kin Sun hwa berteriak kaget. Dia melindungi Hyun Jun dengan tubuhnya. Kim Sun hwa tertembak dan terluka tetapi nyawanya selamat.
Hyun Jun belari mencari presiden. Penasehat Hong tinggal berdua dengan presiden. Dia memakai kesempatan itu untuk membunuh presiden. Untung Hyun Jun datang tepat pada waktunya. Dia menembak penasehat Hong.
Keadaan kembali aman.
Kim Hyun Jun datang ke rumah sakit menengok Kim Sun Hwa yang terluka. Di kamar ada Park Chul Yong. Hyun Jun mengucapkan terimakasih dan memberikannya karangan bunga untuk Sun Hwa.
“Seorang agen terbaik republik(korea utara) menyelamatkan nyawamu dan kau hanya memberikan bunga dan ucapan terimakasih”, sindir Chul Yong bercanda. Dia pun meninggalkan Hyun Jun bicara berdua dengan Sun hwa.
Setelah bertemu Sun hwa , Hyun Jun kembali bertemu Chul Yong. Mereka bersalaman dan berharap suatu saat bisa bekerja sama lagi.
Suasana kembali tenang. Kim Hyun Jun dan Choi Seung Hee kembali berlibur ke pulau Jeju untuk melanjutkan liburan mereka yang dulu terganggu. Mereka berjalan-jalan di sekitar hotel dan melihat dua orang anak yang sedang menghias pohon natal. Hyun Jun berkata bahwa dia ingin mereka mempunyai anak juga kelak hanya dua tetapi ingin 5.
“Apa kau sudah melamar?”, tanya Seung Hee menyindir.
Hyun Jun lalu berlutut dengan maksud melamar Seung Hee. Tapi Seung Hee dengan malu-malu menyindirnya lagi
“Tidak sah melamar jika tidak dengan cincin”
Seung Hee mendapat pesan dari Hyun Jun untuk menunggunya di pantai. Seung Hee sudah berdandan cantik dengan baju putih.
Di jalan raya, Hyun Jun mengendarai mobilnya dan telah mempersiapkan cincin yang cantik untuk melamar Seung Hee.
Di pantai Seung Hee telah menunggunya di dekat menara pantai. Dia menunggu dengan harap dan bahagia, untuk menenangkan dirinya Seung Hee mendengarkan musik lewat earphone. Hyun Jun sebentar lagi sampai ke lokasi dia sudah tidak sabar ingin bertemu Seung Hee. Tiba-tiba terdengar suara keras (seperti bunyi tembakan), mobil yang dikendarai Hyun Jun melintir, kaca jendelanya pecah dan kepalanya terbanting ke kemudi. Kepalanya mengeluarkan darah. Hyun Jun memandang Seung Hee dari kejauhan. Seung Hee yang sedang memakai earphone tidak melihat, tidak mendengar dantidak menyadari apa yang terjadi. Dalam keadaan luka parah Hyun Jun teringat semua kenangan manisnya bersama Seung Hee Sambil melihat ke arah Sung Hee, Hyun Jun pun menangis dan tak lama kemudian dia terkulai.
The End…
Meninggalkah Hyun Jun? Apa penyebabnya? Jika tertembak siapa yang menembak?
Endingnya ga enak nih ngegantung amat.
< episode 19 IRIS Menu
0 comments:
Post a Comment