Powered by Blogger.
RSS

Sinopsis Beethoven Virus episode 7

Hari ini hari pertama latihan Sukran City Orkestra dimulai. Maestro Kang sudah hadir. Tapi dia belum melihat Gun Woo hadir di sana. Lalu maestro Kang dikejutkan oleh hadirnya Du Ru Mi dan teman-teman dari orkestra lamanya lewat pintu belakang. Maestro akhirnya sadar bahwa mereka adalah pemain pengganti yang diusulkan Gun Woo. Gun Woo lalu datang belakangan. Maestro Kang menegurnya karena terlambat
"Ayo kamu cepat duduk di tempatmu!", kata mestro Kang menyuruh Gun Woo
"Tidak tempatku di sini bersama mereka", sahut Gun Wo dengan tersenyum menantang.

Teman-temannya kaget tak menyangka Gun Woo berbuat seperti itu. Maestro kesal karena merasa Gun Woo membangkangnya. Maestro Kang lalu memaksa Gun Woo dan teman-temannya keluar dari ruangna latihan.

Di luar baik bibinya dan juga Bae Yong Gi khawatir dan tak mengerti jalan pikiran Gun Woo yang malah mau cari masalah lagi.
"Aku khan membalaskan dendammu Hyung", kata Gun Woo tersenyum pada Bae Yong Gi.
Gun Woo mendapat sms dari Du Ru Mi dia lalu pergi mencari Du Rumi

Kakek Kim Gab Young berinsiatif membagikan partitur untuk latihan bagi para pemain pengganti seperti mereka
"Apa kalian mau diam saja? paling tidak kita harus menunjukkan kemampuan kita jikalau nanti dibutuhkan", ajaknya. 
Kim gab Young lalu membagikan partitur Beethoven Symphony no 9 choral.
"Dari hasil survey Du Rumi, inilah komposisi yang paling dinanti penonton", tambah kakek Kim.
Kakek Kim menyuruh mereka untuk menyisihkan waktu sehari untuk latihan bersama tapi tanpa sepengetahuan maestro Kang



Maestro Kang keluar ruangan mencari Gun Woo. Dia bertanya pada pemain2 di luar
"Tadi dia keluar mencari Du Rumi"
"Tolong jangan terlalu memarahi dia, dia masih muda", saran kakek Kim
"aku tidak menyalahkannya, aku menyalahkan jariku yang memanggil dia untuk audisi", jawab maestro Kang.

Di luar Ru Mi memarahi Gun Woo, karena menurutnya Gun Woo menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan maestro Kang padanya.
"Apa kamu takut dan minder karena sekarang dikelilingi para profesional yang semuanya bagus?", sindir Ru Mi "Apa kamu lebih nyaman menjadi kepala ular dari pada ekor naga?"
(kalau di ungkapan kita lebih memilih ikan besar di kolam kecil dari pada ikan kecil di kolam besar, jadi gun woo menurut rumi takut jadi ikan kecil di kolam besar)
"Aku ingin bermain gembira bersama teman2ku belajar conducting bukan jadi pemain tetap di sana", jawab Gun Woo
"Mengapa kamu tidak berusaha dengan mendaki dari sana tapi malah memilih merangkak dari bawah?!", sindir Rumi
"Kau mengapa jadi marah kepadaku?"gun woo heran
"Marah? tadinya aku bangga, lalu iri padamu karena kamu punya bakat dan kemampuan yang tak kumiliki. Tapi sekarang aku tahu kamu ini tidak punya ambisi dan juga tolol"

Maestro Kang sudah beberapa saat mendengarkan pembicaraan mereka berdua, akhirnya dia memotong
"Du Rumi mengatakan hal yang bagus yang ingin kukatakan", komentar maestro Kang.
"Kau pikir kau kumaksukkan ke orkestraku karena bakat dan kemampuanmu? Kau salah, karena bakatmu masih kurang maka aku masukkan supaya kau bisa mengejarnya", tambah maestro Kang
Maestro Kang lalu menyalahkan Gun Woo dan memecatnya dari orkestranya.
"Seperti yang Ru Mi katakan lagi kamu tidak punya ambisi, keinginan dan tekad yang membara", sindir maestro Kang sambil menekan tongkat konduktornya ke perut Gun Woo "Kau hanya mengedepakan kesetiakawan dan kepedulian khan?"
Gun Woo tak terima
"Menurutmu untuk mencapai ambisi itu hanya dengan tangan dan hati yang dingin?! aku akan buktikan kepadamu!", tekad Gun Woo

Du Rumi mendengar Gun Woo dipecat oleh maestro Kang. Dia ingin menghadap maestro Kang. Ru Mi menanyakan alasannya
"karena dia pemain pengganti aku boleh memecatnya kapan saja", kata maestro kang dingin
"Gun Woo dia anak yang cerdas kau tak perlu mengeluarkannya", protes Du Rumi
"Oh ya bahkan orang yang bodoh pun berhak bermain musik khan tapi main musik terlalu berlebihan untuk orang yang tuli khan?"
Maestro Kang jadi teringat sesuatu dia meminta hasil pemeriksaan kesehatan Ru Mi.
Rumi panik
"Buat apa hasil test jika aku dinyatakan benar-benar sehat", katanya gugup
Maestro Kang tak percaya begitu saja , dia menelepon sendiri dokter temannya itu. Ru Mi makin gugup.
Maestro Kang menanyakan hasil pemeriksaan Rumi
"penyakitnya serius. Ada tumor yang mengenai bagian auditorinya, tapi dia minta dirahasiakan ini darimu.", kata dokter
Maestro Kang kaget tapi dia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya di depan Du rumi. Dokter itu mengatakan tumornya harus diambil tapi nanti pendengarannya bisa terganggu.
"Tapi anak itu meminta kalau toh dia akan kehilangan pendengaran dia minta itu ditunda sampai dia merasa benar tak kuat atau tak bisa mendengar. Dia berkata dia ingin konser dulu selama dia masih bisa mendengar. Saya pikir anak itu tegar dan berpikir positif"
Melihat reaksi Maestro Kang yang baik Rumi mengira dokter itu merahasiakannya dari maestro Kang. Rumi lega.

Setelah Rumi keluar, maestro Kang diam dan tertegun mengingat perkataan temannya dokter tadi.
Saat bertemu Rumi lagi maestro Kang ingat perkataan temannya "Saya pikir anak itu tegar dan berpikir positif"
"Tidak kamu ini tolol dan bodoh!", katanya pada Ru Mi

Hubungan para pemain orkestra inti dan para pemain cadangan tidaklah harmonis. Bae Yong Gi sempat tak sengaja menjatuhkan denagn keras alat musik milik pemain inti. Dan hal ini menambak keributan antara mereka, terutama pemain frech horn yang tidak suka pada pemain lama. Pemain lama/cadangan dituduh mengalami inferiority complex dan bertindak tak wajar. Du Rumi dan kawan-kawan tak terima.
Keributan semakin menjadi saat Ha Yi Deun datang dan ikut bergabung dengan pemain cadangan. Ha yi Deun yang terbiasa rame khas anak remaja dirasa menganggu konsentrasi para pemain inti. Dia diprotes pemain frech horn inti.
Yi Deun yang berani tak terima. Dia balik mengata-ngatai mereka.
Keributan mereka ketahuan oleh maestro Kang. dia mengusir Yi Deun keluar.

Setelah dipecat oleh maestro Kang, Gun Woo mencoba untuk meminta menjadi murid maestro Jung Myung Hwan. Maestro Jung Myung Hwan kebetulan sedang ada pertunjukkan . Gun Woo telah membuat draft kalimat permohonannya yang dia harus sampaikan pada maestro Jung dan melatihnya di depan kaca di toilet pria. Ternyata pada saat yang sama maestro Jung sedang buang hajat di toilet.
Maestro Jung yang mendengar kata-kata Gun Woo heran
"Ada Kang Gun Woo yang belajar pada Kang Gun Woo?". lalu saat dia keluar dia berkata "Hey mengapa kamu diusir Kang Gun Woo?"
Gun Woo kaget setengah mati.

Gun Woo lalu menunjukkan permainan terompetnya di depan maestro Jung. Gun Woo membawakan "Flight of the bumblebee" yang berirama cepat dan nada kromatik yang sulit dengan benar.
Maestro Jung terkesan juga dengan Gun Woo apalagi saat mengetahui Gun Woo tidak punya pendidikan musik yang memadai.
Gun Woo bertanya apa betul dalam belajar musik kita tidak bisa melakukannya dengan kegembiraan.
"Mozart yang genius dia juga bermusik sambil bersenang-senang", kata maestro Jung.
Maestro Jung juga bercerita Mozart bisa menuliskan partitur Allegri's Miserere yang masa itu hanya dibawakan di gereja pada umur 14 tahun.
Maestro Jung ingin mengambil Gun Woo sebagai muridnya tapi dia harus bicara dulu dengan Maestro Kang.

Maestro Jung pergi menemui Maestro Kang di rumahnya (rumah gun woo juga). Maestro Kang terkejut melihat Jung Myung Hwan membawa serta Gun Woo dengannya. Gun Woo serba salah, maestro Kang tersinggung. Pembicaraan jadi kaku
"Aku memang sudah mengusirnya ambil saja dia!", maestro Kang emosi.
Maestro Jung meminta Gun Woo kembali berpikir dan memilih.
"Aku tidak mau dibimbing orang yang sudah tidak mau lagi menerimaku!", balas Gun Woo

Jung Myung Hwan minta memberikan waktu satu minggu kepada Gun Woo untuk berpikir sebelum dia pergi meninggalkan korea.
Gun Woo pergi ke luar rumah dengan kesal. Dia lalu bertemu Du Rumi. Rumi berusaha empati, dia juga menawarkan pekerjaan di sekolah musik kenalannya. Tapi Gun Woo sedang bad mood dan tak mau dikasihani
"Apa kau ini ibuku apa?!", Gun Woo jadi ketus
mereka hari itu bertengkar.

Keesokan harinya, Gun Woo merasa bersalah pada maestro Kang. Dia pagi itu jadi berbaik hati melayani dan mengantar maestro Kang. Di mobil dia berkata bahwa dia berpikir semalaman.
"Jika kau masih mau menerimaku tentu aku memilih tetap bersamamu", aku Gun Woo jujur
Tapi maestro Kang sudah terlanjur kesal.
"Kalau begiu etaplah berbaik hai padaku sampai saat kau pergi nanti!", jawab maestro kang dingin.

Ru Mi menemui maestro Kang. Maestro Kang bicara sesuatu padanya tapi Rumi tak mendengar suara apa-apa. Dia bingung tapi ternyata dia masih bisa mendengar musik yang diputar dari CD player. Ru mi sadar maestro Kang mengerjainya.
"Kau  mengerti ucapanku tadi tidak? kau harus mulai berlatih mengerti omongan dari membaca gerakan bibir seseorang", sindir maestro Kang
Dia lalu memberi sekotak permen pada Rumi. Tapi dia menambahkan permen itu sudah kadaluarsa.
Ru Mi bertambah kesal, tapi ketika dia lihat isinya sudah diganti jadi permen karet.
Ru mi meng sms maestro Kang
"Ini khan permen karet bukan permen"
Maestro kang membacanya dia lalu balas meng-sms sambil tersenyum-senyum (baru ngeliat oom kang senyum nih)
"makanlah siapa tahu tulimu bisa sembuh karena makan permen itu"
Maestro Kang lalu membuka komputernya dia membaca ulasan dan artikel tentang penyakit yang diderita Du Rumi.
(ternyata diem-diem perhatian)

Maestro Kang memanfaatkan perasaan bersalah Gun Woo untuk minta tolong bermacam-macam hal. Gun Woo walau kepayahan tapi tidak mau mengeluh. termasuk mencari pesanan wine yang susah ditemukan di kota itu. Maestro Kang tidak menemukan buku musiknya. Dia menelepon Gun Woo. Ternyata gun woo meminjamnya dia minta maesto kang mengambil sendir di kamarnya karena dia sibuk berbelanja keperluan maestro kang. Maestro Kang baru kali ini ke kamar Gun Woo yang berantakan itu. Di meja tulis, maestro Kang menemukan lembaran musik yang ditulis oleh Gun Woo. Dia membacanya dan sadar bahwa itu Allegri's Miserere.

Gun Woo pulang ke rumah. Dia langsung dipanggil maestro kang.
"Kau menulis  Allegri's Miserere ini menyalin atau dari mendengarkan?"
"aku mendengarnya", jawab gun woo
"Kau mau sok seperti mozart belajar dengan cara itu?!. memang berapa kali kau mendengarnya"
"satu kali , tapi aku tidak berhasil menuliskan bagianterakhirnya", jawab gun woo tenang.
maestro kang sempat tertegun tapi dia gemas dengan cara belajarnya. Maestro Kang ingin langsung mengajari Gun Woo lalu  di depan pianonya dan menekan 2 tuts nada bersamaan
"Ini apa?"
"do dan sol", jawab gun woo
"chordnya apa? emang kau tidak belajar di sekolah dulu?!", maestro Kang gemas
"aku sering tidur waktu pelajaran musik", sahut Gun woo
Dia lalu menakan 2 nada lagi tapi gun woo hanya menyebut nada-nadanya bukan akordnya.  maestro kang memarahinya. Dia lalu menekan 3 nada tapi kembali gun woo salah menyebut akordnya dia hanya mengenal nada-nadanya saja.
Maestro Kang tidak sabar lagi dia menggebrakkan ke lima jarinya di atas piano karena kesal.
tapi Gun woo trenyata malah menjawabnya lagi dengan cepat dan juga kesal
"c, d, e mol, f kres, g kres. iya aku memang bodoh tidak tahu akord . kamu puas!", gun woo langsung pergi.
Maestro kang tertegun, dia melihat posisi jari-jari tangannya di atas piano yang tak sengaja tertekan tadi dan gun woo menyebutkan semuanya dengan tepat.

Maestro Kang di kamarnya begitu gelisah. dia berbicara sendirian.
"Anak itu punya bakat yang luar biasa, tapi dia tidak berbuat apa-apa dengan itu?!?" Maestro kang merasa begitu gemas pada Gun Woo padahal dia punya bakat alami yang membuat dirinya pun iri.

Tak lama kemudian ada tamu ke tempat mereka. ternyata maestro Kang mengundang Jung Myung Hwan untuk bertemu dengannya. Maestro Jung menebak pasti Gun Woo dan maestro Kang sedang ribut.
Maestro Kang berbicara secara pribadi dengan Jung Myung Hwan di ruangannya.
Setelah selesai mereka keluar. Maestro Jung bicara pada GUn Woo
"Gurumu secara resmi sudah menyetujui dan memberikanmu padaku. Nanti aku akan carikan sekolah yang tepat untukmu. Nanti kita bertemu di bandara ya", kata maestro Jung.

Gun Woo menelepon Rumi dari telepon umum.
"Ibu...", sapa Gun Woo iseng
"Gun woo ya. iya ada apa anakkku. ", balas Ru mi "kenapa? kau telepon dari telepon umum karena takut teleponmu tak diangkat olehku ya", sahut Ru Mi yang tahu Gun woo pasti merasa bersalah padanya.
Gun woo berkata bahwa dia akan pergi, mereka lalu berjalan-jalan malam itu. mereka berjalan bergandengan tangan.

"kamu pasti sedih ya maestro Kang memperlakukanmu demikian", kata rumi berempati
"dia berkata aku tidak berbakat", kata Gun Woo sedih (bohong padahal maestro kang jaim tuh)
Ru Mi tidak menyangka bahwa Gun Woo ternyata harus pergi mulai besok.

Mereka berdua lalu duduk di bangku di pinggir jalan
"waktu aku tahu rasa kamu menyia-nyiakan bakatmu aku rasanya ingin menamparmu. tapi sekarang ketika kamu serius dan mau pergi aku merasa berat ditinggalkan olehmu", kata Rumi
"aku juga sebenarnya berat mau pergi", jawab Gun Woo (deu.. ga mau pisah ma Du Rumi ya)
"Tapi aku punya instuisi yang tajam loh ketika pertama aku bertemu dengamu aku yakin kamu pasti bakal hebat", kata rumi bangga
"kalau begitu kamu bisa menebak ga apa yang akan terjadi satu menit lagi?", tanya Gun Woo. Dia lalu mendekat perlahan akan mencium Rumi
Ru mi mulai gugup
"terjadi apa ya..eee..ger...hana bubu..lan? kau.... menemukan uang?" gun woo semakin mendekat "aaa...tau ciuman", kata rumi gugup
Gun woo merasa lucu. dia tak jadi mencium malahan tertawa
"Harusnya yang seperti itu tidak kau jawab", katanya masih tertawa.

Rumi tak enak juga agak kecewa.
"Bagaimana kalau kita ulangi lagi", ajaknya berani.
Gun woo merangkul Rumi dan bergerak mendekatinya.
Saat hampir berciuman Rumi tiba-tiba kaget dan langsung berdiri.
Maestro Kang sedang berjalan-jalan dengan thoven  (anjingnya) ke arah mereka.
Maestro Kang menyindir mereka yang bermesraan di tempat umum (perasaanku langsung berkata mereka berdua tidak ditakdirkan bersama di sini).
"Kalian mau pamer hubungan kalian ya", sindirnya
"Kami tidak ada hubungan apa-apa kau, cuma suasana malam yang pas membawa kami....", jawab Rumi malu
"Thoven sepertinya mereka jadi ingin suasana romantis. ayo kita pergi", kata maestro Kang mengajak thoven pergi

Setelah maestro kang pergi. Gun Woo bertanya
"Jadi kita ini tidak ada hubungan apa-apa? kupikir kita berhubungan"
"oh maksudnku kita khan belum berpacaran secara serius", jawab Rumi canggung.
Gun Woo lalu mengatakan bahwa dia punya rekaman video konser mereka waku lalu.
Ru mi menonton VCD itu di komputernya. Saat melihat rekaman lagu pertama waktu dia tidak mendengar, dia teringat maestro Kang yang saat itu tiba-tiba bisa membuatnya tenang dan keluar dari kepanikannya

Keesokan harinya pagi-pagi sekali. Gun Woo sudah menyiapkan semua keperluan maestro Kang, dari baju-baju yang sudah dia cuci semua, bersih-bersih sampai meyiapkan sarapan.
Gun Woo  pamit tapi Maestro Kang hanya diam di kamarnya tidak mau keluar.
Gun Woo merasa tiba-tiba dia jadi ingin memperhatikan Kang Ma Eh. Gun Woo tetap bicara padanya walau pinu kamarnya ditutup.
"Guru, jangan lupa kau nanti harus makan ya, jika tidak bisa memasak, kau pesan masakann saja, itu lebih baik dari fast food. Dan jangan terlalu sering minum obat tidur, itu tidak baik. Lebih baik kau minum susu hangat saja ya", nasehat Gun Woo (dia mulai khawatir atau cerewet kayak emak-emak nih hehe)
Tapi kang mae eh tetap jaim tak mau keluar.
"Saya pergi guru"
Beethoven menyalak ingin mengantar gun Woo keluar tapi dia malah dimarahi Kang Ma Eh.

Di bandara, Gun Woo menelepon Ru Mi dia menitipkan maestro Kang pada Rumi. Gun Woo punya kakak seusiar Kang Ma Eh dia seperti menganggap Kang Ma Eh itu kakaknya sendiri.
Gun Woo lalu bertemu Maestro Jung. Gun Woo sudah siap menuju Busan. Dengan referensi dari maestro Jung dia akan mendaftar universitas di kampung halamannya. Maestro Jung lalu keceplosan berbicara tentang maestro Kang yang membuat Gun Woo penasaran.
"apa yang sebenarnya maestro Kang katakan tentangku?"
"Sebenarnya dia berkata hal ini jangan dikatakan padamu", kata maestro Jung sudah merasa ketahuan.
Maestro Jung lalu bercerita obrolannya saat berbicara berdua dengan Kang Ma Eh. Kang Ma Eh merasa bakat alami Gun Woo itu besar. tapi yang terlihat baru sedikit bagai puncak gunung es. Maestro Kang sendiri takut tidak bisa membimbing orang dengan bakat genius alami seperti Gun Woo.
"Aku takut dia nanti hanya jadi orang seperti. si hampir sempurna. alias hanya dapat A- (A minus)"
Kang Ma Eh tahu bahwa Jung MyunG Hwan yang terampil bersosialisasi bisa mencarikan kesempatan yang baik untuk Gun Woo. Dia meminta tolong pada rivalnya itu untuk mendidik Gun Woo.
"Aku baru kali ini mendengarnya meminta tolong", kata maestro Jung

Gun Woo tertegun mendengar cerita maestro Jung. Dia tak menyangka maestro Kang menilai dirinya seperti itu. Gun Woo mulai terlihat ragu. Maestro Jung tahu Gun Woo jadi ragu. Dia mendukung jika Gun Woo ingin kembali pada maestro Kang. Gun Woo lalu tidak jadi pergi dia berbalik dan berlari kembali pulang.
Dia pun semangat mengejar bis karena ingin cepat kembali.

Atas permintaan Gun Woo, Rumi menjemput maestro Kang yang sakit kakinya karena kelelahan berjalan-jalan dengan thoven sampai ke danau.
Maestro Kang lalu membicarakan soal pendengaran du rumi
"Tidak ada jalan untuk mengatasi pendengaranmu. Dokter itu temanku, kau tak bisa berbohong dariku
"Aku tahu, aku juga sudah ke rumah sakit lain dan semua dokter berkata aku akan tuli", kata Ru Mi pasrah
"Kamu ini tolol atau kamu belum bisa membayangkannya?!", Maestro Kang memarahi Rumi karena seperti tidak menyadari hal buruk yang bakal menimpanya
"Semua orang di sekelilingmu akan membisu, kau tidak mudah lagi bercakap-cakap, tidak bisa mendengar kicauan burung, suara ombak bahkan ada geledek atau mobil yang akan menabrakmu sekalipun kau juga tidak akan mendengarnya!", seru maestro kang mencoba menerangkan kemungkinan buruk yang diterima Ru Mi.
"Dan yang terutama musik dan biolamu itu semua akan hilang!"
"Aku tahu", Du Rumi mulai menangis

Tapi maestro Kang belum yakim rumi sadar akan hal buruk dan siap menghadapi semua itu.
Sedangkan Ru mi merasa maestro kang tidak tahu dia hati dia yang sebenarnya
Dia lalu menggambarkan hambatan besar yang akan dihadapi Rumi itu begitu menakutkan seperti jika dia tenggelam di danau di depan mereka.
"Lihat danau itu kotor, sangat dalam, dan tak berdasar, juga sangat sunyi, kau tidak bisa mendengar apa-apa, sampai kau putus asa sehingga kau mungkin ingin mati, dan tidak ada yang bisa membantumu. Tapi jika kau bisa mengatasinya kau akan kuat. jika tak percaya lompatlah ke sana", sindir maestro Kang.

Ru mi kesal dan panas dengan semua sindiran maestro Kang padanya.
"Aku akan buktikan", tantang Rumi
Dia lalu berlari menuju danau dan melompat terjun ke danau.

Maestro Kang terkejut, dia berteriak tak menyangka Ru Mi bertindak nekad.

< episode 6                                            episode 8 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)

Drama Bad Guy episode 2


Orang tua Hong Tae Ra telah datang ke pulau Jeju. Taera dan para staf perusahaan menyambut ke dua orang tuanya. Mereka menanyakan Mone, yang ternyata sedang pergi menenangkan diri.
"Bagaimana dengan yacht-nya apa Mone senang dengan hadiah ulang tahunnya itu?", tanya Ny. Hong.

Para kru telah membawa Gun Wook kembali ke darat. Sutradara sangat khawatir atas keadaan Gun Wook. Dia juga mengobati lagi luka di telapak tangan Gun Wook yang terbuka lagi. Gun wook waktu itu sempat terluka tangannya waktu memergoki Damil (asisten Choi Hee Joo yang membawa belati di dekat parasutnya).
"Aku tidak apa-apa, mungkin tali parasutnya memang sudah tua", kata Gun Ook sambil menyindir Damil
Damil merasa sangat bersalah atas kejadian itu. Tapi Gun Wook tidak terlihat marah dia bicara sambil tersenyum padanya.
Gun wook lalu memberikan sebuah kotak perhiasan pada Damil untuk diberikan pada Choi Hee Joo. Damil membuka isinya yang ternyata adalah origami bangau. (mungkin karena produksi bersama dengan jepang jadi pake origami khas jepang nih)

Moon Jae In telah membereskan urusannya di P. Jeju, dia lalu bersiap pulang lagi ke Seoul. Dia rupanya kecewa tidak bisa ikut acara ulang tahun Mone dan bertemu Hong Tae Sung. Di bandara yang sama Hong Tae Sung baru saja datang.

Keluarga Hong telah berkumpul untuk merayakan ultah Mone. Namun Mone yang berulang tahun belum muncul di sana.
Hong Mone yang bergaun putih tengah bersedih di hari ulang tahunnya. Dia pergi menenangkan diri dan duduk sendirian di kursi taman. Gun Wook telah siap beraksi, dia dengan berpakaian rapi mendekati Mo ne. Dengan gaya cool dia mendekat dan duduk di sebelah Mone (Gun Wook, dia itu masih remaja mau diembat juga ehm cemburu nih hehe)
"Gun Ook Oppa!, Kakak tadi terjun ya, siapa wanita yang bersamamu?",  Mone ingin memastikan
"Dia aktris"
"Namanya Choi Hoo Jee ya. Aku benci orang dewasa", kata Mone sedih. Dari pembicaraan di walkie talkie dia tahu pacarnya ada main dengan aktris itu. Mone lalu berkata ini hari ulang tahunnya
Gun Wook lalu mengambil 2 tangkai bunga yang tumbuh di dekat situ. Dia lalu jongkok di hadapan Mone sambil membawa 2 tangkai bunga.
Mone tersipu.
"Katanya kamu berulang tahun, 2 tangkai cukup khan ayo tiuplah", kata Gun Wook tersenyum
Mone bahagia, dia meniup bunga itu.
Upaya Gun Wook untuk mendekati Mone terhalang oleh datangnya seseorang laki-laki yang menegurnya dengan dingin.
"Oppa", kata Mone kaget. Mone meminta maaf pada Gun Wook atas sikap kakaknya lalu pergi bersama kakaknya
Gun Wook mengenali laki-laki itu dan tidak menyukainya.

Dia ingat orang itulah yang menggantikan posisinya dulu di keluarga Hong, Hong Tae Sung.
Gun Wook teringat lagi kejadian saat dia diusir dari rumah keluarga Hong, karena hasil tes DNAnya tidak cocok. Gun Wook masih berada di luar rumah keluarga Hong. Dia lalu melihat seseorang anak sebayanya dibawa masuk ke keluarga itu.

Keluarga Hong berkumpul untuk merayakan ulang tahun Mone yang ke 20.
Gun Wook menyaksikan acara keluarga itu dari dengan dingin dan tatapan dendam. Pacar Mone datang juga di acara itu.  Tapi Hong Tae Sung bersikap sinis padanya.
"Bukankah dia terlalu tua untuk jadi tunangan Mone. Mone bisa-bisa lari darinya", kata Tae Sung cuek (kenyataannya udah berduaan ama Gun Ook tadi hehe)
Ibunya menegur anaknya yang terlihat tak punya tatakrama. Tae Sung dirasa keluarganya anak pemberontak dan jarang dipedulikan.

Saat acara selesai, dari mobilnya Tae Ra dan Mone sempat menyaksikan Gun Wook yang berdiri dipinggir jalan. Tae Ra tiba-tiba teringat kejadian saat Gun Wook mengambil rambut di dadanya (jangan2 mulai suka nih)

Penyelidik dari kepolisian terus menyelidiki kasus tentang terbunuhnya wanita dari atas gedung waktu itu. Bukti-bukti yang dipunyai polisi salah satunya origami burung bangau yang terkena noda darah. Polisi juga mencari tau kekasih wanita itu. Mereka juga berhasil mendapatkan foto pacar wanita itu. Mereka tahu laki-laki itu sekarang ada di P. Jeju. 2 orang penyidik menunggu Hong Tae Sung di bandara. Saat Hong Tae Sung muncul mereka langsung menghadangnya. Gun Wook juga bermaksud pulang dan berada di tempat yang sama. Dia  terlihat puas saat mengetahui Tae Sung ditahan polisi.

Gun Wook telah sampai di apartemennya. Dia lalu masuk ke ruang rahasia. Di ruangan itulah Gun Wook bekerja merencanakan pembalasannya terhadap group haeshin dan masing-masing anggota keluarganya.
Gun Wook membersihkan diri di kamar mandi, sambil memandang cermin dia lalu tergingat jelas saat dia merayakan ulang tahunnya di keluarga Hong dalam suasana yang gembira.

Saat itu dia mulai merasa bahagian hidup di keluarganya yang baru. Tapi hari itu ada kabar buruk datang. Hasil tes DNA telah keluar dan rupanya DNA Tuan dan Nyonya Hong tidak cocok dengan Gun Wook. Tak lama kemudian Tae Sung kecil alias Gun Ook dikeluarkan dengan paksa dari rumah beserta barang-barang pribadinya termasuk lemari dan mainannya. Untung dipulangkan lagi ke desa karena dianggap menipu. GUn Wook kecil yang tak tau apa-apa hanya menangis di tengah derasnya hujan. ( tega banget knapa ga disuruh tunggu di dalem aja ni..dasar drama ya hihi)
Malam hari Gun Ook melihat Tuan Hong datang membawa seorang anak sebaya dengannya. Tuan Hong memanggil anak itu Tae Sung. Tuan Hong heran karena Gun Wook masih ada di luar rumahnya. Dia bertanya pada seorang pegawainya.
"Mengapa kau belum mengirimnya pulang?!", tegur tuan Hong
"Orang tuanya yang di desa yang akan menjemputnya kemari Tuan"
Pegawal Tuan Hong mencegah gun wook yang inginmasuk lagi ke dalam rumah. GUn Wook kecil didorong dan malangnya jatuh ke menimpa lemari kaca. Lemari kaca itu pecah dan punggung Gun Wook tergores memanjang yang cukup parah (bekas lukanya ada sampai sekarang).
"Jangan keras kepala, tunggulah sebentar sampai orang tuamu menjemput", tegur seorang pegawai prihatin

Tae Sung dibawa ke kantor polisi . Tae Sung terlihat begitu syok karena baru mengetahui bahwa kekasihnya telah meninggal dengan tragis.  Wanita yang meninggal itu adalah Nona Choi mantan kekasih Tae Sung. Wanita yang masih dicintai Tae Sung sampai sekarang. Tae Sung hanya terdiam pandangannya kosong, dia tak mempedulikan pertanyaan penyidik.
Teman wanitanya lalu datang ke kantor polisi. Penyidik memperlihatkan foto seorang wanita. wanita itu mengenalnya. Alibi Tae Sung kuat dia bersama teman wanitanya dan setelah itu ke bandara.
Tae Sung tertunduk menyesali kejadian di masa lalu saat dia berselingkuh dengan teman wanitanya dan kepergok oleh kekasihnya.
TaeSUng teringat saat dia dengan suka cinta memperkenalkan kekasihnya pada jamuan makan bersama keluarganya. Namun ternyata tangapan dari orang tuanya dingin belaka. setelah makan orang tuanya langsung beranjak pergi. Tae Sung lalu emosi, dia jadi marah-marah dengan kekasihnya dan mengajak putus. Tae sung menyesal sekarang.
Polisi Junior menyimpulkan itu hanya bunuh diri. Dia menyalahkan Tae Sung karena membuat seorang wanita bunuh diri.

Tae Sung mendatangi lokasi tempat kekasihnya meninggal. DiTempat itu masih tergambar sktesa posisi jatuhnya korban.Petugas ingin membersihkan tempat itu.
"Jangan dihapus, tolong jangan dihapus"
Dia lalu terduduk dan menangis sejadi-jadinya di tempat itu.

Suatu malam Gun Wook sedang duduk sendirian di tepi jalan. Dia mengingat lagi waktu dulu dia menunggu orang tuanya yang tak kunjung datang menjemputnya malam itu. Malam itu Anjing kesayangannya lari ke jalan  tertabrak mobil. Gun Wook kecil sedih karena anjingnya tak lagi bergerak saa dia memanggilnya. Dia mengeluarkan kotak hearing aids untuk ayahnya, dia pasangkan ditelinga anjingnya.
"Kau aku pinjamkan ya nanti kau harus mengembalikannya saat ayah ibu datang", kata Gun ook
Tapi anjingya juga tak kunjung meresponnya. Dan orang tuanya pun tak pernah kunjung datang. Mereka mengalami kecelakaan lalulintas dalam perjalanan menjemput Gun Ook di tengah badai hujan.
Gun Wook dewasa berkaca-laca mengenang kejadian itu.

Moon Jae In tiba di Seoul. saat makan bersama adiknya mereka menonton berita tentang kematian wanita yan jatuh dari apartemen baru-baru lalu. Jae In teringat saat itu dia ada di sekitar tempat kejadian dan menabrak seorang laki-laki yang memiliki bekas luka di punggungnya.Adiknya berkomentar
"Jangan-jangan dia yang membunuh wanita itu"
(padahal itu cewe keliatan baik dan kalem banget)

Gun Wook duduk melamun di halte bis, pandangannya tak lepas dari gedung yang ada di seberangnya. Dia sampai tak menanggapi ada gadis yang menanyainya.
Gedung itu ternyata adalah gedung kantor Haeshin group.

Suatu pagi, Choi Hoo Jee menunggu Gun Wook yang tengah berolah raga. Dia mengajak Gun Ook jalan dan makan. Gun Ook menanggapinya dengan dingin.
"Kau tidak mengerti arti bangau kertas yang kuberikan padamu?"
Dari damil asistennya Hee Joo lalu tahu bahwa benda yang diberikan padanya adalah cek dari teman kencannya dulu. Dia marah dan menghampiri Gun Wook yang tengah mandi di sasana olahraga. di depan Gun Wook, Hoo Jee menyobek cek itu. Gun Wook cuek dia hanya bersiul-siul (bekas lukanya keliatan jelas memanjang)

Tae Sung pergi ke kantor haeshin, dia menyelinap ke kontrol room dan berbicara pada ayahnya lewat pengeras suara.
"Ayah-ayah!"teriak Tae Sung"di perusahaan ini tidak ada yang tahu aku ini anakmu Hong Tae Sung. Kau berkata aku bukan manusia, aku akan buktikan .aku akan ke jepang dan tak kan kembali lagi!"
Ayahnya tertawa dan berkata bahwa itu baru anaknya.
KEbetulan Jae In sedang ada di kantor itu. Dia mendengar pernyataan Hong Tae Sung.
Tae SUng lalu diamankan sekuriti dan diusir ke luar. Tae Sung lalu pergi dari sana, dia lalu duduk berisitrahat di pinggir jalan.  Dia masih mengenang kekasihnya dia membuka dompetnya dan mengeluarkan foto saat dia masih bersamanya

Mone sedang menyetir mobilnya. Saat berhenti di lampu stopan, tiba-tiba dia dikagetkan seseorang yang membuka pintu mobilnya. Begitu tau itu Gun Wook, dia tersenyum.
"Mengapa tak kau kunci pintunya itu berbahaya", kata Gun Ook peduli
Gun Wook langsung duduk di mobil dan memasang sabuk pengaman dengan gaya yang cool(coba beneran ada cowo kyk gini, klepek2 deh).

Suatu kali giliran Gun Woo yang menyetir, dia membawa mobil melaju dengan kencang di jalan. Mone terkesan dibuatnya (tau aja nih cara bikin gadis2 senang). Jae In tak sengaja melihat Mone bersama seorang laki-laki di jalan. Jae In serasa mengenali pria itu.

Suatu hari Jae In mampir ke rumah keluarga Hong mengantarkan karya seni topeng titipan dari sebuah galeri di Jeju waktu itu. Dari sana dia mampir ke studio latihan Mone. Jae In menanyakan pria yang sempat dilihatnya bersama Mone
"Oh dia itu Oppa", jawab Mone gugup
"Dia kakakmu yang lebih muda ya?" , tebak Jae In
Mone berbohong mengiyakan.
"Eh tapi bukankah dia pergi ke Jepang?"
"Eh tidak ko". Jae In berkesimpulan orang yang di mobil itu Hong Tae Sung.
Jae In kemudian pulang, di luar dia melihat Gun Wook.
Gun Wook ternyata telah janjian akan datang ke studio Mone.
Mone yang sedang latihan balet, lalu menarik Gun Wook menari bersamanya.
Tiba-tiba Mone dikejutnya bunyi bel apartemennya. Dia terkejut melihat di monitor bahwa tunangannya Tn. Um dan kakaknya datang. Dia lalu menyembunyikan Gun Wook di closet (ruang baju).

Saat kakaknya datang dia begitu panik. Mone juga bahkan menumpahkan air minum dan memecahkan gelas. Kakaknya curiga ada orang lain di sana. Dia akan membuka pintu closet. Dan Gun Wook sudah ada di depan pintu
"Kita bertemu lagi", katanya pada TaeRa sambil tersenyum simpul (klepek2 deh).
Tae Ra sejenak terpana.

Dengan cuek Gun Wook berkata pada Mone bahwa dia tidak menemukan harmonika di sana.
Tn. Um tak mengenal laki-laki itu. Mone buru-buru berkata bahwa orang itu guru harmonikanya.
Gun Wook lalu pergi dengan cuek dari sana.Tae Ra tak percaya begitu saja dia mengejar Gun Wook sampai ke depan lift.
"Mengapa kau selalu berada di sekitar Mone?", tanya Tae ra curiga
"Kau tentu tak mudah dibodohi aku guru harmonikanya khan. karena aku ingin menemuimu.", kata Gun ook mulai mengeluarkan jurusnya. Tae ra kaget
"sejak kau dulu menamparku aku selalu ingat dan ingin menemuimu", tambah Gun Ok.
Tae Ra terhenyak.
Gun ook tak membiarkan Tae Ra ge-er.
"Kau tidak salah paham maksud perkataanku khan?" sindirGun Ook (oh my God dia mau memangsa 2 ce sekaligus). Tae Ra keki , Dia akan menampar Gun Wook lagi tapi kali ini Gun Wook menangkap pergelangan tangan Tae Ra.

Mone lalu datang, dia mengikuti Gun Wook masuk ke dalam lift walah kakaknya melarang. Kakaknya geram dia mengamati di lantai berapa lieraft itu berhenti, dia lalu naik lift berikutnya.
Di dalam lift Gun Ook berkata
"laki-laki itu Tn.  Um dari Grup  Chung So khan?", Gun Ook pura-pura cemburu dan marah. Mone jadi serba salah dan meminta maaf.
Gun Ook lalu pamit pergi dan meminta Mone kembali ke studionya.
"Mone, carilah laki-laki baik-baik yang hanya mencintaimu", kata Gun Ook.
Dia lalu melihat tangan Mone yang terluka.dan memegangnya, tapi kemudian langsung melepaskannya lagi.
"oh maaf. Katakan pada pacarmu untuk mengobati lukamu", kata Gun Ook pura-pura kecewa, sambil menutup pintu lift
Mone sedih ditinggal pergi Gun Woo (kasian juga Mo ne dimainin Gun Ook)
Mone lalu keluar lagi.Dan melarang Gun Wook pergi.
Dia menghampiri Gun Wook dan memeluknya. Gun Wook tersenyum penuh kemenangan. Dia juga tahu Tae Ra kan menyusulnya. Dia membiarkan Mone memeluknya. Saat pintu lift terbuka dan Tae Ra melihatnya, Gun Wook dengan sengaja memeluk Mone dihadapan Tae Ra uatuk memanas-manasinya.
(Gun Ook bener-bener gilaaa yang satu gadis polos yang satu wanita matang yang udah punya anak )

Jae In duduk di cafe di seberang apartemen Mone. Dia  memikirkan orang yang dilihatnya bersama MOne. Dia mengira pria itu Hong Tae SUng (ini cewe terobsesi amat pengen kenalan ama hong tae sung hehe). Dia lalu melihat Gun Wook keluar dari gedung apartemen. dia buru-buru membeli minuman untuk dibawa pergi dan bergegas keluar dari cafe. Jae In mengumpulkan keberaniannya untuk mencegat Gun Wook. Saat gun wook sudah dekat dia lari menubruknya dan menumpahkan minumannya.
Gun Wook kontan kaget Jae In pura-pura menyesal dan minta maaf.
"Oh kamu tuan Hong Tae Sung ya, saya minta maaf. Saya Moon Jae In", kata Jae In sambil menyerahkan kartu namanya (duh kok aku yang malu hehe)
Gun Wook agak bingung dipanggil Tae Sung, dia melihatnya kartu nama itu dengan cuek (emang apa maksudnya nih hehe). Jaen In juga melihatnya saat bersama Mone. Gun Wook hanya tersenyum simpul tahu ada gadis yang salah orang. Dia lalu pergi.


< episode 1                                                            episode 3 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)

Sinopsis Smile, You episode 30

Kang Hyun Soo membawa pergi Jung In dari rumah. GEum Ja dan Han Se berusaha mencegahnya. Tapi Hyun Soo tetap melaju. GEum ja terduduk putus asa di jalan karena gagal mengejar dan mencegak Hyun Soo pergi.

Di mobil Jun In bingung, dia meminta Hyun Soo kembali
"Kamu tidak ingin kembali ke rumah lamamu khan?" tanya Hyun Soo
"Iya aku ingin di sisi Oppa, oleh karena itu kembalilah", pinta Jung In takut
Kau katakan ingin di sisiku khan? tepati janjimu. Dan tetaplah di sana", kata Hyun Soo
Jung In bingung dan panik.

Hyun Soo memberhentikan mobilnya di sebuah hotel dan memesan sebuah suite room.
Jung In cemas karena Hyun Soo malah memesan kamar bukannya ingin pulang.
"Kita sementara tinggal di sini dulu sebelum mendapatkan tempat tinggal", kata Hyun Soo
Jung In cemas dia tidak setuju dengan cara lari seperti ini dia jadi mengomel (duh Jung In klo aku diajak lari suka aja hihihi).
"Kau merusak semuanya, setelah semua yang kita lakukan", kata Jung In marah
"Kita beri kesempatan ibuku untuk berpikir selama kita tidak ada di rumah", seru Hyun Soo
Mereka jadi bertengkar.
"berpikir? pikiran seperti apa? Bgaimana kalau ibumu berpikir wanita seperti aku lah yang menyebabkan anaknya pergi dari rumah", Jung in kesal dan cemas "Bukankah kau dulu menyuruhku bertahan."
"Apapun yang kau lakukan ibuku tetap tak akan menyukainya. Sudah lakukan saja apa yang kusuruh!", perintah Hyun Soo.
"Kalau begini mereka akan tambah membenci kita" kata Jung In masih belum terima.
Hyun Soo tidak menceritakan kepada Jung In soal ibunya berencana menyuruh Jung In dan keluarganya pergi ke rumah lama Jung In.



Jung In kesal dan ingin pergi dia mencoba menelepon ke rumah. Sang Hoon yang menerimanya.
Tapi Hyun Soo buru-buru memutuskan hubungan teleponnya. Dia lalu menarik Jung In masuk dengan paksa
"Kau sudah janji untuk tetap di sisiku!"

Di rumah Kakek suasana heboh dan geum Ja pun stress. Mereka tak menyangka hal ini terjadi. Kakek pun sampai marah menggebrak meja.
"Apa betul kau memberikan rumah lama Jung In pada Jung Kil?" tegur kakek pada GEum Ja.
GEum Ja mengaku salah. Jungkil berkata bahwa bukan dia yang memintanya. Jung Kil khawatir Geum ja menarik janjinya untuk memberikan rumah itu padanya. Jung Kil berkata keluarganya tak khan pergi pindah sampai ke dua anak itu ditemukan/kembali. Jung Kil meminta Han Se mencari mereka berdua. GEum Ja dan Jung Kil kembali ribut. Kakek kembali kesal pada mereka semua. Dan beranjak pergi
GEum ja juga stress dia putus asa. Dia meminta Jung Kil segera kembali ke rumahnya jika menemukan Jung In
"tapi khan dia ditahan Hyun Soo, bagaimana kalau Hyun Soo tidak mau?", desak Jung Kil
"kau bawalahlah Hyun Soo pergi sekalian denganmu", kata geum Ja pasrah dan putus asa


Di hotel Jung In masih marah pada Hyun Soo. Hyun Soo telah menyiapkan makan di kamar mereka dan mengajaknya ke meja makan. Jung In datang ke meja dengan malas-malasan. Hyun Soo mengajaknya berbaikan dengan menawarkannya minum dan mengajaknya setelah ini pergi ke luar berjalan-jalan.
Tapi Jung In masih marah, dia menghabiskan wine dengan sekali teguk. Jung In masih mengajak Hyun Soo pulang ke rumah. Hyun Soo kesal dia mengatai Jung In keras kepala.
Hyun Soo menyuruhnya makan. Jung In pun makan banyak dengan terpaksa dan kesal. Hyun Soo pun kesal dia ikut-ikutan tak mau kalah dia juga makan dengan banyak dan menyumpal mulutnya dengan banyak makanan.

Diam-diam Jung In kembali ingin menelepon ke rumah. Hyun Soo kembali mencegahnya. Jung In kembali ribut ingin kembali ke rumah. Tapi Hyun Soo akhirnya menelepon ke rumah. Ibunya menerima telepon tapi Hyun Soo hanya mau bicara dengan Sung Joon. GEum Ja stress dan putus asa. Jung in menegurnya karena bersikap seperti itu pada ibunya.
"Sudahlah kita jangan menghabiskan energi. Ayo kita susun rencana!",ajak Hyun Soo

Hyun Soo kemudian duduk di kursi membuat coretan berupa family tree dan menandai siapa-siapa di keluarga yang sudah mendukung mereka seperti Sung Joon dan Jung Kyung. Walau ibunya tidak stuju Hyun Soo berusaha untuk mendapatkan dukungan dari anggota keluarga yang lain. Jung In kali ini baru tersenyum. Hyun Soo menyruh tugas membujuk ayah dan kakeknya adalah tugas Jung In. Jung In baru percaya bahwa larinya Hyun Soo kali ini  untuk sesuatu yang baik bukan hanya emosional semata. Dia tidak marah lagi.
Mereka lalu kembali mesra.
Kakek rupanya terpukul. Dia sampai miunm banyak di restoran kakek Joon Bae. Kakek Joon Bae membawa Kakek Kang yang mabuk pulang ke rumah. Sang Hoon prihatin akan keadaan ayahnya. Di luar di menyalahkan Seo Jung Kil atas semua kekacauan ini dan ingin menghajar Seo Jung Kil.
"Bukan aku yang meminta rumah itu, istrimu yang memberikannya", kata Jung Kil membela diri
"Kau ini bukan manusia. Alasan aku menentang hubungan mereka bukan karena Jung In tetapi karena dia punya ayah sepertimu!", seru Sang Hoon

Malam hari Jung In tidak bisa tidur. Dia keluar dari kamar dan ingin Hyun Soo membantunya tertidur.
Bel kamar mereka berbunyi. Ternyata Sung Joon datang juga ke hotel bersama Ji Soo. dia membawakan baju-baju dan barang pribadi yang diminta Hyun Soo. Walau awalnya Jung In cemas, Sung Joon menghajar Hyun Soo tapi Hyun Soo dan Jung In lega kakak mereka datang. Hyun Soo meminta Sung Joon merahasiakan tentang rumah Jung In itu dari Jung In. Hyun Soo memeluk Sung Joon, dia senang kakak Jung In itu berada di pihak mereka.

Mereka menanyakan keadaan di rumah pada Sung Joon."Bagaimana keadaan di rumah?", tanya Jung IN
"Kacau. Bibi (geum ja) menangis terus"
Sung Joon mendukung Hyun Soo dan Jung In untuk sementara pergi dari rumah
Sung Joon belum ingin melepaskan mereka hanya berduaan saja di kamar hotel. Mereka lalu  dan minum-minum bersama. Hyun Soo senang melihat Jung In banyak tersenyum karena kakaknya datang.
Sung Joon sempat memberi tahu Jung In bahwa Jung Kyung tinggal satu rumah dengan Ji Soo
"rumah mereka kecil tapi lucu, kamu kapan-kapan main ke sana ya", kata Sung Joon
Sung Joon juga menyindir tentang rumah lama mereka.
"Aku ingin menunjukkan masa kecilku dan rumah lamaku pada Ji Soo. Hyun Soo, bisakah kau pinjamkan kunci rumah itu pada Bibi?", pinta Sung Joon keceplosan bicara
Tapi Hyun Soo menyuruh Sung Joon tutup mulut.
Jung In merasa aneh. "Mengapa kunci rumah itu ada pada Bibi?", tanya Jung In heran.
Hyun Soo berusaha mengalihkan pembicaraan. Ji Soo berkata bahwa Sung Joon pasti mabuk.
Jung In pergi cuci muka.

Hyun Soo lalu menyalahkan sung Joon
"tapi aku khan tidak membertahukan tentang ayah akan membawa kami pergi?", protes Sung Joon
Jung In ternyata menguping pembicaran mereka. Jung In mengaikan banyak peristiwa yang agak aneh akhir-akhir ini termasuk Hyun Soo yang pernah bertanya apa dia ingin kembali ke rumah lamanya. Jung in merasa frustrasi. Di hadapan Hyun Soo, dia lalu pura-pura lelah dan ingin tidur

Kakek malam itu tak bisa tidur. Dia juga merasakan sakit di perutnya semakin menjadi. Hyun Soo malam itu sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya . Dia juga menelepon seseorang dan janjian bertemu.
Pagi harinya, pagi-pagi sekali Hyun Soo diam-diam pulang ke rumah dan menemui ayahnya. Sang Hoon memarahinya karena gara-gara Hyun Soo ibunya dan kakek menjadi menderita. Hyun Soo ingin ayahnya memakluminya dan mendukungnya berhubungan dengan Jung In

Jung In baru bangun ketika Hyun Soo kembali lagi ke hotel. Dengan alasan mencari baju dalamnya, JungIn diam-diam menelepon ke rumah. Sang Hoon menerima teleponnya.
"Paman, jangan khawatir, Hyun Soo baik-baiks aja. Tenanglah , aku berusaha membujuknya untuk kembali ke rumah", kata Jung In

Kakek mendapat panggilan ke rumah sakit sehubungan dengan general check up yang baru saja diikuti kakek. Dokter mencurigai ada yang tidak beres di liver kakek. Dokter takut bahwa itu adalah kanker. Kakek harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Hyun Soo berkata pada Jung In akan pergi menemui seseorang untuk urusan pekerjaan. Han Se dan sekretarisnya menemukan cara untuk menemukan Jung In. Jung In terpancing dengan rencana mereka. Han Se lalu memanggil juga Bibi GEum Ja dan Jung Kil untuk "menangkap" Jung In. Hyun Soo dan Jung In akhirnya pergi bersama. Karena Hyun Soo ada janji mereka lalu berpisah.
Jung IN bertanya siapa yang akan ditemui Hyun Soo.
"Ini urusan pekerjaan, kalau aku katakan kamu juga tidak kenal. Aku khan harus bekerja keras untuk mencari tempat tinggal untuk kita", kata Hyun Soo. Hyun Soo memberikan kunci mobilnya kepada Jung In dan memintanya menunggu di mobil jika urusannya sudah selesai.
"Jaga baik-baik ya BEAT ini adalah harta pertama kita", nasehat Hyun Soo

Hyun Soo ternyata janji bertemu dengan mama Han Se. HYun Soo punya program penelitian yang ingin dia tawarkan pada Global Motors. Hyun Soo ingin menjualnya dengan harga tinggi. Mereka bermaksud menyepakati sebuah kontrak kerjasama. Dalam perjanjiannya itu Hyun Soo mengikutsertakan syarat tentang Jung In. Hyun Soo ingin orang tua Han Se mau melepaskan Jung In dan jangan mengganggunya lagi, karena dia yang akan menikah dengan Jung In. Hyun Soo beralasan dia tidak bisa konsen bekerja jika Jung In terus-terusan diganggu.

Jung In ternyata tidak jadi pergi dia mengikuti Hyun Soo sampai ke restoran itu. Dia mendengar namanya disebut di kontrak dia dengan GLobal. Jung In tak bisa mentolerir lagi sesuatu hal yang dilakukan di belakangnya termasuk oleh kekasihnya sendiri. (bukannya harusnya bahagia punya co tanggung jawab dan care banget).
Jung In menelepon Hyun Soo, Hyun Soo kaget karena Jung In sudah berada di sana.
"Apa yang kamu jual untuk mengganti harga cincin itu?", desak Jung In "Ternyata aku tahu mengapa Bibi menentang \hubungan kita karena ternyata bukan tentang masa laluku tetapi aku bisa merusak masa depanmu" tambah Jung In
Jung In harga dirinya terlalu tinggi, dia tersinggung dan pergi naik taksi. Hyun Soo berusaha mengejarnya tapi gagal.

Hyun Soo kembali ke kamar hotel ternyata Jung In tidak ada di sana. Jung in merasa dia sudah membebankan terlalu banyak dirinya dan keluarga pada Hyun Soo. Dia tidak ingin  Hyun Soo menanggung semua itu. Jung In lalu pulang ke rumah dan menghadap kakek. Dia ingin minta ijin kakek untuk membawa keluarganya pergi dari rumah kakek dan bertanggung jawab pada keluarganya sendiri. Hyun Soo tahu Jung In pasti pulang ke rumah, dia buru-buru pulang menyusul ke rumah. Geum Ja dan Jung Kil yang tadinya berniat menangkap Jung In kaget mengetahui Hyun Soo dan Jung In malah sudah duluan pulang ke rumah.

"Saya akan membawa keluarga saya pergi dari sini kakek", kata Jung In sambil berlutut minta ijin kakek.
Hyun Soo terhenyak mendengarnya. Dia berusaha mencegah Jung In.
Tapi kakek sudah terlanjut pusing. Dia lalu menyuruh seluruh keluarga Seo untuk pergi dari rumahnya.


< episode 29                                               episode 31 >

makasih buat sooinlove atas foto-fotonya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments(0)