Malam itu di taman, Park Jun Se ingin menyatakan cintanya pada Go Eun Sung.
"Seperti hari ini, kedepan nanti kita menjalani hari dengan masak bersama menciptakan masakan enak.Kita bisa menjalani hidup yang menyenangkan dan simpel seperti ini ", kata Jun Se memulai.
Eun Sung masih tak mengerti arah pembicaraan Oppa.
"Mulai saat ini aku tidak mau jadi kakakmu lagi. Aku ingin dianggap sebagai laki-laki (pacar maksudnya ya)", Jun Se menyatakan isi hatinya. "Tidak ada orang yang ingin dipanggil kakak oleh wanita yang disukainya bukan?"
Eun Sung terpana.
"Lakukanlah hal-hal yang kamu suka untuk dirimu.Nikmati hidupmu.Tidak usah pikirkan perusahaan hanya karena ingin mengalahkan ambisi orang lain. Tidak usah melakukan sesuatu yang kamu benci", katanya menambahkan.
"Tapi aku punya beberapa alasan, bukan karena benci saja dan ini juga sebagai rasa terimakasih saya pada Nenek", sanggah Eun Sung."Saya baru memutuskan dan baru memulainya"
"Aku banyak berhutang budi pada kakak. Maafkan aku karena buta terhadap perasaan kakak. Tapi aku tidak bisa senang-senang menikmati hidup (pacaran). Bagaimanapun saya harus masih memikirkan Eun Woo. untuk sampai saat ini aku tidak bisa menerimanya.Maaf..."
Air muka Jun Se mulai berubah menahan kecewa.
"Tapi sampai kamu menemukan Eun Woo, biarkan saya tetap di sisimu ya", pinta Jun Se (siapa tau ada kesempatan lagi ya). Eun Sung tersenyum.
Jung pulang dan menangis. Dia berkata melihat Eun Sung masuk ke apartemen Jun Se bersama Jun Se. Ibunya Oh Yong ran juga syok. Dia berbicara dengan nenek. Kali ini dia tidak bisa bersabar lagi terhadap Eun sung.
"Mengapa ibu tidak menyuruhnya pergi dari sini. Jung ini anak perempuanku", Oh Young Ran bersedih untuk Jung.
Nenek berbicara dengan pelayan Pyo di teras.
"Mengapa Jun Se harus menyukai Eun Sung. Saya mengenal Jun Se dari dia kecil", Nenek seperti menyesal.
Eun Sung dan Jun Se tidak tau menau bahwa keberadaan mereka di apartemen Jun Se diketahui dan disalahtafsirkan oleh banyak orang.
Eun Sung pulang ke rumah larut malam. Dia menyapa nenek yang sedang ada di teras dengan riang.
"Aku tadi pergi menemui teman", kata Eun Sung.
Nenek bersikap dingin pada Eun Sung. Eun Sung tak mengerti.
Sampai di lantai 2 dia bertemu Nyonya Oh. Dia mengomel dengan putus asa pada Eun Sung.
"Sebenernya apa hutang kita di kehidupan lalu padamu? Kamu telah merebut warisan dari kami dan sekarang kamu juga merebut Jun Se"
Eun Sung terperangah, dia belum tau apa yang terjadi sebenarnya.
Jung juga keluar dari kamarnya dan memaki-maki Eun Sung.
Hwan merasa terganggu dengan suara berisik itu. Dia ingin ibunya dan Jung berhenti ribut dengan Eun Sung.
"Apa kalian tidak punya harga diri!", kata hwan sambil menggiring adik dan ibunya masuk ke kamar Jung.
"Bukankah Jun Se tidak menyukaimu. Apa istimewanya Jun Se", Hwan memang sebal pada Jun Se.
"Kalo seorang laki-laki tidak menyukaimu abaikan saja, apa laki-laki di dunia ini cuma Jun Se?", Hwan menasehati adiknya. (nasehat yang baik untuk para cewe ni:h!, walau tetep aja sedih :( )
Jun Se tiba di apartemennya. Dia kaget ayahnya telah berada di tempatnya dan langsung marah-marah.
"Apa keluarga Jung tau hal ini?", Jun Se tiba-tiba ingat Eun Sung.
"Menurutmu aku tau kabar ini dari mana? kau telah mengacaukan rumah itu!"
Jun Se menelepon Eun Sung. Dia khawatir Eun Sung mendapat masalah. Dia minta maaf pada Eun Sung.
Dari lobby kamarnya Hwan memperhatikan Eun Sung. (udah mulai suka ya...)
Keesokan harinya saat sarapan pagi, Hwan menengok tempat duduk Eun Sung di sebelahnya kosong (mulai tuh kehilangan). Eun Sung datang tapi dia langsung pamit pergi tanpa sarapan. Eun Sung merasa tidak enak.
Manager meminta stahun sekali karyawan menuliskan pujian, saran ataupun kritik ke sesama karyawan lain, tanpa harus mencantumkan nama kita. Masing2 orang dibagi kartu sejumlah karyawan (10 lembar). Hwan bingung kata-kata apa yang harus ia tuliskan untuk Eun Sung.
Restoran mereka sedang menyiapkan acara untuk peringatan ke 30 tahun. Eun Sung dan Hwan diberi tugas luar. Mereka bertugas menempelkan leaflet promosi acara restoran mereka. Eun Sung tidak sabar pada Hwan karena terlihat tidak trampil menggunting dan menempel. Saat menempelkan poster badan Eun sung sangat dekat dengan Hwan. Hwan grogi, jantungnya sepertinya berdesir (ah ha! padahal Eun Sungnya sih cuek aja).
Hwan kesal karena Eun Sung terlalu ramah walaupun dengan lelaki yang baru ditemuinya.
"Kamu nih memang hebat ya!", sindir Hwan
"Aku belum pergi (berkencan) dengan Jun Se. Hubungan kita tidak seperti" itu" ", Eun Sung mencoba menjelaskan
"Belum?. lalu mengapa kau pergi ke apartemennya?", Hwan penasaran
"Ini khan abad ke 21 apakah harus ada hubungan khusus jika perempuan datang ke rumah laki-laki?"
Jun Se datang ke rumah Hwan membawa seikat bunga. Nyonya Oh sempat heran maksud kedatangan Jun Se untuk menengok Jung. Jung dengan semangat ingin bertemu Jun Se
"Kamu ini benar-benar polos. bukannya JunSe sudah bilang tidak menyukaimu", nyonya Oh khawatir akan putrinya.
"Dia bilang menyukai Eun Sung, tapi tidak bilang tidak menyukaiku", kata Jung optimis
Jun Se menengok Jung di kamarnya. Dia ingin meredakan suasana.
Jung merajuk. Jun Se menggoda dan membujuknya agar Jung tidak marah padanya juga tidak pada Eun Sung.
"Kamu itu sejak dulu adalah adikku, sampai kapanpun kau tetap adikku"
"Kalau tidak ada Eun sung?"
"Ada atau tidak ada Eun Sung kamu tetap adikku. Bukankah dari dulu kamu juga sering mengenalkan pacar-pacarmu kepadaku"
"Tapi aku hanya ingin pamer agar kakak cemburu"
"Bukan Jung, karena Jung percaya padaku, dan merasa aman memberitahukan apa saja. Dari kecil aku selalu menemanimu juga menggendongmu. Karena aku kakakmu. Tidak ada apa-apa antara aku dan Eun Sung. Eun Sung hanya menganggapku sebagai kakaknya, akulah yang menyukai Eun Sung"
"Mengapa kakak suka pada Eun Sung?"
"Karena cara berpikirnya dan hatinya..."
Saran dan krtik dari masing2 karyawan sudah dibagikan. Hwan membaca kartu2 untuknya. Dia berusaha menebak kira-kira siapa menulis apa. tapi dia tidak berhasil menebak mana tulisan Eun Sung. Dia penasaran dengan 1 kartu ucapan yang berbunyi
"Walau temperamenmu tidak baik, tapi aku percaya kamu bukanlah orang yang tidak baik".
"Apa mungkin Eunsung yang menulisnya?", Hwan bertanya-tanya
Jun Se mencegat Eun Sung sepulang kerja yang terlihat mulai menghidar.
"Aku sudah menemui Jung dan keluarganya. Aku jelaskan kita tidak ada hubungan apa-apa. Bahwa akulah yang menyukaimu dan mengejarmu... Bukankah memang begitu yang sebenarnya..."
"Bukan begitu kak", Eun Sung merasa tidak enak. "Jika situasi dan kondisiku tidak seperti sekarang, tentulah aku termasuk orang-orang yang mengejar kakak"
Eun Sung menelepon rumah nenek dan berkata dia akan tidur di rumah temannya
"Apa ibu yang menyuruhnya?", kata hwan berusaha menutupi kesepiannya.
"Tidak, dia berkata akan ke rumah temannya di Bu Am Dong"
Begitu mendengar nama Bu Am Dong, nenek langsung luluh. Itu alamat tempat tinggalnya dan Eun Sung di kamar yang sempit dulu. Nenek mengingat saat-saat yang hangat bersama Eun Sung.
Keesokan harinya Di tempat kerja hwan menyapanya
"Kamu perempuan yang berani tidur di luar rumah ya", sindir Hwan (bilang aja kangen...Hwan)
Hwan mengajaknya bergegas tugas luar. Hwan berpromosi sampai panti jompo. karena acara mereka memberikan makanan gratis bagi nenek yang berusia di atas 65 tahun. Eun Sung heran melihat Hwan bisa bercanda dan menggoda nenek-nenek.
"Aku memang pintar bergaul dengan orang tua"
"Tapi aku tidak pernah melihatmu begitu dengan nenek"
"Itu karena sejak kedatanganmu suasana hatiku selalu jelek"
Sorenya Eun Sung menelepon nenek, ingin berbicara di kantor. Tapi nenek menyuruh Eun Sung berbicara di rumah.
Eun Sung tidak enak pada nenek ingin pamit pergi dari rumah itu.
"Itu bukan salahmu karena Jun Se menyukaimu", kata nenek
"Tapi nenek khan jadi bersedih untuk cucu kandung nenek karena melihatku"
"Aku hanya aneh, dua cucuku terlibat cinta segitiga dengan seorang pria",
Nenek tidak mengijinkan Eun Sung pergi dari rumah.
Acara ulang tahun restoran berlangsung hari ini. mereka semua sibuk. karyawan dari pusat termasuk Seung Mi ikut membantu. Mereka juga mengorganisasi sukarelawan. Dan ternyata Hyeri dan Jun Se datang sebagai sukarelawan. Hwan dan Eun Sung kaget.
Semua begitu sibuk kedatangan banyak pelanggan dan tidak sempat istirahat. Hwan melihat Eun Sung kerepotan karena lelah. Dia bermaksud menolong. Tapi Jun Se sudah datang duluan menolongnya.
Jun Se meminta Eun Sung istirahat sebentar.
Eun Sung menurut dia pergi ke roof garden. Dia berbaring di bangku kecil dan akhirnya tertidur.
Hwan kebetulan juga akan mengaso sebentar di sana. Saat akan pergi dia melihat Eun Sung tidak nyaman tertidur di bangku kecil. Tergerak hati Hwan untuk memperhatikan Eun Sung. Dia mengambil bangku tambahan dan menaruhnya di kaki eunsung. Dia juga khawatir kalau Eun SUng kepanasan. Hwan menarik pot tanaman besar dan menaruh dekat kepala Eun Sung agar tidak kepanasan. Hwan lama memandangi Eun Sung yang tertidur
Saat itu Jun Se naik ke atas. Dia terkejut dan terpukul melihat dari Hwan melindungi Eun Sung dari panas matahari dan memandangi Eun Sung. Jun Se cemburu tak menyangka hwan diam-diam begitu memperhatikan Eun Sung.
Acara ini sukses. Mereka merayakan dengan makan bersama lalu berkaraoke bersama. Hwan dan Seung Mi risi melihat kedekatan Jun Se pada Eun Seung (Jun Se sekarang jadi lebay deh). Eun Sung didorong berkaraoke berdua dengan Jun Se. Jun Se memegang tangan Eun Sung. Hwan terbelalak hatinya panas. tak mau kalah dia juga lalu menarik Seung Mi menyanyi bersamanya. Seung Mi menggandeng tangan Hwan. Dan Eun Sung tak menyangka dia juga tidak nyaman melihatnya.
Hwan melihat Jun Se sendirian di luar. Dia sudah tak tahan akan sikap Jun Se.
"Mengapa kamu malah mengurusi restoran orang lain dan meninggalkan restoranmu sendiri?", Hwan memaki Jun Se "Kamu juga malah bersenang-senang di sini sedangkan adikku Jung menangis di rumah untukmu"
"Sejak kapan kamu Hwan begitu mempedulikan adikmu, bukankah kau tak pernah mempedulikan siapapun. Ada apa ini sebenarnya Hwan, mengapa kamu sewot. apa karena Eun Sung?", Jun Se membalasnya
Seung Mi tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka
"Ayo ungkapkan saja apa yang ada dalam hatimu. Apa karena Eun Sung?", Jun Se memanas-manasi Hwan.
Hwan memukul Jun Se
"Benar, ini karena Go Eun Sung"
< episode 15 episode 17 >
0 comments:
Post a Comment