Nenek tak sadarkan diri, keadaannya gawat. dia segera dibawa ke rumah sakit dan langsung masuk ruang operasi.
Operasi nenek selesai. Hwan dan keluarganya kaget ternyata nenek selama menderita Alzheimer taraf awal.
Hwan curiga pak Pyo mengetahui hal ini. Dia berbicara dengan Pak Pyo di luar. Dia heran kenapa hal ini selama ini disembunyikan darinya.
"Nyonya melarangku memberitahu siapapun", kata Pak Pyo
"Tapi ini khan Alzheimer dan aku cucunya", Hwan kecewa
"Selama ini Nyonya merasa Oh, Jung atau Hwan tak pernah peduli kondisinya", lanjut Pyo.
Eun Sung yang mendengar tentang Alzheimer juga kaget.
"Tapi dulu hasil periksaan CT scan nenek menunjukan normal, bahwa dia hanya luka luar", kata Eun SUng memotong.
Hwan bertambah heran karena Eun SUng dan Pyo tau yang tidak dia ketahui tentang nenek.
"Sebenarnya bagaimana kejadian kamu pertama kali bertemu nenek?!", desak Hwan pada Eun Sung. Eun Sung bercerita dia bertemu nenek saat berjualan kue di Jung Ru dan ketika pulang melihat nenek terjatuh di tangga. Pak Pyo membenarkan tempat itu tempat nenek berjualan kue beras pertama kali, dan nenek akan ke sana jika ada sesuatu yang harus dipikirkannya.
Hwan benar-benar tak tahu apa-apa. Dia heran padahal Eun Sung dan Pyo bukan keluarga.
"Ini hanya masalah kepercayaan", kata Pyo. Hwan baru menyesal sekarang dia terbukti tidak memperhatikan nenek dan nenek jadi ga percaya sama hwan.
Nenek sadar dari biusannya. Semuanya lega.
Kata pertama yang nenek ucapkan , "kontraknya berhasil didapat ya?", ktanya pada Hwan. hwan cemas
"nenek begitu bahagianya?". Nenek mengangguk Hwan meminta nenek beristirahat jangan banyak bicara. Nenek tahu Hwan sekarang perhatian padanya. Nenek tersenyum.
Hwan berjalan-jalan ke luar. Dia kaget ternyata Eun Sung masih menunggu di bangku taman .
"Kau masih di sini sejak tadi?", sapa hwan
"Bagaimana nenek sudah sadar?"
Hwan mengangguk. Eun Sung lega. Hwan memintanya pulang
Eun Sung pulang ke rumahnya dia prihatin kondisi nenek. Dia ingat saat-saat bersama nenek di ruangannya.
Esok paginya Seung Mi diberitahu oleh ibunya agar segera ke rumah sakit karena nenek dirawat di rumah sakit dan keluarganya menungguinya sejak semalam. Seung Mi kaget, ibunya sudah menyiapkan bubur dan makanan untuk keluarga Hwan (pendekatan ceritanya) di rumah sakit.
Di rumah sakit Hwan kurang respond terhadap perhatian Seung Mi yang datang membawakan makanan untuknya. Hwan minta semua orang pulang, dia yang akan menjaga nenek.
Jung berangkat kerja. Di restoran Jun Se menghibur Jung.
"Walau nenek membuatku miskin seperti pengemis tapi tetap saja aku tidak mau nenek mati", Jung menangis.
Di rumah sakit Hwan kaget mendapati kondisi nenek tiba-tiba menurun. Nenek menderita komplikasi pneunomia setelah operasi. Kondisi nenek jadi memburuk dia mengalami koma. Oh Yong ran dan Hwan menangis.
Park Tae So dan Baek Sung Hee kembali menyiapkan rencana ulang untuk menghadapi nenek dan mengambil alih perusahaan untuk mencegah perusahaan jatuh ke tangan Eun Sung.
Jun Se mengunjungi Eun Sung ke restoran. Dan mengajak Eun Sung menengok nenek bersamanya.
Jun Se bertemu Nyonya Oh dan Jung di ruang tamu, mereka menyambutnya. Namun mereka kembali emosi melihat Eun Sung dan ingin mengusirnya. Jun Se membela Eun Sung. Dan mereka pun baru tahu bahwa nenek sekarang sedang koma. Eun Sung Syok dan memaksa ingin bertemu tapi tentu Nyonya Oh tak percaya. Jun Se terpaksa membawa Eun Sung keluar. Hwan melihat Eun Sung sudah keluar bersama Jun Se dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Di luar Jun Se bertanya mengapa Nenek begitu berarti buat eunsung.
"Nenek itu mengerti, percaya dan mengasihi orang seperti aku", kata Eun Sung. Saat Eun Sung bersama nenek dia tidak punya siapa-siapa di sisinya. Eun Sung menyesal nenek keburu koma, dia belum sempet membela diri bahwa dia tidak bersalah bahwa Seung Mi dan ibunyalah yang berbohong.
Seung Mi datang ke rumah sakit dia berniat menggantikan nyonya Oh dan menemani Hwan berjaga malam di rumah sakit. Hwan menanggapinya dengan dingin. Dia sebenarnya ingin sendirian tapi Seung Mi bersikeras. Saat Seung Mi ingin mengganti hwan menjaga nenek, Hwan keberatan . Dia ingin Seung Mi pulang. (kasian deh Seung Mi, Hwan mulai ga percaya).
Park Tae So dan Sung Hee menjalankan aksinya. Mereka menyebarkan isu tentang penyakit nenek ke internet dan ke bursa saham. Isu merebak, nilam saham turun. Park Tae So lalu minta ijin Jun Se untuk membeli saham atas nama Jun Se dengan dalih ingin menyelamatkan perusahaan dari krisis.
Park Tae So menemui keluarga Hwan. Hwan heran, nenek baru dirawat 1 minggu tapi isu dan dampaknya di perusahaan sudah meluas. Park tae so mengajukan usul , mereka bisa menggagalkan surat wasiat nenek jika mereka membuat pernyataan bahwa nenek membuat surat wasiat dalam keadaan tidak sadar dan pikirannya terganggu, karena nenek sudah mengidap penyakit ini sebelumnya
"Pikirannya terganggu? apa maksudmu?", Hwan tersinggung , dia merasa nenek masih sehat pikirannya
"Ini agar warisan tidak jatuh ke tangan Eun Sung"
"Aku tidak mengijinkan selagi nenek masih hidup!", kata Hwan (bagus Hwan..I luv u)
Tiba-tiba Eun Sung nyelonong masuk dan memotong
"Aku tidak menginginkan warisan itu!". kata Eun Sung ingin berkata jujur.
Namun keluarga Hwan dan Park Tae So emosi melihat Eun Sung. Mereka ribut. hwan pusing.
"Hentikan!", teriak Hwan. Hwan langsung menarik Eun Sung keluar.
Di luar dia bicara
"Kamu ini jangan bodoh. Dalam keadaan sekarang tidak ada yang akan percaya kata-katamu". Hwan minta pengertian dan kesabaran Eun Sung. Hwan percaya Eun Sung tapi dia belum bisa membuat keluarganya percaya. Hwan sebenarnya tersiksa.
"Tapi aku takut nenek meninggal sebelum mendengar penjelasanku", kata Eun Sung panik
"Tahan kata-katamu! Siapa yang akan meninggal? ", potong Hwan. Hwan tak mau membayangkan itu.
"Jangan datang dulu, ini saat yang sulit bagiku. Jangan membuatku merasa bersalah karena menjadi seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungimu", lanjut Hwan sedih.
Hwan pulang ke rumah. Dia ke kamar nenek. Dia ingat saat nenek menyuruhnya berhenti sekolah di luar negeri dan berkata ingin hwan menggantikannya di perusahaan.
Saat itu nenek berkata dirinya sudah tua. Hwan menyesal mengingat itu, mungkin saat itu nenek sudah merasakan penyakitnya.
Di halaman rumah sakit, eun Sung masih cemas menunggu kabar nenek. Seung Mi memergokinya. dia menyuruh Eun Sung pergi
"Siapa kamu berani mengusirku?!", Eun Sung marah
"Tidak ada yang nyaman kau ada di sini. kau seperti menunggu berita kematian saja", Seung Mi beralasan.
"Aku hanya ingin bertemu nenek sekali saja.Tidak semua orang berpikir sepertimu!", balas Eun Sung.
Hwan yang baru datang melihat kejadian itu.
Di kamar rumah sakit. Hwan minta Ibunya pulang dan minta Seung Mi mengantar ibunya pulang. Hwan beralasan dia ingin sendiri.
Saat tidak ada orang, Hwan menemui Eun Sung.
"Masuklah, temui nenek", kata Hwan (dari dulu kek Hwan dapat ide kayak gini)
Eun Sung masuk ke kamar nenek dan berbicara pada nenek yang sedang koma sambil menangis.Dia ingin nenek percaya bahwa dia bukan penipu.
" Aku tak tahu nenek sebelumnya juga tak tahu siapa Hwan walau Seung Mi sering menyebut namanya"
Sambil memegang tangan nenek Eun sung mengutarakan betapa berartinya nenek yang begitu baik padanya, saat dia sebatang kara dan tak ada yang peduli dengannya.
Hwan menghibur Eun Sung, bahwa nenek pasti mengerti isi hati Eun Sung. Lalu Eun sung menyarankan agar Hwan juga mengutarakan hal yang ingin dia sampaikan selagi sempat.
Hwan menangis mengutarakan perasaannya dan kekhawatirannya akan kesehatan nenek. Dia juga memberanikan diri mengungkap kematian ayahnya yang selama ini ia simpan sendiri. hwan memegang tangan nenek dan meminta maaf karena dia lah sebenarnya yang menyebabkan ayahnya meninggal tertabrak.
"Maafkan aku dulu tidak pernah menceritakannya, Nenek. aku tidak berani, karena nenek begitu sayang pada ayah", aku Hwan
Hwan sangat menyesal dia menangis sambil memeluk nenek.
Hwan keluar ke taman bersama Eun Sung. Hwan membagi luka hatinya pada Eun Sung, menceritakan tentang bagaimana dia syok tak bisa bicara beberapa hari sejak ayahnya meninggal, traumanya pada sup dan kelakuannya buruknya dulu.
"Nenek pernah memarahiku dan berkata aku anak tak berguna. Sejak itu aku marah dan berulah jadi anak badung", kata Hwan menangis
"Aku tidak pernah berkata kau orang tak berguna dan tak pernah berpikiran kau orang yang jahat", hibur Eun Sung sambil memegang Hwan. Dia lalu memeluk hwan dengan sayang dan berusaha empati pada Hwan.
"Mengapa selama ini kau simpan beban ini sendirian, kau pasti sangat terluka". Eun Sung ikut menangis merasakan kepedihan hwan.
Jun Se tiba-tiba datang ke rumah sakit. Dia menyaksikan sendiri Eun Sung memeluk Hwan dengan sayang. Jun Se terpukul. Dia langsung berbalik dan berjalan gontai dengan hati terluka. Dia patah hati mengetahui Eun Sung juga ternyata menyayangi Hwan
Jun Se menelepon Lee Hyun Jin mengajaknya minum. Hyun Jin tidak bisa menemaninya. Ayah Eunsung menemani Jun Se minum.
"Gadis seperati apa yang tidak menyukaimu?", kata Pyung Joong. (itu anak Appa loh!)
"Ada orang lain di hatinya. Hatiku rasanya patah jadi dua, saya tak tahu lagi harus berbuat apa", kata Jun Se pilu.
Hwan dan Eun Sung masuk lagi ke kamar nenek. Mereka berbicara berdua di depan nenek.
"Aku tahu nenek percaya padamu", kata Hwan. Eun Sung lega.
Seung Mi datang lagi ke rumah sakit. Dia melihat Hwan dan Eun Sung berdua di kamar nenek. Dia kembali terluka, dan menangis di luar.
Hwan dan Eun Sung tertidur berdampingan di sisi nenek. Ketika sadar mereka berdua malu. Dan saatmereka melihat nenek, nenek telah sadar dari komanya.
< episode 22 episode 24 >
0 comments:
Post a Comment