Powered by Blogger.
RSS

IRIS episode 13

Choi Seung Hee sedang mengamati gudang yang dicurigai sebagai sarang teroris. Tiba-tiba seorang teroris menodongkan pistol ke punggungnnya dari belakang. Dia digiring masuk ke dalam. Kim Hyun Jun kaget Choi Seung Hee berada di sana tertangkap. Seung Hee terpana melihat Hyun Jun ada di sana. Mereka sempat berpandang-pandangan (duh setelah lama ga ketemu...dan masing2 mengira pasangannya meninggal).
Mereka akan menyakiti Seung Hee. Hyun Jun reflek akan menolong. Sun Hwa berusaha mencegah Hyun Jun dari tindakan ceroboh (klo cinta suka ceroboh ya).


Seorang teoris mengenali Seung Hee sebagai orang yang NSS waktu itu mengontak rekannya (saat Seung Hee mengontak Sa Woo)
"Jadi kamu yang membunuh A1 dan A2", kata seorang wanita sambil menodongkan pistol.
seorang teroris punya ide yang lain.
"Hyun Jun, apa kamu mengenal orang ini", tanya pimpinan
"Tidak, selain orang di departemen saya, saya tidak mengenal yang lainnya", kata Hyun Jun
Para teroris merasa tempatnya sudah tidak aman mereka pergi bergegas dari gudang itu.

Jin sa Woo datang ke gudang yang dimaksud. mereka menemukan mobil Seung Hee ada disekitar itu. tapi teroris sudah tidak berada disana, begitu juga Seung Hee tidak berhasil ditemukan.

Direktur Baeksan memberikan sebuah foto lama kepada Jin Sa Woo, dia ingin Sa Woo mencari pria di foto itu. Dia dari dahulu diincar Baeksan tapi lolos. Baeksan mendapat info orang itu sedang berada di korea sekarang. dia pasti ke korea karena Kim Hyun Jun. Jin Sa Woo melakukan penelitian dengan software NSS. Dengan menggunakan software itu wajah sekarang bisa digambarkan , orang itu adalah the voice.

Seung Hee disekap di suatu tempat. Hyun Jun khawatir. Kim Sun Hwa tau perasaan Hyun Jun dan mengamati Seung Hee untuk Hyun Jun. Ahli IT teroris berhasil mengetahui bahwa Seung Hee mempunyai posisi yang lumayan di NSS. Pemimpin teroris berusaha mendapatkan password level 1 NSS dr Seung Hee dan kemudian membiarkan anggotanya membunuh Seung Hee untuk balas dendam. Hyun Jun tahu itu dan merasa khawatir akan keselamatan hidup Seung Hee.

Kim Sun Hwa melihat ahli IT temannya sedang mengakses computer Seung Hee dari jarak jauh. Di Komputuer itu dia melihat ada foto Sun hwa dan Park Chul Yong di Hungaria.
"Katamu Hyun Jun di budapest saat itu. apa kira-kira Hyun Jun dan tawanan itu saling mengenal ya?", dia berpikir kritis. Sun Hwa mengalihkan pembicaraan.
Saat temannya pergi ,dia buru-buru mengakses komputer Seung Hee dan menghapus foto-foto yang bisa mencurigakan (foto Seung Hee berdua dengan Hyun Jun di Akita).

 Pimpinan teroris menyuruh Hyun Jun untuk menginterogasi Seung Hee dan menanyakan password.
"Kamu berdua dari tempat yang sama. Gunakan matode apapun agar dia bicara. lakukan dengan cepat",perintah pimpinan
Mereka berdua berhadapan (merasa terharu tapi berusaha tidak terlihat saling mengenal dan harus menjalankan tugas masing-masing). Hyun Jun memberi kode morse pada Seung Hee agar jangan sampai mengatakan password kalau tidak dia akan mati. SEung Hee mengerti.
Hyun Jun menanyai SEung Hee dengan keras
"Mengapa kau hianati organisasi dan negaramu",Seung Hee penasaran
"Sebutkan password!", gertak Hyun Jun pura-pura
"Katanya kau juga dia pernah  NSS kau juga tau itu tidak mungkin didapatkan"
Hyun Jun berteriak sambil menampar Seung Hee dengan keras. Agar terlihat sungguh-sungguh. Kemudian Hyun Jun memukul Seung Hee lebih keras dan lebih keras lagi (mata Hyun Jun berkaca-kaca) sampai muka Seung Hee  berdarah dan jatuh tak sadarkan diri. Dia merasa lebih aman jika sementara Seung Hee pingsan.  ( duh ga tega banget liat wajah Hyun Jun yang melakukan itu karena terpaksa buat wanita yang dicintainya)



 Presiden telah mengetahui keadaan gawat ancaman bom nuklir di Seoul. Dia memerintahkan baeksan agar NSS mengatasi hal ini. (salah nyuruh orang pak!)
Mijung, staff NSS mengingat pertemuan dengan kekasihnya, dia tersenyum. Kekasihnya tak lain adalah Vick. Dia menelepon kekasihnya agar tak datang ke seoul (karena staff NSS telah tau Seoul terancam bom nuklir)


Baeksan diberitahu bahwa kemungkinan Choi Seung Hee jatuh ke tangan teroris. Lalu dia menelepon seseorang bahwa telah terjadi kesalahan kecil, bahwa wanita itu tidak perlu mati.

Pimpinan teroris menanyakan proses interogasi pada anak buahnya.
"Hyun Jun, apa kau itu bermaksud membunuhnya? Aku khan hanya menginginkan password itu"
Pimpinan minta dia disuntik serum kebenaran agar mengaku. Seung Hee disiram air agar sadar.
"Agen NSS biasanya disuntik vaksin", Hyun Jun berusaha menghalangi.
Seung Hee disuntik serum, dia setengah sadar. Hyun jun khawatir. Seung Hee menyebutkan nama, tetapi tetap sadar untuk tidak menyebutkan password.
Mereka menyuntikkan serum lagi. Hyun Jun mulai panik. Tiba-tiba pimpinan mendapat telepon. Dan berkata Seung Hee harus dilepaskan. Anak buahnya protes. Tapi itu perintah.
Hyun Jun dan Sun Hwa diminta membawa Seung Hee keluar. Di tengah jalan Hyun Jun menepi, Dia meminta Sun Hwa menunggunya di situ. Hyun Jun ingin mengantar Seung Hee secara pribadi. Hyun Jun membawa Seung Hee yang tak sadarkan diri ke depan rumah Sa Woo(rumahnya dulu jg). Dia mengusap Seung Hee dengan lembut dan mencium keningnya, lalu pergi (ga tega liat Seunghee babak belur dan pingsan).

Sa Woo tiba di rumahnya, dia kaget melihat Seung Hee yang pingsan dan babak belur. Dia segera menolongnya.

Sa Woo sudah berhasil menemukan rumah persembunyian "The Voice". Tim IRIS dari NSS dipimpin oleh Sa Woo menyerang tempat dengan senapan otomatis. Baeksan menunggu di mobil. Para pengawal the voice ternyata dikalahkan dengan mudah. (Sa Woo terlihat begitu hebatnya menerang sambil berdiri dan ga terluka sedikitpun). Setelah semuanya aman Baeksan ditemani Sa Woo menemui "The VOice"  yang terbaring tak berdaya di tempat tidur pasien. Musuh lama bertemu kembali. Mereka sempat berbasa-basi.

Hyun Jun menghubungi The Voice di telepon umum. Dia menunggu telepon dari the Voice yang tuk kunjung datang. Dia tanya pada Sun Hwa apa bisa melacak jejaknya. Sun Hwa merasa tidak cukup data untuk mengenal kembali tempat itu saat mata mereka ditutup, banyak sekali kemungkinan arah.

Dalam keadaan terjepit, The voice mengaktifkan 2 kamera tersembunyi di kamarnya, dia mengirimkan rekaman video tersebut langsung ke kim hyun jun. Kim Hyun Jun panik melihat hal itu. Dia minta Sun Hwa melacak sinyalnya dan menemukan rumahnya.
baeksan membiarkan the voice mengatakan kata-kata terakhirnya
"Kamu tidak akan selamanya menang"
"Aku akan mengingat hal itu", kata baeksan
Baeksan mengeluarkan pistol dengan peredam. Membawa bantal dan mentupkan bantal itu ke muka musuhnya. Dia lalu mengarahkan pistolnya tepat di atas bantal. Bulu-bulu kapuk berhamburan.
Hyun Jun yang menyaksikan langsung lewat HPnya, berteriak.



< episode 12                                               episode 14 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment