Shim Gun Wook datang ke kantor Haeshin untuk menjalani hari pertamanya sebagai karyawan grup Haeshin. Dia lalu menuju lift . kebetulan Taera juga tiba di kantor dan menunggu lift dan sedang menunggu Lift.
"Mengapa kamu kemari tanpa Tae Sung?", kata Taera was was
Gun Wook malah sesemakin mendekat, dia perlahan memegang dagu Taera dan mencium lembut pipinya (huuuuu pengen nangis..)
"Ini hari pertamaku bekerja di sini, mohon bimbingannya", bisik Gun Wook lembut.
Lift sudah sampai lantai paling atas dan tak terasa turun kembali. Jae In berada di lantai satu menunggu Lift dengan karyawan lain. Saat lift terbuka Gun Wook dan Taera ada di dalam. Taera buru-buru keluar dari lift dengan gugup (Taera bukannya tadi mau ke atas?? apa mereka di lift tadi ngapain lagi sampe taera gugup gitu). Jae In masuk dan bertanya pada GUn Wook.
"Dia kakaknya mone khan?"
Gun Wook merasa tidak nyaman karena bertemu Jae In saat dia baru saja bersama Taera.
Gun Wook lalu mengobrol di selasar kantor dengan Jae In. Jae In memberi selamat pada Gun Wook yang berhasil bekerja di grup Haeshin.
"Aku pikir mereka benar-benar membencimu. tapi mereka memberimu posisi di perusahaan. Apa kau akan menikah dengan Mone?"
"Tidak. Hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan Mone", jawab Gun Wook jujur sekaligus tidak enak pada Jae In.
Gun Wook lalu memberikan suatu amplop pada Jae In.
"Ini hadiah dariku karena diterima bekerja".
Jae In melihatnya dan tahu itu sebuah fitness centre elit. Gun Wook memberitahu bahwa Tae Sung biasa pergi ke sana sepulang kerja. Jae In berterimakasih karena tau keanggotaan di sana pasti mahal. Gun Wook sepertinya jadi mendukung Jae In mendekati Tae Sung.
Gun Wook diperkenalkan dengan timnya, dia ditugaskan bersama Tae Sung di bagian konstruksi. manager meminta Gun Wook mengambil file di ruang Tae Sung. Gun Wook masuk dan melihat-lihat. Dia melihat papan nama Tae Sung di meja, lalu sok duduk di kursi Tae Sung. Dia teringat ucapan seorang bapak dari desanya. bahwa ada laki-laki yang selalu menengok makam orang tuanya. Tak lama kemudian Tae Sung datang, dia heran melihat GUn Wook ada di mejanya.
Dia lalu menegur Gun Wook
"Aku menunggumu, mengapa tadi kau tak menjemputku!"
"Aku khan harus pergi bekerja", dalih Gun Wook
"Mulai besok jemput aku dulu!".
Detektif Kwak dan Lee menemui Ny. Shm di kantornya di Dindin Gallery. Jae In melihat mereka saat mengantarkan minuman untuk Ny. Shim. Mereka membahas tentang Choi Sun Young juga mantan kekasih Tae Sung yang telah tewas. Detektif juga menanyakan hong tae sung yang tertukar itu. Detektif memberitahu bahwa Tae Sung yang tertukar itu pernah satu panti dengan Choi Sun Yong. DEtektif meyakini bahwa anak itu sekarang sudah besar dan berada di antara mereka. DEtektif memperingatkan bahwa anak itu mungkin saja ingin balas dendam pada Tae Sung yang sekarang karena dia menyakiti kakak pantinya. (duh detektifnya pinter Gun Wook dah mau ketahuan)
Ny. Shim tak percaya dia meyakini bahwa dia mendapat laporan bahwa anak itu sudah meninggal 20 tahun yang lalu. (misterius nih...apa ada yang mau nyembunyiin klo tae sung tertukar aka gun wook itu ada tapi pura-pura dibilang meninggal? klo ya siapa?)
Ny. Shim menelepon pelayan wanitanya dan menyuruhnya menyelidiki kebenaran hidup dan matinya anak yang tertukar itu.
Sepulang kerja Jae In sudah berada di tempat kebugaran. Seperti diperkirakan Gun Wook tak lama kemudian Tae Sung datang. Tae Sung melihat Jae In di atas sepeda statis, dia seperti senang kebetulan melihat Jae In di sana (padahal Jain emang sengaja dateng! hehe). Tae Sung kemudian ikut bersepda statis di dekat Jae In. Jae In sok jual mahal dan pergi dari sana. Jae In lalu menuju alat bench press, Tae Sung juga iseng mengikuti kemana Jae In pergi. Namun saat Jae In mencoba treadmill, Jae In tak melihat tae sung di sekitarnya. Jae In tak sadar memandang sekeliling mencari Tae Sung.
Tae Sung yang memperhatikan Jae In dari kejauhan hanya tertawa geli melihat Jae In yang jaim ternyata mencarinya juga. Tae Sung memanggil Jae In, eh Jae In malah kaget dan jatuh terpeleset dari treadmill.
Jae In benar-benar terkilir dan tidak bisa berjalan. Tae Sung menyuruhnya naik ke punggungnya. Tae Sung menggendong Jae In dan membawanya ke rumah sakit.
Tae Sung yang terbiasa jadi tuan muda yang seenaknya sempat berteriak teriak di UGD minta Jae In segera ditangani. Tae Sung akhirnya sadar dia harus bicara sopan pada dokter dan juga harus mendaftar dan mengurus administrasi pasien. Oleh bagian administrasi Tae Sung sempat ditanya apakah dia pasangan pasien? Tae Sung tersipu mendengar pertanyaan itu. Akhirnya semua urusan dan penanganan Jae In selesai. Namun Tae Sung kembali harus mengurus pembelian obat ke bagian farmasi.
Begitu semua beres tae Sung mengantar Jae In pulang. Jae In minta diturunkan di jalan menuju rumahnya. Jae In berkata dia dari sini bisa pulang sendiri karena sudah dekat. Tae Sung khawatir ingin mengantar Jae In, Jae In bersikeras.
Sebelum pulang Tae Sung memberikan obat pada Jae In
"Diminum 30 menit setelah makan. Pastikan kau meminumnya aku harus menunggu antrian 20 menit untuk obat ini", ujar Tae Sung bangga
Tapi tiba-tiba Jae In yang terpincang-pincang hampir terjatuh lagi (kata Gun Wook juga dulu Jae In gampang banget jatuh spt waktu di bis bareng Gun Wook yang dia pikir Tae Sung). Tae Sung dengan sigap menangkap Jae In.
Mereka lalu saling memandang. Tae Sung pun tergerak mencium Jae In. Mereka berciuman di pinggir jalan.
Ketika Tae Sung pergi, Jae In menelepon Gun Wook mengucapkan erimakasih atas kartu angota pusat kebugaran itu.
"Tapi aku sementara idak bisa pergi ke sana, aku tadi saja baru pulang dari rumah sakit", cerita Jae In
Gun Wook langsung cemas mendengar kata rumah sakit. Tapi Jae In lalu berkata bahwa dia hanya terkilir. Dia lalu bercerita bahwa tae Sung yang mengurusnya. tuan muda itu harus ke sana kemari merngurus administrasi, ke bagian Xray dan juga ke bagian farmasi.
"Dia pastinya akan melakukannya, itu bagus. Orang pertama yang seharusnya dia perhatikan (Choi Sun Young) belum sempat dia urus", kata Gun Wook. Tentu saja Jae In tak mengerti arah pembicaaran Gun Wook.
Gun Wook merencanakan sesuatu berkaitan dengan aktifitas anak sulung keluarga Hong, Hong Tae Gyun yang sudah dia amati akhir-akhir ini. Suruhan Gun Wook diminta mengirim dokumen ke rumah kelaurga Hong tepat di saat Hong Tae Gyun tiba di rumah.
Hari itu Hong Tae Gyun pulang ke rumahnya(ga tau dari mana nih). Semua anggota keluarga datang. Termasuk Tae Sung yang datang diantar Gun Wook. Mone senang Gun Wook Oppanya datang, dia langsung menggandeng tangan Gun Wook.
Ny. Shim tidak suka melihatnya. Mone senang karena ternyata ayahnya menerima GunWook bekerja di perusahaan.
Namun tae Gyun heran karena orang yang Mone aku kekasihnya itu adalah asisten pribadi Tae Sung.
Tae Sung sebal pada ibunya karena terlihat sekali ibunya berbeda saat memperhatikan Tae Gyun.
Tae Sung tidak bisa berbasa-basi dan mulai bertingkah. Ibunya kesal dia lalu nyeletuk.
"Kekasihmu saja kau tak bisa menjaganya. Kau menelantarkannya dan lalu dia bunuh diri karena pasti kau yang terlalu memberinya harapan!"
Tae Sung kembali rapuh saat dia diingatkan bahwa dia adalah penyebab kematian Sun Yong. Tae Sung langsung pergi dari rumah. Tak hanya Tae Sung sebenarnya yang sedih, Gun Wook juga matanya berkaca-kaca teringat kejadian itu.
Tak lama kemudian Gun Wook melihat sebuah dokumen datang untuk Tn. Hong, dia tersenyum. Tn. Hong tidak mengerti maksud kiriman itu, tapi tae Gyun keburu melihatnya dan buru-buru mengambil dan mengamankan dokumen itu dari ayahnya.
Gun Wook di halaman kelaurga Hong bersama Mone mengajak Sodam bermain. Mone meniup gelembung, dan Gun Wook menggendong-gendong Sodam (udah pantes Oppa...sama calon anak ya hehe).
Lalu Taera keluar mencari anaknya. Gun Wook sepertinya tahu bagaimana mengambil hati Taera, seorang ibu akan tersanjung jika ada orang yang memperhatikan anaknya. Gun Wook akhirnya mendapat kesempatan untuk bicara berdua dengan Taera di serambi rumah.
|"Sodam gadis yang cantik dan itu menurun dari ibunya", kata Gun Wook mulai mengeluarkan jurusnya (Oppa, kalau adam cakep nurun dari mamanya gaaa?? ngareeep)
"Kejadian kemaren itu adalah sebuah kesalahan!", kata Taera mengomentari kontak fisiknya dengan Gun Wook belakangan ini.
"Kesalahan?", tanya Gun Wook memancing Taera.
Taera tak tahan dia lalu pergi. Namun Gun Wook menahan dan menggenggam tangan taera.
Tak lama kemudian Gun Wook permisi pulang.
Dari kejauhan pelayan wanita keluarga Hong tanpak curiga akan kedekaan Gun Wook dan Taera, dia juga agak curiga karena Gun Wook sudah masuk ke dalam gudang dan makan permen di sana.
Mone kembali. Dia tak menyangka Gun Wook Oppa sudah pergi. Dia tadinya akan menunjukkan permainan harmonikanya pada Gun Wook.
"Ini hadiah pertama yang Oppa berikan padaku", kata Mone pada Taera
Mone secara serius mempelajari harmonica diam-diam selama ini.
"Apa kamu begitu menyukainya?", tanya Taera prihatin
Mone mengangguk yakin.
Tae Sung ternyata benar-benar terpukul karena sindiran ibunya. Dia pergi ke tempat mayat Sun Young jatuh dan menghabiskan beberapa botol soju di sana.
Gun Wook sudah hampir iba di rumahnya dan sempat menganggu Won In yang dia temui di jalan. Tiba-tiba dia mendapat telepon dari sekuriti apartemen Tae Sung yang lama. Mereka menemukan Tae Sung yang mabuk di depan apartemen. Gun Wook malas mengurus Tae Sung, dia lalu menelepon Jae In dan memberi kesempatan padanya untuk kembali dekat dengan Tae Sung.
Jae In sempat memilih-milih baju yang cocok, lalu berangkat menuju alamat apartemen yang diberikan Gun Wook. Dia dibantu sekuriti mencoba mengangkut Tae Sung ke dalam mobil. Pada saa yang sama detektif kwak dan Lee datang mencari Tae Sung. Jae In berkata bahwa Tae Sung sedang mabuk.
Jae In lalu mengenali mereka tamu yang tadi datang ke gallery. Jae In lalu menanyakan maksud detektif itu.
"Kami menyelidiki kasus kecelakaan yang terjadi di tempat ini baru lalu"
"Saat kejadian itu aku juga mengemudi lewat daerah sekitar sini", celetuk Jae In. Jae In tiba-tiba teringat saat menabrak seseorang. "Aku bahkan menyenggol seseorang"
"Pria atau wanita?
"Laki-laki ko.... "
Bagaimana cirinya?", detektif Kwak tertarik
"cukup tinggi...berbaju hitam"
Detektif Lee merasa ciri itu sama seperti yang dilihat saksi lain yang menyaksikan Sun Yong bertengkar dengan seseorang yang dipanggil tae sung sebelum kejadian.
"Apa ada ciri lain yang khusus?"
Jae In mencoba mengingat-ingat
"Di punggungnya...ada sebuah bekas luka"
Pada saat yang bersamaan, Gun Wook tiba di apartemennya, sambil membuka bajunya dia mengambil dan memperhatikan foto dirinya dengan Jae In.
Saat bajunya terbuka di punggung Gun Wook terlihat jelas bekas luka...
Aku sebenarnya agak sedih sama laki-laki seperti Gun Wook, dia iri sama Tae Sung. Saat dia liat Tae Sung main robot-robotan yang dia dulu suka main, Gun Wook kesal dan dendam. Dia seperti ingin banget balas dendam, dia rencanain semua dengan matang. Daripada cape hati balas dendam kenapa dia ga pake kemampuan dan bakat brilliantnya itu untuk hal lain..Maju dan jangan tengok ke belakang, lupakan pahit masa lalu, lupakan dendam...My Poor Gun Wook.
< episode 9 bag. 1 episode 10 >
0 comments:
Post a Comment