Powered by Blogger.
RSS

Sinopsis Bad Guy Episode 8 bag. 1

Moon Jae In berjalan tak menentu, dia bahkan tak sadar dirinya berjalan ke arah mobil yang lalu lalalng. Shim Gun Wook dengan sigap membawa Moon Jae In ke pinggir jalan.

Jae In lalu curhat
"Apa bedanya kita ini dengan mereka?!", ujar Jae In sedih
Jae In sekarang merasa sadar bahwa dia diberi baju oleh mereka itu hanya bagi olok-olokan mereka saja.

"Bagi mereka aku seperti dari dunia berbeda, bagi mereka aku ini hanya orang yang rendah", tutur Jae In berkaca-kaca.
Mendengar keluhan  itu membuat Gun Wook bertambah iba padanya. Matanya berkaca-kaca karena empati pada Jae In. Gun Wook rela menyediakan diri sebagai tempat Jae In melampiaskan marahnya.
"Anggaplah aku ini Hong Tae Sung seperti pertama kali kita bertemu. Marahlah padaku. Ayo cobalah!"
 Jae In lalu mencoba saran Gun Wook untuk menumpahkan semua kekesalannya karena masalah topeng itu. Lama kelamaan Jae In menangis. Gun Wook bertambah tak tega, rasaya sayang dan empatinya membuatt air matanya ikut mengalir di pipinya.
 Dia mengusap rambut dan pipi Jae In, memegang pipinya dan memandangnya penuh rasa sayang. Gun Wook yang menyayangi Jae In tak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya.
Gun Wook mengecup bibir Jae Indengan lembut dan penuh perasaan, semua terjadi dengan spontan begitu saja..

Hong Tae Sung sedang mengemudikan mobilnya, dia seperti melihat dua sosok orang yang dikenalkan. Dia lalu memundurkan mobilnya. Dan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri Gun Wook, asisten pribadinya itu mengecup bibir Jae In, wanita yang ingin dikejarnya.

Setelah beberapa detik Gun Wook akhirnya sadar. Dia melepaskan ciumannya, lalu memegang bahu Jae In, dan merasa tidak enak karena lancang pada Jae In.
Jae In yang sekilas sempat tak melawan tak suka dengan tindakan Gun Wook. Dia menyindir Gun Wook.
"Kamu suka padaku ya?!", sindir Jae In
sikap Jae In sudah jelas dan tegas dia tidak mau didekati oleh Gun Wook. Jae In menyindirnya pula bahwa bagaimanapun Gun Wook itu secara resmi berkencan dengan Mone. Jae In lalu beranjak pergi dari situ meninggalkan Gun Wook. Hong tae Sung pada saat yang sama pun pergi dengan hati yang panas.


Jae In masih berjalan tak tentu arah. Dia pun akhirnya singgah di warung soju pinggir jalan. Dan minum sendirian.
Di meja lain di belakangnya, Gun Wook diam-diam masih mengawasi Jae In. Gun Wook terus mengikuti Jae In pergi. Jae In yang tengah mabuk tak sengaja melempar kaleng bekas dan mengenai 2 orang yang sedang berkencan di taman. Si lelaki marah dan hendak menyantroni Jae In. Tapi Gun Wook secara sigap menghadang laki-laki itu (my hero ini ko baik banget sama Jae In ...).

Tae Sung akhirnya menghentikan lagi mobilnya. Dia masih kesal membayangkan apa yang dia lihat barusan. Dia keluar dari mobilnya dan berusaha melampiaskan kekesalannya. Dia lalu menghubungi Gun Wook. Eh Gun Wook malah tak menjawab panggilannya. Tae Sung makin kesal.

Gun Wook yang sempat kehilangan jejak Jae In karena menghadang seorang lelaki, akhirnya melihat Jae In sedang duduk di tangga dekat rumahnya dan tertidur sambil duduk dan kembali merasa iba. Gun Wook langsung menghampiri Jae In dan perlahan meletakkan kepala Jae In di bahunya dan membiarkan Jae In tertidur bersandar padanya (bikin cemburuuuuuu).
Tak hanya itu saja, Gun Wook ternyata terus menerus membiarkan Jae in bersadar padanya semalaman sampai fajar pun tiba.

Gun Wook lalu mengambil Hp di tas Jae In dan menset alarmnya beberapa menit lagi. Dia juga mengambil sapu tangan Jae In, lalu secara perlahan melepaskan kepala Jae In dari bahunya. Dia lalu membaringkan kepalanya Jae In ke tembok yang terlebih dahulu dia tahan dengan saputangan dengan lembut dan sayang.
Gun Wook dengan berat hati lalu pergi dari situ (duh OSTnya melow banget)

Alarm Hp Jae In berbunyi, Jae In terbangun dan kaget dia tertidur di sana. Dia buru-buru pulang ke rumah tanpa tahu apa yang terjadi semalam. Gun Wook ternyata masih tak jauh dari sana, bersembunyi mengawasi Jae In (kasian banget Oppa sama aku dan RF aja lah)
Dia hanya bisa memperhatikan Jae In diam-diam.

Sesampai di rumah, Gun Wook mengambil foto saat dia bersama Jae In di taman dulu.
Dia memandang foto itu menciumnya dan menaruhnya di dadanya lalu tertidur di atas sofa. (sepertinya dia berusaha mengenang untuk Jae In terakhir kalinya).

Shim Gun Wook kembali menghubungi  Mone. Dia lalu menunggu di depan rumah keluarga Hong. Mone gembira melihat Oppa-nya dan langsung memeluknya.
"Oppa aku sangat merindukanmu"
Gun Wook hanya membelai rambut Mone tanpa perasaan.
Shim Gun Wook sendiri tidak pernah terlihat gembira bersama Mone (seperti cuma formalitas).

Mereka berdua kemudian minum bersama di sebuah cafe.
"Oppa mengapa begitu sampai di sini tak meneleponku?"
"Aku sibuk mengurus ini itu", jawabnya berdalih.
"Kakak dan ibuku ak menyangka Kakak akan secepat ini membawa Kak Tae Sung kembali", Mone tersenyum nakal.
Daripada mendengarkan Mone, Gun Wook malah tertarik untuk memperhatikan sebuah lukisan dua orang yang berada di tengah padang rumput yang luas(padahal Mone cantik gitu malah liat lukisan hehe).
 Gun Wook merasa aneh melihat gambar itu. Orang-orang itu mempunyai perasaan marah, suka atau tidak suka rasanya semuanya akan sia-sia (kok seperti menggambarkan diri gun wook sendiri)
"Kalau aku dalam keadaan suka atau tidak suka selama aku memilikimu aku akan merasa bahagia", ungkap Mone polos

Di apartemennya Hong Taera mencoba berbicara dengan suaminya perihal info perusahaan mertuanya dan mengenai mertuanya yang meinjam uang pada ayahnya.
"Kau tenang saja bisnis ayahku berjalan lancar, hanya akan memperluas usaha", katanya menutupi
"Sebentar juga ayahku akan mengembalikannya", tambah suaminya.
"Tapi biasanya ayahmu tidak pernah mengembalikan uang yang dipinjam dari ayahku", kata Taera.
Suaminya tersinggung dan pergi.

Pagi-pagi Gun Wook sudah siap di depan mobil menjemput Hong Tae Sung dari apartemennya. Begitu melihat Gun Wook, Hong Tae Sung langsung lari menerjang Gun Wook,mendesaknya ke mobil dan mencengkram bajunya.
"Ngapain kamu semalam dan mengapa tak menjawab teleponku! Apa hubunganmu dengan Moon Jae In!", seru Tae Sung marah
Namun ternyata itu cuma ada dalam bayangan Hong Tae Sung, Hong Tae Sung sepertinya berniat membiarkan hal itu sementara waktu. Gun Wook lalu mengantar Hong Tae Sung yang mulai berkantor di grup Haeshin.

Moon Jae In di Dindin Gallery kembali menghadap Ny. Shim, dia menyerahkan undangan pembukaan Gallery. Beresama itu ia meminta maaf atas kejadian kemaren yang membuat Ny. Shim kecewa kepadanya.

Gun Wook seetlah mengantar Hong Tae Sung, dia memarkirkan mobilnya di Dindin Gallery. Jae In agak ragu menemui Gun Wook setelah kejadian kemaren malam. Namun bagaimanapun dia ingin mina tolong pada Gun Wook unruk bersedia menolongnya mengantar Ny. Shim ke acara sosial.  Sebelum pergi detektif Kwak mendatangi DinDIn Gallery untuk mencari petunjuk dari Ny. Shim. Detektif mengeluarkan sketsa Hong Tae Sung/Gun Wook kecil. Ny. Shim sempat kaget melihatnya tapi dia beralasan sibuk.

Hari ini Ny. Shim mau menghadiri acara sosial. Dia lalu menuju mobil dan tidak menyangka bahwa Shim gun Wook lah yang mengantarnya ke sana. Gun Wook yang tahu Ny. Shim jengkel padanya malah sengaja mengerjai ny. Shim. Dia dengan cuek mengunyah permen karet dengan tidak sopan dan bahkan mengerem mobil mendadak.
Sesampai di sana, Gun Wook masih mengerjai Ny. Shim dengan beberapa lama tak membukakan pintu. Ny,Shim mengetuk-ngetuk jendela dengan kesal (madam jutek itu mah kerjain aja lah wkwkwkwk)

Ternyata Taera juga tengah berada di acara yang sama. Dia sempat melihat Gun Wook dan hatinya merasa berdebar.
Ny Shim lalu menyuruh Gun Wook pergi, tapi pada saat yang sama koleganya menyapa Ny. Shim dan menyangka dia datang dengan putri dan putranya. Mereka mengira GunWook adalah Hong Tae Sung. Ny. Shim berusaha menyangkal, tetapi Gun Wook maju menghampiri dan mengucapkan salam kepada mereka.
Ibu-ibu terkesima atas kesopanan dan ketampanannya.

Gun Wook lalu beranjak pergi. Saat yang sama ada bus datang dan keluarlah dua anak tuna rungu yang bertanya tanya pada Ny. Shim. Ny. Shim kebingungan. Gun Wook melihat mereka dan maju menghampiri.  Gun Wook menerjemahkan bahasa mereka pada Taera. Bahwa mereka sebenarnya ingin  ke toilet.
GUn Wook lalu berkata pada mereka dengan bahasa isyarat dengan ramah (duh berunungnya anak2 itu dapet senyum manis Oppa..Oppa emang cinta anak-anak)
Taera terkesan melihatnya
"Kamu bisa bahasa isyarat?", tanya Tea ra
"Iya sedikit"
"Dari mana kamu belajar?"
"Sudah lama, dari ayahku", jawab Gun Wook (ayahnya yang di desa tunarungu)
Gun Wook lalu beranjak pergi, dia juga tak lupa menatap Taera penuh arti, Tae ra diam-diam memandanginya pergi
(sepertinya ada wanita yang jatuh cinta nih hehe)

Detektif  Kwak juga mendatangi kantor Hong Tae Sung, dia menemui Hong Tae Sung ke ruangannya. Tae Sung lalu berkata bahwa Tae Sung yang tertukar itu berasal dari desa Mirang.
Pada saat yang sama setelah mengantar keluarga Hong. Gun Wook pergi ke desa tempat kecilnya dulu.


< episode 7 bag. 2                                 episode 8 bag 2 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment