tHong Tae ra terbuai oleh perhatian Gun Wook padanya. Dia jadi sulit untuk berpisah dengan Gun Wook "Gun Wook tetaplah di sisiku"
Gun Wook membelai kepala Taera, dan mencium keningnya, dia pun jadi ingin berciuman dengan Taera.
"Unni...", katanya lirih
Gun Wook dan Taera baru sadar ada yang memperhatikan mereka. Taera sangat malu karena tertangkap basah adiknya. Gun Wook merasa menyesal karena Jae In harus menyaksikan itu.
Jae In buru-buru pergi. Gun Wook mengejar Jae In ke luar. Tapi tak berhasil menemukannya.
"Jae In-a!", seru Gun Wook memanggil-manggil.
Jae In bersembunyi di dekat pagar. Mone muncul di depan Gun Wook. Mone yang sakit hatinya mengajak Gu Wook bicara.
"kita bicara nanti saja ya", kata Gun Wook tak peduli pada Mone, dia ingin mencari Jae In.
Mone lalu berseru
"Sebenarnya aku tahu Oppa tidak menganggapku seorang wanita. . Namun aku berharap lambat laun jika aku bertambah dewasa kakak menganggapku seorang wanita. Oppa tak pernah berkata menyukai, mencintaiku. Tapi itu tak menjadi soal bagiku yang panting selama Oppa tidak bersama seseorang aku ada di samping Oppa"
"Di dunia ini tidak semua yang kamu suka bisa kamu dapatkan. Kamu terbiasa selalu mendapa apa yang kamu mau"
"Apa Oppa menyukai Unni?! Mengapa harus Unni..?!"
Mone mulai kalap dia memukul mukul bahu Gun Wook. Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Jae In yang bersembunyi dekat pagar mendengar pembicaraan itu juga sambil menangis dan syok. Dia tidak pernah membayangkan Gun Wook bermesraan dengan Taera. Jae In pulang naik taksi di taksi dia masih terus menangis. Gun Wook mencari Jae In dengan khawatir, dia menelepon terus Jae In. Tapi Jae In masih terlalu syok untuk menerima telepon. Dia melamun dan memandang kosong ke depan.
Supir taksi menanyakan tujuan Jae In pargi, Jae In yang tidak konsen hanya menjawab "ke rumah Gun Wook". Supir taksi itu bingung. Jae In terus menggumam dan berbicara pada supir taksi "Pak apa betul dia bukan menyukai Mone tapi menyukai kakaknya?"
Supir taksi makin bingung.
"Nona, Anda mau pergi ke mana?", kata supir mengulangi
"Ke rumah Gun Wook" (si eneng bikin pusing bapak aja nih)
Gun Wook mencari sampai berlarian ke seputaran rumah Jae In (dia juga blom tahu yang mana sebenernya rumah Jae In).
Dia berusaha menelepon Jae In tapi teleponnya tak pernah diangkat. Gun Wook sampai ke daerah pertokoan. Kebetulan pada saat itu Won In sedang melihat-lihat baju di sebuah toko. Baju itu masih cukup mahal untuk WOn In. Pada saa yang sama seorang pengutil barang/ pencuri masuk ke toko pakaian mencuri pakaian. begitu si empunya curiga dia langsung menghilangkan barang bukti dan memasukkannya ke tas Won In. Won In ketahuan sang pemilik membawa baju mereka. Won In menyangkal tapi pemilik toko tak percaya dan akal memukulnya. Gun Wook datang mencegahnya.
Won In dibawa ke kantor polisi, Gun Wook menyertainya.Gun Wook kesal sudah jelas-jelas Won In menyangkal dan berkata tidak mengenal orang yang menaruh barang ke tasnya, tapi dipaksa mengaku sebagai komplotan pengutil. Gun Wook ingin membayar baju-baju itu tapi pemilik toko tidak rela masalah ini selesai begitu saja.
Jae In yang ditelepon adiknya tiba menyusul di kantor polisi. Jae In heran melihat ada Gun Wook di kantor polisi. Dia langsung emosi. Gun Wook juga tak menyangka bahwa Won In temannya itu adik Jae In.
"Pak polisi tahan dan penjarakan saja dia!", Jae In minta polisi menangkap Gun Wook
"Unni, tapi Ahjusshi ini yang menolongku!", kata Won In membela Gon Wook
Tapi Jae In sudah terlanjur marah.
"Ga pa pa tahan dan borgol saja dia, dia ini terlibat kejahatan pak , pembunuhan"
Jae In mulai kalap melihat orang-orang diam memandangnya
"Pak , mana pak borgolnya sini, tahan saja dia!"
Gun Wook membawa Jae In dan memeganginya. Jae In marah
"Setelah membohongi Monet, kamu mau menghancurkan Taera. Kamu ini bermusuhan dengan mereka?! Namun kamu meminta aku percaya padamu?! Kamu sebaiknya ditahan biar tidak bertemu orang lain lagi!", seru Jae In kalap
Gun Wook memeluk Jae In dari belakang berusaha menenangkan Jae In yang sedang kalap.
Mone mengajak bicara kakaknya Taera. Dia marah-marah.
"Kau selama ini terlihat hebat dan sopan, tapi kau malah bermesraan dengan pacar adikmu sendiri!"
Mone bingung karena Taera tidak ingat akan statusnya. "Kau ini menjijikkan. Aku tidak akan membiarkan kalian, aku tidak ingin kalian pun hidup!"
"Mone tapi hatiku, aku tak bisa mencegahnya, aku juga bingung", kata Taera
Mone tak tergerak sedikitpun "Kau ikutilah kata hatimu, dan aku pun akan mengikuti kata hatiku!"
Jae In akhirnya pulang dan termenung di rumahnya. Won In juga tak lama kemudian datang, dia membawa Gun Wook bersamanya datang ke rumah Jae In. Jae In marah dan minta Won In mengusirnya. Won In bersikeras bahwa Gun Wook itu tamunya, dia juga merasa berhak membawa tamu ke rumah. Gun Wook senang saja bisa maen ke rumah Jae In, dia sangat kompak dengan Won In. Jae In kesal dia pindah ke ruangan dalam.
Won In tak menyangka tapi juga senang ternyata Gun Wook juga mengenal kakaknya.
"Aku tadinya ingin menjodohkan kalian berdua. Namun begitu kakakku bersama seorang pria aku agak kecewa. Karena aku sebenarnya lebih menyukaimu , Ahjusshi" (Won In memanggil Gun Wook dengan ahjushi) Gun Wook melalukan tos dengan Won In.
"Apa Anda tahu laki-laki yang bersama kakakku?"
Gun Wook mengangguk.
Won In menanyai latar belakang Gun Wook. Jae In juga diam-diam mendengar. Jae In baru tahu bahwa Gun Wook yatim piatu , diadopsi lalu dibuang.
Tapi Won In berpikir positif. Dengan latar belakang seperti itu dan kehidupan Gun Wook sekarang Won In menilai kehidupan GunWook itu spektakuler! (Won In ini pinter ya..harusnya dia banyak kasih masukan buat Gun Wook biar tidak terbenam oleh dendam masa lalu)
Won In menyalakan aplikasi di ponsel. Menurutnya itu aplikasi pendeteksi kebohongan. Won In menyakan oendapat Gun Wook tentang kakaknya
"Dia itu tidak cantik, ukuran tubuhnnya juga tidak bagus. Dan parahnya lagi suka sok hebat!" , kata Gun Wook iseng memanas manasi Jae In.
Jae In lama kelamaan panas juga disindir Gun Wook, dia keluar.
"Apa kamu mencintai Hong Taera? Kamu mencintainya?!"
"Kalau kamu mencintaiku, percayalah padaku sampai akhir!"
Mereka jadi kembali bertengkar.
"Kamu urus saja urusanmu dengan Tae Sung dan aku akan urus urusanku sendiri (dengan Taera dan atau Mone)"
Gun Wook beranjak pulang saja, tapi Jae In menahan tangannya.
"Aku menyukaimu, aku suka padamu", kata Jae In menangis . GUn Wook terkejut
"Tapi aku ingin menyukai orang baik. Jika kau bersamaku aku akan melupakan hal yang tadi barusan kulihat", lanjut Jae In.
"Aku bukan sebaik yang ingin kaubayangkan", kata Gun Wook.
POnsel Jae In berbunyi. Mereka melihat penelponnya Hong Tae Sung. Gun Wook menyruh Jae In mengurus Tae Sung. Jae In mendengar suara Hong Tae Sung yang tengah menangis.
Jae In sepertinya masih peduli pada Tae Sung, dia datang menengok Tae Sung ke apartemennya. Tae Sung lega Jae In datang, dia menangis memeluk Jae In.
Jae In menghibur Tae SUng dan menemani Tae Sung hingga tertidur pulas di kakinya. Jae In lalu teringat Gun Wook saat menangis di pelukannya. Jae In lalu meletakkan kepala Tae Sung di sebuah bantal dan pulang.
Asisten Tn. Hong kembali menyelidiki orang yang kartu namanya diberikan oleh Tae Gyon. Dia merasa jika orang itu menipu tak mungkin dia memakai nama sebenarnya (menurutnya bukan shim gun wook yg ini). Tapi dia berusaha mengkonfirmasi dengan berusaha menghubungi kang Yung Chul yang ditemukan di Australia. Dia menyruh orang untuk berpura-pura berbisnis dengan Yung Chul dan membuatkan sketsa shim gun wook yang ditemuinya (pinter ini asisten Kim)
Asisten Kim juga menelepon kembali no telepon yang ada di kartu nama Gun Wook. Nomor telepon itu terhubung ke telepon informannya.
Informannya mengaku bernama Shim Gun Wook.
Gun Wook kebetulan sedang bersama informannya itu, dia tahu keluarga haeshin pasti mulai panik.
Di Haeshin Grup, Taera sekarang diangkat menjadi Vice President Haeshin Grup dan Tae Sung menjadi dipromosikan sebagai direktur bagian Konstruksi.
Di ruangannya Tn, Hong memanggil asistennya. Dia menanyakan tentang kira-kira siapa yang menyebarkan berita Tae Gyon. Tn. Hong sekarang seperti singa luka yang kehilangan anaknya. Dan mau melakaukan apapun untuk membalasnya
"Orang itu pasti mau menantang Haeshin! Temukan dia dengan cara apapun. Tangani dia. Kau tahu khan apa maksudku!"
Asisten Kim mengangguk mengerti (tp aku yg ga ngerti mau diapain? ga bener sampe mau dibunuh kan??)
Jae In mendapatkan info dari teman kantornya bahwa Taera sekarang dipromosikan menjadi wakil presdir dan tae sung jadi direktur. Temannya bangga karena kemungkinan Jae In bisa menikah dengan Tae Sung. Namun Jae In jadi lebih tertarik informasi mengenai Taera.
Tae Sung menemui Jae In dan berbicara padanya. Tae Sung merasa bahagia karena malam itu Jae In menemaninya hingga larut hingga dia tertidur.
"Walau mungkin sudah terlambat aku ingin meminta maaf soal peristiwa di hotel waktu itu", kata Tae Sung. Jae In juga minta maaf, dia sekarang jadi malu karena motifnya telah terlihat. Tapi Tae Sung menganggap kejujuran Jae In sekarang itu tulus. Dia berkata sekarang lebih membutuhkan Jae IN di sisinya setelah abangnya meninggal dan harus belajar untuk tidak jadi pria yang bertanggung jawab yang tidak hanya bermain saja. Jae In terdiam (ayo milih Gun Wook atau Tae Sung!). Tae Sung menggenggam tangan Jae In.
Dia juga memberikan jam tangan dan bingkisan buat Jae In.
< episode 12 part 2 episode 13 part 2 >
0 comments:
Post a Comment