Powered by Blogger.
RSS

Sinopsis Bad Guy Episode 11 part 2/2

Jae In tersinggung dia meninggalkan kamar mewah hotel itu. Dia menuju lift akan turun ke lantai dasar. Namun lift ke bawah telah dimatikan. Dia terpaksa berjalan turun lewat tangga dari lantai 26. Saat itu HPnya berdering, detektif Lee meneleponnya. Jae In diminta datang ke kantor polisi untuk mengindentifikasi seseorang yang punya bekas luka.

Gun Wook telah tiba di kantor polisi. Dia dibawa ke dalam ruang interogasi. Seperti umumnya ruangan interogasi yang terdiri dari satu pintu dan satu jendela/cermin satu arah (dari dalam tidak bisa melihat ke luar). Di dalam ruangan itu hanya ada kursi, meja dan kamera perekam. Gun Wook berjalan melihat-lihat ruangan, lalu membuka jasnya dan duduk menunggu dengan bosan.

Jae In tiba di kantor polisi dan bertemu dengan detektik Kwak, dia tampak tegang.
"Orang yang aku identifikasi hari ini kemungkinan tersangka pembunuh dalam kasus ini?",tanya Jae In tegang
"kita masih akan menyelidikinya, kemungkinan ke sana ada. Anda ada di daerah TKP malam itu, pria yang tertabrak mungkin saja terlibat pembunuhan itu"
"Jadi jika aku mengenali orang itu dia dinyatakan sebagai tersangka?"
"Tenanglah kita akan menyelidikinya dan tak akan menuduh sembarangan. Jika Anda melihat bekas lukanya, ada bisa mengenalinya?"
"Kurasa bisa", jawab Jae In mantap

Detektif Kwak memberi intruksi pada Detektif Lee agar Gun Wook membelakangi jendela dan mau membuka bagian belakang kemejanya.
Detektif Kwak lalu memberi tahu Jae In bahwa Jae In akan diminta melihat bagian punggung bawahnya saja untuk menjaga privasi pria itu. 
"Tidak apa-apa aku juga tidak mau melihatnya. lagi pula bagian lukanya di bakian bawah", kata Jae In setuju
Detektif kwak mengangkat tirai ke atas separuhnya.
Gun Wook menarik kemeja belakangnya, terlihatlah bekas lukanya.
Detektif Kwak juga sadar bahwa Gun Wook memang punya bekas luka.
"Bekas lukanya panjang, apa terlihat seperti itu?", tanya detektif
Jae In mengingat ngingat kejadian malam itu, bagian yang terlihat dari baju yang robek waktu itu, walau terlihat lebih pendek tetapi sama bentuknya dengan bekas luka pria di dalam ruangan itu.

"sepertinya sama, bekas lukanya di sebelah kanan", kata Jae In
Namun melihat luka memanjang itu tiba-riba dia teringat Gun Wook. Jae In sadar garis luka memanjang itu mirip luka Gun Wook yang tak sengaja dia lihat. Jae In terkejut



Dia langsung menarik seluruh tirai ke atas. Pada saat yang sama Gun Wook pun menoleh ke belakang.
 Jae In terkejut. Dan mundur ke belakang lalu terdiam tegang.
"Nona Jae In, Anda mengenalnya?"
"Tidak", sangkal Jae In "Bukan dia!", bela Jae In
"Tapi katamu bekas lukanya sama?", tanya detektif
"Kurasa Bukan dia. AKu hanya melihat lukanya melalui robekan kecil di bajunya", kilah Jae In

Jae In masih terlihat tegang, dia menyendiri di koridor kantor polisi. Detektf Lee menghampirinya dan memberinya sekaleng kopi agar lebih relaks.
"Ini pasti pengalaman pertama bagimu", komentar detektif Lee yang sepertinya tidak menyangka Jae In berbohong (ini detektif blom pengalaman hehe)
"Pria itu kapan dibebaskan? Bukankah aku mengatakan bukan dia orangnya", tanya Jae In cemas
"Iya nanti. Di dunia ini bukannya banyak pria baik mengapa kamu dekat dengan Tae Sung ?(termasuk detektif itu keren juga Jae In hehe). Apa kamu tidak bisa melihat yang terjadi dengan mendiang Choi Sun Yung?"
Jae In selama ini tidak menyadari bahwa wanita yang meninggal itu adalah mantan pacar Tae Sung.
"Jadi wanita itu mantan pacar Tae Sung? Lalu pria itu membunuh mantan pacarnya?!", Jae In kaget dan hampir keceplosan.
"Bukankah kau bilang bekas lukanya berbeda? Berarti bukan dia"
"Iya , bukan dia". kata Jae In tegang

Detektif Kwak menginterogasi Gun Wook di dalam ruangan. Di meja tergeletak berkas-berkas, skesta Tae Sung kecil yang tertukar (aka GUn Wook kecil) juga foto Sn Young. Dia sepertinya kesal karena Gun Wook tak mau bekerja sama.
"Tn. Shim Gun Wook!"
"Nah itu benar namaku, bukan Hong Tae Sung", kata Gun Wook berusaha membuat jengkel.
"Jadi tanggal 7 kamu di lokasi syuting dan juga tidak nonton bola?!" desak detektif
Gun Wook menyindir detektif gila kerja karena terus menanyai hal yang sudah diketahui.
"Aku juga tak tahu anak ini siapa", kata Gun Wook menunjuk sketsa wajahnya saat kecil.
"Kamu juga tak tahu wanita ini?", detektif menunjuk foto Sun Yong
" dia cantik. Apa ini wanita yang dibuang Tae Sung?", komentar Gun Wook melihat fotonya
"Ada saksi yang melihatmu bersama wanita ini"
"Apa itu penting? Anda membuat aku sekan-akan bersalah", bela Gun Wook
"Kalian bertengkar dan setelah itu dia meninggal!"
"Jadi kamu pikir Hong Tae Sung yang tertukar itu yang membunuhnya?" tanya Gun Wook

Detektif tetap memanggil Gun Wook ,Hong Tae Sung.
"Kamu dibuang grup haeshin, dan Tae Sung yang menggantimu mengencani kakakmu, kamu tak mungkin tinggal diam khan? Karena dia menghalangimu membalas dendam, jadi kamu membunuhnya!" desak detektif.
Gun Wook mencoba tidak terpancing.
"AKu dengar bocah itu dan sun young dekat. Aku pergi ke desa Mirang, orang tua anak itu sudah meninggal, dan orang tua angkatnya membuangnya seperti anjing. Tinggal dia satu-satunya keluarganya. Apa dia akan mungkin akan membunuhnya?", kata Gun Wook.
Detektif merasa itu mungkin saja, karena banyak kasus di kepolisian orang yang saling cinta bisa tiba-tiba membunuh hanya karena salah paham. GUn Wook juga berkata mungkin saja karena di dunia ini pun ada orang yang tega merebut anak orang lain lalu setelah itu anak itu dibuang begitu saja.

"Lalu bagimana kamu menjelaskan bekas lukamu?! Kamu berbohong kamu ternyata punya bekas luka", desak detektif
"Ada hal-hal yang tidak mau dibicarakan oleh seseorang. Karena merasa sakit jika harus mengingat hal itu lagi. Anda juga mungkin punya pengalaman seperti itu", kilah Gun Wook
"Katakan sejujurnya dimana kamu tanggal 7 Maret!"seru detektif
"Anda tidak akan berhenti khan sebelum Anda mendapat jawaban sesuai keinginan Anda!", Gun Wook mendesak balik
"Hong Tae Sung!", seru detektif Kwak
"Shim Gun Wook! Jangan membuat bingung namaku.", kata Gun Wook berani
Gun Wook merasa detektif tak punya cukup bukti  untuk menahannya lebih lama lagi, dia minta keluar. Detektif tak bisa mencegahnya.
Sebelum keluar Gun Wook berkata
"Detektif, Apa Anda punya orangg yang ingin Anda lindungi? keluarga. Jika aku adalah laki-laki itu, aku tentu berusaha melindungi wanita itu dengan segala upaya. Karena dia adalah keluarganya. "
Mata Gun Wook berkaca-kaca membicarakan hal itu.

GUn Wook pulang ke rmahnya dengan gontai. Jae In ternyata menunggu GUn Wook di depan pintu rumahnya. Gun Wook hanya melirik Jae In. Dia masuk tanpa sanggup berkata apa-apa. Jae In mengikutinya masuk. Gun Wook langsung duduk lemas di kursinya.

"Gun Wook aku percaya padamu, jadi kau bisa cerita padaku. Wanita yang pernah dicintai Tae Sung, kamu tidak berbuat apa-apa padanya khan?!"
Jae In menghampiri Gun Wook, memegang tangannya dan mengulang pertanyaannya.
Gun Wook hanya diam dengan pandangan kosong.
"aku tadi ke kantor polisi, akulah orang yang dibalik kaca. Aku berkata itu bukan kamu, tapi aku tahu itu kamu. Kamu ingat pernah tertabrak malam itu khan, aku lah yang menabrakmu", Jae In menangis
Gun Wook melirik kaget
"Kamu melihatku?"
"Katakan kamu di sana cuma kebetulan saja, kamu tidak berbuat apa-apa pada mantan pacar Tae Sung", kata Jae In frustasi
Gun Wook sudah terlalu lelah karena terus didesak sedari tadi
"Aku membunuhnya. Jadi pergilah, tak usah ada di dekatku!"
Jae In pun pergi.

Gun Wook sendirian sedih mengingat kejadian malam itu. Dia menyusul kakaknya ke atap gedung, berusaha mencegahnya dengan sedih. Tapi kakaknya terus nekad ke pinggir gedung, dan melarang Gun Wook mendekatinya.
Sun Yong terpeleset jatuh, Gun Wook sempat menangkap tangannya. Tapi badan SUn Yung sudah tergantung tak ada apa-apa yang menahannya. Gun Wook memegang tangannya dengan tegang.
"Gun Wook terimakasih", kata kakaknya. "Lepaskanlah aku"
Gun Wook menggeleng sambil menangis. Tangan Gun Wook tak sanggup lagi menahan beban, pegangannya terlepas.

Jae In ternyata kembali masuk, dan menghampiri Gun Wook. Dia ingin percaya Gun Wook dan tahu GUn Wook pasti berart menahan semua bebannya. Dia ingin memandang Gun Wook, tapi Gun Wook berusaha menghindar. Jae In memegang wajah Gun Wook, lalu memeluknya.
Gun Wook pun menangis sejadi-jadinya dan memeluk erat Jae In.



< episode 11 part 1/2                             episode 12 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment