Moon Jae In menjemput Hong Tae Sung yang tengah mabuk. Dia lalu bertemu dengan Detektif Kwak dan Lee.
Jae In lalu mengantar tae sung ke apartemen barunya sesuai alamat yang dia dapat dari Gun Wook. Dia membawa Tae Sung masuk dan membaringkannya di sofa. Jae In lalu melihat Jus di meja makan, dia lalu membawakan segelas Jus untuk Tae Sung dan membangunkannya. Repotnya mengurus orang mabuk, jusnya malah tumpah ke baju terusan Jae In.
Jae In bingung dia lalu ke kamar mandi.
Dia nekad mengganti bajunya hanya dengan memakai kemeja Tae Sung yang dia temukan tanpa celana ataupun rok(Jae in ini berani, rada nakal atau nekad atau cuek ya).
Tae Sung lalu terbangun Jae In minta maaf dia meminjam kemeja Tae Sung yang ia temukan. Jae In lalu mengusap rambut Tae Sung.
Tapi Tae Sung tiba-tiba malah teringat cemoohan ibunya tadi yang berkata dia tak becus menjaga wanitanya sendiri. Tae Sung yang masih mabuk tiba-tiba goyah lagi dan menumpahkan emosinya pada Jae In.
"Kau tak perlu baik padaku karena pada akhirnya kau juga akan terluka! Dia juga tidak berhasil kulindungi. Tidak perlu kau baik padaku. Hentikan saja semua sekarang! Karena bagaimanapun aku atau keluargaku tak bisa berubah!"
Tae Sung bahkan lalu menarik Jae In dan mengusirnya ke luar dari apartemennya begitu saja. Jae In mengetuk pinu tapi Tae Sung tak membukanya.
Jae In bingung dia hanya memakai kemeja dan kaus kaki tanpa celana ataupun sepatu.
Dia mengendap-ngendap ke loby apartemen dan diam dipojokan. Untungnya dia masih memegang hpnya. Orang yagn terpikir dia hubungi adalah Gun Wook.
"Oppa, bisakah kamu ke sini". (kalau minta tolong jae in baru manggil Gun Wook dengan sebutan Oppa)
Gun Wook yang baru saja tiba di rumahnya kaget menerima telepon Jae In, Gun Wook langsung secepat kilat datang ke sana, dia khawatir Tae Sung berbuat yang tidak-tidak padanya.
Gun Wook sampai di lobby apartemen Tae Sung, dia menemukan Jae In diam di pojokan karena malu. GUn Wook melihat kondisi Jae In yang berpakaian tak pantas dengan prihatin juga geram,
dia langsung membuka jasnya dan mengikatnya di pinggang Jae In unuk menutupi paha Jae In. Dia lalu menarik Jae In duduk di kursi. Dia membuka sepatunya dan memakaikan sepatunya pada Jae In dengan muka geram dan tanpa bicara sepatah katapun.
(mukanya galak tapi perhatian nih Oppa) Jae In yang masih malu dan syok pun tak mampu berkata-kata.
Gun Wook lalu menarik Jae In keluar dan membawanya pergi dari sana.
Gun Wook membawa Jae In menyeberang jalan. Gun Wook tak memakai alas kaki apapun karena sepatunya diberikan pada Jae In. Jae In masih syok dan ragu, dia diam tak bergerak,
Gun Wook kembali menuntun dan menariknya tanpa bicara apapun. Gun Wook langsung membawa Jae In ke toko baju. Dia masih dengan muka kecut tapi pedulu memilihkan baju yang cocok. Stelah Jae In berganti baju, Gun Wook pun membelikan dan memakaikan sepatu pada Jae In yang masih bengong dengan masih membisu (siapa yg mau dipakein sepatu ma Oppa, aku akhirnya nikah loh sama someone yang pernah makein aku sepatu hihihi).
Jae In tersentuh dan tadinya ingin mengusap kepala Gun Wook, namun urung karena GUn Wook keburu berdiri.
Penjaga toko berkata dia akan membungkus kemeja yang tadi dipake Jae In. tapi dengan marah Gun Wook menyuruh kemeja itu dibuang saja!Gun Wook lalu mengajak Jae In ke sebuah kedai dan membeli 2 porsi makanan. Jae In masih bengong. Gun Wook pun akhirnya baru bicara.
"Sampai titik ini apakah kamu masih mau berusaha mengejar Tae Sung!? Paling tidak makanlah untuk mengembalikan tenagamu"
Jae In mulai menyentuh supitnya. Gun Wook memberikan lauk untuk Jae In. (duh tipe ku banget galak tapi perhatian gini. miss U Oppaaa). Jae In akhirnya makan dia pun mulai sadar. Jae In makan sambil menangis, dia menangisi pengalamannya hari itu.
Keesokan paginya , Tae SUng bangun pagi, kali ini dia sudah benar-benar sadar. Di kamar mandi dia menemukan baju Jae In. Dia akhirnya ingat dia sempat mengusir Jae In keluar rumah. Tae SUng merasa menyesal.
Di kantor Grup Hae Shin, Taera masuk ke ruangan adiknya Hong Tae Sung.
"Dia tidak ada di tempat", kata GUn Wook , sekertaris Hong.
Akhirnya Taera memanggil Gun Wook masuk, dia ingin berbicara empat mata dengan GUn Wook.
Tae ra bercerita tentang adiknya Mone, Bahwa karena Gun Wook memberinya harmonika, Mone berlatih kerasas secara diam-diam selama 1 bulan untuk bisa memainkan harmonika.
"Mone tidak pernah berusaha belajar sesuatu dalam waktu 1 bulan", kata Taera
"Lalu memang kenapa?", sahut Gun Wook dingin (Oppa jangan jadi orang jahat)
" jangan menyakitinya, Jika kamu memang tidak ada niat yang tulus padanya sebaiknya tinggalkan saja dia"
"Apa itu sebenarnya yang kau inginkan?", Gun Wook membalik pernyataan itu pada Taera seakan-akan Taera memang cemburu dan ingin dia putus dengan adiknya
Saat itu Mone datang ke kantor Haeshin, dia ingin mengirimkan bunga tanda selamat untuk Gun Wook oppanya. Mone menanyakan meja kerja Gun Wook. Dia diberi tahu Gun Woo juga ada di ruangan Hong Tae Sung.
Mone tak sengaja mendengar percakapan Gun Wook Oppa dengan Unni-nya Taera
"Aku sudah punya suami dan anak", kata Taera berusaha tegas.
"Apakah kau tidak pernah merasakan hal yang berarti (di antara kita)?" desak GUn Wook
"Bagiku keluargakulah yang berharga", Taera berusaha tetap rasional
GUn Wook mengatai Taera seperti kerang yang tidak pernah peduli pada perasaannya sendiri.
"Berhenti membicarakan Mone, Katakanlah apa yang kamu mau , apa yang kamu suka .Aku ingin tanya bagaimana perasaanmu sebenarnya?!" , desak Gun Wook (ada apa dengan Gun Wook, klo Taera ngaku baru kamu ngerasa menang ya)
"Saya akui saya memang pernah beberapa detik terbuai dan goyah karenamu, dan saya menyalahkan diri saya karena itu"
Mone yang mendengar di balik pintu tersentak. Dia sudah cukup dewasa untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi antara kakaknya dengan kekasihnya itu. Mone syok.
Taera ingin cepat-cepat pergi, Gun Wook kembali berkata padanya
"Tahukah kamu bahwa perasaan pernah terbuai itulah perasaan yang sebenarnya"
Taera keluar ruangan Mone sembunyi di balik meja. Gun Wook terdiam di pintu walau kurang puas tetapi Gun Wook merasa telah cukup mendesak Taera. Gun Wook lalu menemukan karangan bunga di mejanya. Dia membaca kartu ucapan dari Mone, dan menaruhnya lagi di meja tanpa tergerakhatinya sedikitpun. Dia lalu mematikan pintu dan keluar dari ruangan. Mone masih berada di dalam ruangan gelap, terduduk di lantai, bersembunyi di balik meja sendirian..lalu menangisi nasibnya. (poor Mone, dia padahal cantik dan polos)
Moon Jae In sedang berjalan kaki, dia tidak sengaja lewat toko baju tempat Gun Wook terakhir membelikan baju untuknya. Dia berhenti sejenak. Lalu ingat pembicaraanya dulu dengan Gun Wook bahwa GUn Wook ingin masakan rumahan.
Kemudian pergi ke rumah GUn Wook pertama kali memanggilnya mencuci baju , rumah Kakak Jang koordinator stuntman itu, dengan membawa sayuran dan bahan makanan untuk dimasak (aku pengen ngakak jadi Jae In belum tahu itu sebenarnya bukan rumah Gun Wook wkwkwkwk)
Jae In menghubungi Gun Wook dan berkata minta dibukakan pintu karena sekarang dia berada di depan pintu rumahnya. Gun Wook sempat terhenyak, dia seperti takut ketahuan tempat tinggalnya (atau tempat persembunyian sih kok tegang), dia mengintip keluar jendela dan tak melihat Jae In.
Pintu apartemen terbuka, Jae In kaget karena yang muncul bukan Gun Wook. Kakak Jang juga kaget dan gugup tiba-tiba kedatangan wanita cantik. Gun Wook mendengar suara Kakak Jang dan minta bicara dengan Kakak Jang. Dia meminta Kakak Jang sementara menerima Jae In dan dia segera akan menyusul ke sana.
RUmah itu sama seperti Jae In pertama kali datang (BG ep. 3) berantakan seperti kapal pecah. Kakak Jang dengan gugup tapi mupeng berusaha bicara dan menarik perhatian Jae In (geuleh pisan wkwkwkwk).
Jae In dengan risi menjawab pertanyaannya. (duh Jae In kebayang ga dirimu pernah ngebersihin wc, toilet, nyuci baju, ngremes CD orang kyk gitu wkwkwkwk). Jae In akhirnya baru bertanya apa mungkin Gun Wook sebenarnya tidak tinggal di situ.
Gun Wook sedang pergi menuju rumah Kakak Jang, lalu dia mendapa sms dari Jae In.
"Aku sudah pergi dari sana. Datanglah ke daerah rumahku"
Gun Wook pun lalu berbalik menuju rumah Jae In di mana dia pernah mengantar Jae In dulu. Gun Wook lalu kembali kontak dengan Jae In dan berkata dia sudah di daerah rumahnya. Tetapi Jae In menjawab bahwa dia mendadak pergi karena ada perlu dan memintanya datang lain kali saja. Gun Wook tanpa curiga langsung berbalik pulang.
Jae In ternyata tidak pergi, dia mengintip Gun Wook datang dan melihatnya pergi. Jae In punya rencana iseng untuk mengikuti Gun Wook supaya tahu rumahnya yang sebenarnya. Jae In diam-diam mengikuti Gun Wook pergi. Adegannya jadi seperti kebalikan adegan episode. 3 saat GUn Wook mengikuti Jae In yang pulang ke rumahnya. Musik latarnya / OST juga sama. Jalan yang mereka lalui juga ada sebagian yang sama. (adegan ini manis banget). Gun Wook memang sempat menengok kebelakang, tapi anehnya dia tidak curiga sama sekali bahwa dia diikuti.
Gun Wook akhirnya tiba di pintu tempat tinggalnya. Jae In sempat tak percaya bahwa ternyata tempat tinggal GUn Wook tidak jauh dari rumahnya.
Begitu sampai rumah, Gun Wook langsung membuka jas dan kemejanya, dia lupa tak mengunci pintu. Tempat tinggal Gun Wook seperti tertutup dari luar, bukan seperti rumah tempat tinggal, di tembok ada tulisan bahwa di siu sebelumnya adalah studio foto. Jae In membuka pintu lalu masuk perlahan dengan heran tempat apa itu. Gun Wook langsung sadar ada orang membuka pintunya, dia langsung waspada dan memakai lagi kemejanya. Jae In berjalan perlahan melihat tempat misterius namun artistik banyak patung ataupun karya seni juga bersih dan tertata.
Gun Wook lalu datang dengan terkejut.
"Dari mana kamu tahu tempatku, mengapa kamu ke sini!?", katanya terkejut (duh Gun Wook ga boleh ya orang tahu dan datang ke tempatmu)
Jae In juga sama-sama terkejut, dia tak menyangka Gun Wook tinggal di tempat yang agak misterius ini tapi juga terlihat mewah dan tertata. Dia juga melihat ada bekas lampu yang sering digunakan di studio foto, dipakai apik sebagai hiasan rumah.
Keaadan rumah ini berbeda sekali dengan saat Gun Wook menjebaknya di rumah yang kotor dan amburadul itu. Jae In jadi kesal.
"Tempat apa ini?", kata Jae In bingung. Dia merasa benar-benar tak mengenal Gun Wook yang dia kenal
"Dulu ini bekas studio foto"
"Aku pikir keadaan kamu susah ternyata kamu selama ini hidup berkecukupan di tempat yang bagus seperti ini. Siapa kamu ini sebenarnya?! Jangan-jangan kamu ini anak konglomerat yang disembunyikan. Jangan-jangan namamu sebenarnya juga bukan Shim Gun Wook. Atau daripada mengencani Tae Sung harusnya aku ini berkencan denganmu." kata Jae In yang merasa mereka sebenarnya akrab tapi Gun Wook merahasiakan dirinya.
Apa sebenarnya arti aku ini buatmu?", tanya Jae In merasa dianggap orang asing
"Lalu apa juga artinya aku bagimu?!", balik Gun Wook yang merasa dia cuma dimanfaatkan untuk mendapatkan Tae Sung.
Suasana menjadi tegang.
"Iya aku memang tak peduli padamu dari awal jadi buat apa khan aku tahu tentangmu dan tempat tinggalmu?!", Jae In putus asa dan beranjak pergi.
Hati Gun Wook juga sebenarnya sakit dia menunduk di kursi malasnya.
Jae In sebelum dia keluar sempat melihat sepatu GUn Wook (sepatu yang sempat dipakaikan padanya) juga sempa melihat foto mereka berdua saat di taman dulu di pajang di sebuah meja. Hatinya yang panas tiba-tiba tersentuh.
Gun Wook sedang termenung tiba-tiba dia mendengar suara orang masuk lagi, dia tak menyangka Jae In kembali lagi untuknya.
< episode 9 part 2 episode 10 part 2 >
0 comments:
Post a Comment