Note: Supaya sama seperti subtitle yang beredar sekarang. Shim Gun Ook aku ganti dengan Shim Gun Wook (dibaca Shim Gon uk).
Jae In kembali menemui Ryu Sensei menanyakan topeng itu
"Topeng itu sudah tidak ada lagi padaku, teman priamu yang membawanya, kau minta saja padanya"
Jae In tak suka Gun Wook menyindirnya seperti itu. Pada saat bersamaan kembang api terlihat di langit.
Jae in selalu merasa kembang api muncul di saat yang tidak tepat dengan moodnya (terakhir pas ada kembang api dia dicium paksa ama Tae Sung)
Shim Gun Wook kembali ke penginapan. Dia membawa kotak berisi topeng kaca ke kamar Hong Tae Sung dan meletakkan di sana. Dia mengambil topeng itu dan berusaha memandang lewat kaca transparannya.
Dia teringat akan Jae In.
Dia teringat akan Jae In.
Detektif kwak dan Detektif Lee menunggu di depan rumah Hong Tae Sung. Mone mengendap-endap di rumah ingin pergi keluar tanpa sepengetahuan orang rumah. Begitu sampai di pagar dia didatangi detektifyang menayakan hubungannya dengan detektif.
"Dia abang saya", kata Mone.
Mone berkata abangnya sedang ada di Jepang dan dia tak punya nomor teleponnya.
"Apa ada saudara atau teman yang tahu nomor teleponnya?"
Mone tiba-tiba teringat Gun Wook Oppanya dan menelepon Oppa.
Gun Wook sedang menyetir mengantar Hong Tae Sung saat menerima telepon dari Mone.
Mone lalu menanyakan keadaan kakaknya Hong Tae Sung. Detektif Kwak tak sabar ingin menelepon Hong Tae Sung. Gun Wook menerima telepon dari Detektif Kwak dia merasa pasti ada hubungannya dengan Sun Yong, dia mulai berhati-hati. Gun Wook lalu menyerahkan HPnya pada Hong Tae Sung.
Tae Sung menerima telepon. detektif kwak menanyakan tentang kemungkinan ada tae sung yang lain. Gun Wook mencoba menguping pembicaraan mereka. Tae Sung bingung tak lama lalu menutup teleponnya.
Mone lalu menanyakan keadaan kakaknya Hong Tae Sung. Detektif Kwak tak sabar ingin menelepon Hong Tae Sung. Gun Wook menerima telepon dari Detektif Kwak dia merasa pasti ada hubungannya dengan Sun Yong, dia mulai berhati-hati. Gun Wook lalu menyerahkan HPnya pada Hong Tae Sung.
Tae Sung menerima telepon. detektif kwak menanyakan tentang kemungkinan ada tae sung yang lain. Gun Wook mencoba menguping pembicaraan mereka. Tae Sung bingung tak lama lalu menutup teleponnya.
Detektif Lee lalu meninggalkan teleponnya pada Mone jika suatu saat kakaknya menelepon lagi.
Preman yang pernah disewa Gun Wook untuk mengerjai Tae Sung, diam-diam membuntuti mobil mereka. Gun Wook sempat memberhentikan mobilnya untuk beristirahat dan keluar dari mobil. Preman itu menelepon Gun Wook, tapi ternyata HPnya diangkat oleh Tae Sung.
Melihat Gun Wook tak menerima telepon preman itu langsung mengenali bahwa yang dia ajak bicara hong tae Sung. Tae Sung juga mengenali suara si preman itu dan kesal. Tae Sung heran ternyata preman itu mengenal Gun Wook. Preman itu berkata dia berbuat begitu karena uang. Tae Sung sekarang jadi benar-benar mencurigai bahwa Gun Wooklah orang yang menariknya tenggelam di laut.
Melihat Gun Wook tak menerima telepon preman itu langsung mengenali bahwa yang dia ajak bicara hong tae Sung. Tae Sung juga mengenali suara si preman itu dan kesal. Tae Sung heran ternyata preman itu mengenal Gun Wook. Preman itu berkata dia berbuat begitu karena uang. Tae Sung sekarang jadi benar-benar mencurigai bahwa Gun Wooklah orang yang menariknya tenggelam di laut.
Tae Sung yang curiga lalu mendekati Gun Wook di jembatan.
"Kapan kamu datang ke sini, apa yang kamu kerjakan sebelum menemuiku, apa pekerjaanmu sebenarnya?!"
"Jadi kamu pasti pintar menyelam khan?", sindir Tae Sung "Mengapa kau tak membunuhku!? (saat di laut itu)"
Gun Wook tak menyangka Hong Tae Sung berhasil mencurigainya. Gun Wook lalu maju ke arah Tae Sung. Tae Sung cemas dan siaga. Namun ternyata Gun Wook bukan akan menyerangnya tapi dia menyerang preman yang tiba-tiba muncul dari belakangnya.
Gun Wook sempat memukul orang itu ke tepi jembatan
Gun Wook sempat memukul orang itu ke tepi jembatan
(sang sutradara tidak suka mengekspos perkelahian.Hanya diperlihatkan bahwa ada darah tertumpah di atas salju dan pemantik api gun Wook). Gun Wook terluka.
Preman itu pun sempat menyerang Tae Sung. Tae Sung terluka. Gun Wook ingin terlihat berjasa dan membantu Tae Sung. Gun Wook marah dan membekuk pada preman iu dengan sedikit berbisik karena berani muncul di situ. Namun Dia membiarkan preman itu melukainya dan menyuruhnya segera pergi dari situ.
Hong Tae Sung kembali percaya pada Gun Wook dia prihatin dengan luka di perut Gun Wook.
"Apa kita perlu ke rumahsakit?"
"Tidak usah, aku bisa mengatasinya", jawab Gun Wook.
Mereka berdua kembali ke hotel. Tapi Jae In hanya melihat Hong Tae Sung yang terluka. Jae In prihatin dan menuntun Tae Sung. Tae Sung merasa malu.
Gun Woook hanya cuma bisa melihat dan tersenyum kecut. Gun Wook berusaha berjalan normal agar tidak ada yang melihat. Tapi di tempat sepi dia mulai terhuyung dan merasakan sakit di perutnya.
Gun Woook hanya cuma bisa melihat dan tersenyum kecut. Gun Wook berusaha berjalan normal agar tidak ada yang melihat. Tapi di tempat sepi dia mulai terhuyung dan merasakan sakit di perutnya.
Jae in mengantar Tae Sung ke kamarnya dan membiarkannya beristirahat. Saat dia melihat-lihat kamar Tae Sung dia melihat box berisi topeng kaca sudah ada di sana. (dia mengira Tae Sung yang membawanya). Ny. Shim menelepon Jae In dan menanyakan topeng kaca itu. Jae In berkata dia sudah melihatnya. Mone begitu tahu ibunya menelepon Jae In langsung merebut teleponnya.
"Kakak bertemu Gun Wook Oppa tidak. Dia ke jepang juga untuk menemui kakak Tae SUng"
Mone menjelaskan bahwa Gonuk Oppa diberi tugas untuk membawa Tae Sung Oppa. Jae In benar-benar terkejut dan tak menyangka. Jangan-jangan benar orang yang bersamanya ini adalah Hong Tae SUng dari grup Haeshin. Dia ingat saat Tae Sung memperkenalkan diri di stasiun dan saat bersama Gun Wook sama-sama memperkenalkan diri.
Dia memandang Tae Sung yang sedang tertidur, dan mengingat saat-saat mereka bersama. Seperti anugrah tak terduga buat Jae In. Namun Jae In merasa Gun Wook selama ini yang menyembunyikan sesautu darinya.
Gun Wook di kamarnya sedang mengurus luka di perutnya karena perkelahian tadi. Dia mendengar pintunya di ketuk seseorang dan buru-buru mengambil kemejanya
(pikku2 lainnya lihat di Gun Wook injured ya). Jae In langsung masuk ke kamar Gun Wook dan nyerocos panjang lebar merasa Gun Wook selama ini merahasiakan hal ini darinya.
"apa kau tak suka aku bertemu dengannya?" desak Jae In
"dia khan sudah mengatakan padamu dengan mulutnya sendiri dia adalah Hong Tae Sung", kilah Gun Wook
(pikku2 lainnya lihat di Gun Wook injured ya). Jae In langsung masuk ke kamar Gun Wook dan nyerocos panjang lebar merasa Gun Wook selama ini merahasiakan hal ini darinya.
"apa kau tak suka aku bertemu dengannya?" desak Jae In
"dia khan sudah mengatakan padamu dengan mulutnya sendiri dia adalah Hong Tae Sung", kilah Gun Wook
"Mengapa tidak kau katakan padaku bahwa dia kakaknya Mone?"
"Mengapa? Apa setelah kamu tahu dia itu Hong Tae Sung anak konglomerat, dia sekarang terlihat lebih menarik? dan kau jadi menyukainya?" sindir Gun Wook dengan melas (aku suka cemburu sama Jae In klo deket sama Gonuk. tapi liat Gonuk muka melas gitu kasian).
Jae In mencoba menyangkal tapi Gun Wook tahu Jae In punya motif lain.
Jae In mencoba menyangkal tapi Gun Wook tahu Jae In punya motif lain.
"Bukankah dulu kau juga menyangka aku dulu adalah Hong Tae Sung?" tambah Gun Wook
Jae In tak suka Gun Wook menyindirnya seperti itu. Pada saat bersamaan kembang api terlihat di langit.
Jae in selalu merasa kembang api muncul di saat yang tidak tepat dengan moodnya (terakhir pas ada kembang api dia dicium paksa ama Tae Sung)
Jae In berharap agar Gun Wook jangan membocorkan hal itu pada Tae Sung.
Setelah Jae In pergi Gun Wook hanya termenung, hatinya sepertinya terasa sakit sama seperti luka diperutnya. Dia kembali membuka kemejanya dan melonggarkan bajunya. Kembang api terlihat sangat indah di langit
(Di jepang emang kembang apinya keren), tapi suasana hati Jae In, Gun Wook (juga aku yg nonton hiks) tidak seindah kembang api.
(Di jepang emang kembang apinya keren), tapi suasana hati Jae In, Gun Wook (juga aku yg nonton hiks) tidak seindah kembang api.
Keesokan paginya jae In bertemu gun wook. Jae In berkata dia akan pulang. Dia menanyakan kapan Gun Wook pulang
"aku atau orang itu (tae sung)?" sindir Gun Wook
Jae In tidak suka Gun Wook kembali menyindirnya. Jae In melihat Gun Wook membawa setelan jas.
Jae In tak menyangka Gun Wook mau bekerja sebagai asisten pribadi (alias pelayan)
"Bagaimana dengan pekerjaan stuntman itu?
"Aku keluar"
Gun Wook berkata dia masih sibuk dan mempersilahkan Jae In pergi. (Gonuk ko melas gitu aku ga tega nih)
Pagi-pagi saat bangun tidur, Tae Sung melihat pesan dari Jae In di kamarnya.
"Ingin memberontak di depannya (Ny. SHim) ya. Selamat telah mendapatkan topeng itu"
Tae Sung tersenyum bahagia mendapat pesan dari Jae In.
Dia lalu teringat telepon dari detektif bahwa kasus Sun Yong akan diselidiki kembali. Dia menelepon Mone untuk meminta nomor telepon detekif.
Hari itu Jae In terlihat di bandara, dia mencari akseroris untuk oleh-oleh. Gun Wook berada di workshop Ryu Sensei sambil teringat Jae In, dia juga teringat Sun Young. Dia tampak terbebani dengan perasaan, kesedihan dan juga dendamnya.
Gun Wook berkata dia masih sibuk dan mempersilahkan Jae In pergi. (Gonuk ko melas gitu aku ga tega nih)
Pagi-pagi saat bangun tidur, Tae Sung melihat pesan dari Jae In di kamarnya.
"Ingin memberontak di depannya (Ny. SHim) ya. Selamat telah mendapatkan topeng itu"
Tae Sung tersenyum bahagia mendapat pesan dari Jae In.
Dia lalu teringat telepon dari detektif bahwa kasus Sun Yong akan diselidiki kembali. Dia menelepon Mone untuk meminta nomor telepon detekif.
Hari itu Jae In terlihat di bandara, dia mencari akseroris untuk oleh-oleh. Gun Wook berada di workshop Ryu Sensei sambil teringat Jae In, dia juga teringat Sun Young. Dia tampak terbebani dengan perasaan, kesedihan dan juga dendamnya.
< episode 6 bag. 1 episode 7 >
0 comments:
Post a Comment