Ini episode favoritku
Kang Hyun Soo duduk sendirian di depan api unggun. Dia memikirkan kata-kata Seo Jung Kyung tadi yang tiba-tiba menganggu pikirannya (Kalau Seo Jung In mau pergi baru krasa kali kehilangan, ostnya melow banget nih).
Seo Jung In juga sama-sama gundah, dia tidak bisa tidur. Tiba-tiba dia teringat ucapan Hyun Soo. Dia lalu terbangun dan lari ke samping rumah. Namun Hyun Soo sudah tidak ada di sana, api unggun pun sudah mati dan sudah dibersihkan. Tak sengaja dia melihat beberapa ubi bakar yang sudah jadi ada di atas tembok. Jung In pun tersenyum senang.
Pagi hari saat makan bersama Seo Jung Kyung mengutarakan maksudnya kepada kakek untuk membawa seluruh keluarganya pindah dari sana. Jungkyung berpendapat akan sudah mengubah pribadi orang biarlah keluarganya nanti mencari jalan mereka sendiri. Tapi ternyata kakek tak setuju. Dia berkata akan sulit bagi Jung Kyung mengatur keluarganya sendirian di luar nanti.
"Ada wasiat kakekmu yang harus kujalankan. Jadi tetaplah tinggal di sini", kata Kakek. Kakek akan mengutarakan itu semua setelah dia merasa semua anggota keluarga Seo sudah berhasil memperbaiki dirinya masing-masing.
Jung In dan Hyun Soo lega.
Jung In menelepon Hyun Soo dia mengajak Hyun Soo pergi ke kantor.
"Aku masih ada sesuatu yang sedang kukerjakan", kata Hyun Soo, dia meminta Jung In pergi duluan dan menanyakan Jung Kyung. Namun Jung In langsung sebal dan menyangka Hyun Soo pasti ingin pergi dengan Jung Kyung. Dia langsung uring-uringan.
Di kantor pagi-pagi Jung In menyantap ubi bakarnya dengan puas. Dia tak mengijinkan Han Se menganggu atau menyentuh ubinya sedikitpun
"Jangan, Ini ubi spesial yang dibakar khusus dengan daun-daunan". kata Jung In bangga
"Jangan-jangan Hyun Soo ya yang buat ya!", kata Han se sebal
Hp Jung In berbunyi, ternyata dari Hyun Soo, Hyun Soo meminta Jung In mememuinya di koridor.
"Cepat ke sini ada yang mau kuberikan untukmu"
Jung In muncul dari belakang dan mengambil dokumen yang Hyun Soo pegang. Jung In terkesan ternyata Hyun Soo membuatkan panduan presentasi untuknya. Jung In hari ini dijadwalkan mempresentasikan tentang desain headlamp (lampu depan mobil)
"Jadi kau tadi masih mengerjakan sesuatu itu mengejakan ini untukku", kata Jung In yang sebelumnya salah mengerti. "Kau membuatku tampak bodoh",kata Jung In. Hyun Soo tersenyum
"Kamu memang bodoh", kata Hyun Soo lembut. Dia mengajak Jung In latihan presentasi.
Lalu Hyun Soo melihat ujung bibir Jung In hitam dan kotor
"Hey apa itu", tanya Hyun Soo sambil membersihkan bibir Jung In dengan mesra. "Oo, kau pasti sudah mengambil ubi bakarnya ya", tebak Hyun Soo.
Jung In mengangguk, dia tersipu-sipu.
Han Se mengintip tingkah laku mereka dengan geram.
Kakek membawa Seo Jung Kil keluar dari penjara. Dia langsung mencarikan Jung Kil pekerjaan di konstruksi. Karena dia mengaku tidak punya keahlian apapun dia hanya menjadi buruh kasar suruhan.
Saat Jung In presentasi Lee Han Se melihat gerak-gerik Hyun Soo yang membantu Jung In.
Dia bertambah kesal. Dia juga tak segan-segan membantai Jung In dalam presentasi. Han Se hanya menerima ide Jung In dan memberinya uang penghargaan atas idenya,tapi dia tidak melibatkan Jung In dalam proyek nanti.
Hyun Soo protes pada Han se
"Hyun Soo, aku tidak menggajimu untuk membantu pekerjaan Jung In", katanya kesal
"Katamu kau tulus padanya, kau seharusnya mendukungnya dalam setiap hal", kata Hyun Soo
Jung In cukup tegar, dia tetap puas mendapat uang dan voucher BBM. Dia menjual voucher itu pada teman-temannya. Dia bertemu Hyun Soo dan menunjukkan dia senang mendapatkan uang 500.000 won hasil kerja kerasnya.
Dia ingin mentraktir Hyun Soo malam ini. Tapi Hyun Soo berkata dia mengajar malam ini.
"Apa mau minum kopi ? kenapa ga sekarang aja", tanya Hyun Soo
"Aku sekarang sibuk", kata Jung In "Besok saja ya. aku janji akan mentraktirmu", kata Jung In berjanji
Jung In lalu menemui Han Se, dia memaksa Han se untuk menerima cicilan uang pembayaran cincin 300.000 won dan minta dia menandatangani tanda terima.
Setelah itu Jung In mencari info voucher hiburan di internet.
Jung Kyung ke rumah sakit. Dia ada perlu dengan direktur. Tapi dia tidak mau bicara lama, dia hanya ingin mengantarkan surat cuti dari pekerjaan.
Direktur tak bisa menolaknya. Dia minta maaf karena di depan staff dan Yon Jae dia tidak memikirkan kata-kata itu menyakitkan Jung Kyung.
"Aku akan penuhi janji-janjiku untukmu", kata Direktur
"Semua janji-janjimu, aku tidak percaya lagi", kata Jung Kyung sambil beranjak pergi (JTJ nih janji tinggal janji hehe)
Sore hari Jung Kil tiba di rumah dengan kepayahan. Tapi dia masih manja dan melebih-lebihkan bahwa pekerjaandi sana benar2 mengerikan dan orang-orangnya pun mengerikan. Kakek tak percaya karena Hyun Soo dan Sang Hoon pun dulu pernah bekerja di sampingan di konstruksi.
Tak lama kemudian Jung In pulang, dia telah membawa bingkisan untuk anggota keluarga. Dia berkata bahwa dia telah mendapat gaji pertamanya.
Pertama-tama Jung In memberi hadiah spesial untuk kakek. Jung In minta semua orang bertepuk tangan. Lalu satu per satu anggota keluarga diberikan bingkisan. Yang wanita dia belikan stocking dan yang pria kaus kaki. Ketika yang terakhir giliran Hyun Soo ternyata bingkisannya sudah habis.
"Eh, Aku lupa membelikannya untukmu", kata Jung In bermaksud mengerjai Hyun Soo
"Oh tidak apa-apa, kalau kaos kaki aku sudah punya banyak", kata Hyun Soo menahan dongkol. Jung In merasa menang bisa mengerjainya.Hyun Soo lalu langsung ke dapur mencari minuman karena kesal.
"Aku membantunya selama ini tetapi dia melupakanku!",kata hyun soo berkeluh kesah.
Geum Ja menyusul Hyun Soo ke dapur. Dia bertanya kapan Hyun Soo juga akan memperoleh gajinya.
"Sudah ada mungkin, ibu perlu uang tunai?", tanya Hyun Soo. Geum Ja minta diajak kencan dan ingin makan berduaan saja dengan anaknya.
"Kencan?", Jung In yang mendengarnya aneh
"Setiap ibu itu memimpikan bisa makan bergandengandengan anaknya, lalu ditraktir makan berdua saja"
"Ok kalau begitu, gimana kalau besok saja", kata Hyun Soo.
Jung In langsung panik mendengarnya dia sudah berencana mentraktir dan membeli tiket untuk Hyun Soo besok.
"Aku khan sudah berkata padamu aku akan mentraktirmu besok", kata Jung In pada Hyun Soo.
"traktir kopi?!", kata Hyun Soo masih kesal pada Jung In. Hyun Soo tak peduli walau Jung In membisikinya "bodoh"
Jung In berpikir dia tidak mau rencananya gagal, dia sudah punya 2 voucher untuk dipakai bersama Hyun Soo. 1 tiket nonton dan 1 tiket pesiar. Dia bingung tiket mana yang akan dia korbankan. api dia membayangkan hal-hal romantis (lucu dan gila sebenernya hehe) jika nonton bersama Hyun Soo. dia tidak ingin mengobankan tiket nontonnya.
Dia lalu memanggil ayah Hyun Soo, Sang Hoon dan memberikan tiket pesiarnya untuk Sang Hoon. Dia memohon Paman Sang Hoon mengajak Geum Ja besok malam pergi berkencan berdua.
Ternyata Paman Sang Hoon gagal membujuk istrinya untuk berkencan bersamanya. Geum Ja bersikeras ingin berkencan dengan Hyun Soo. Geum Ja pamer pada Hyun Soo bahwa dia diberi tiket
oleh ayahnya. Jung In terlihat kesal dan marah. Dia menjuluki Hyun Soo "bodoh". Hyun Soo mulai curiga.
Di kantor teman kantor Jung In mulai menyebar gossip bahwa Jung In sudah punya pacar dan membeli tiket nonton. Baik Hyun Soo dan Han Se sama-sama curiga.
Hyun Soo menyalakan komputernya, ternyata ada pesan dari Jung In di layar komputernya yang berisi dia ingin mentraktirnya nonton dan bersenang-senang sore ini. Hyun Soo baru sadar dia salah paham pada Jung in
Lee Han Se mencari Seo Jung Kil dia mendatangi "ayah mertua"nya di tempatnya konstruksi. Dia meminta ayah mertuanya membantunya kembali berbaikan dengan Jung In dia nanti akan berjanji membantu ayah mertuanya bangkit lagi.
Oh ya untuk membantu Ji Soo bangkit lagi, kakek mengajaknya bermitra dalam bisnis. Kakek menyediakan tempat/kios untuk berjualan makanan. Warung makan itu nanti akan dikelola Ji Soo dan Gong Jo Hee.
Sore hari Jung In masih sibuk karena Lee Han Se memberinya banyak tugas untuk menyimpulkan dokumen-dokumen yang dia perlukan untuk meeting. Hyun Soo masih merasa bersalah karena salah paham pada Jung In. Dia pamit dan minta maaf karena tidak bisa menemani Jung In. Dia juga harus pulang cepa karena ada janji dengan ibunya.
"Tidak apa-apa kau bersenang-senanglah dengan ibumu, nanti juga aku biar saja nonton sendirian",kata Jung In. Hyun Soo lega karena Jung In mau mengerti dan memaafkannya.
Setelah menaruh hasil kerjanya di meja Lee Han Se, Jung In buru-buru pergi. Dia nonton bioskop dan makan popcorn sendirian. Tau-tau ada ibu-ibu lewat ingin duduk, Jung In kaget ternyata itu Geum Ja.
"Eh kok kebetulan ya kita ketemu di sini", kata Hyun Soo pura-pura kaget. Hyun Soo duduk di sebelah Jung In dan tersenyum. Rupanya Hyun Soo sengaja mengajak ibunya pergi nonton juga. Melihat Hyun Soo bersebelahan dan ngobrol dengan Jung In , geum ja curiga dan cemburu. Dia minta bertukar tempat duduk dengan Hyun Soo (duh ini ibu ga mau lihat anak muda senang). Tapi chemistry mereka tak bisa dihentikan begitu saja, Hyun Soo terus menerus ingin makan popcorn Jung In.
Rupanya di film itu ada adegan mesra yang lumayan hot, Geum Ja menunduk malu melihatnya. Hyun Soo diam-diam protes pada Jung In. Dia tak percaya Jung In cukup nakal untuk memilih film itu.
Setelah menonton Geum Ja merasa kasian juga jika Jung In pulang sendirian. Dia lalu mengijinkan Jung In pergi makan bersama mereka. Jung In senang. Mereka makan di restoran bonafide. Geum Ja dan Hyun Soo memesan makanan tapi Jung In bersikeras hanya memesan teh saja. Geum Ja bangga pada Hyun Soo dan memuji-muji anaknya. Jung In lalu bertanya kriteria calon menantu yang diinginkan geum ja
"Aku terserah saja, yang penting Hyun Soo menyukainya",kata Geum Ja.
Jung In gembira dan menganggap Geum Ja keren. Tapi ternyata Geum Ja masih menambah banyak embel-embel asal dia tinggi, cantik, lembut, pintar, bisa masak dan dari keluarga baik-baik.
"Mana ada wanita sesempurna itu?", protes Jung In kesal
"Buktinya laki-laki semperti Hyun Soo ada , pasti wanita seperi itu juga ada. Karena Hyun Soo Ph. D paling tidak gadis itu harus lulusan perguruan tinggi dan masih gadis (bukan yang pernah menikah spt Jung In)", tambah geum Ja.
Hyun Soo merasa tidak enak pada Jung In. Jung In juga langsung minder dan sedih. Hyun Soo berkata pada ibunya bahwa dia juga banyak kekurangan. Hyun Soo tidak ingin Jung in berkecil hati.
Tiba-tiba Han Se menelepon Jung in, dia tak menemukan dokumen yang dikerjakan Jung In. Jung In langsung pamit.
Hyun Soo menyusul. ternyata Jung In mampir ke kasir dan membayar semua makanan. Hyun soo tidak enak, tapi Jung In bersikeras.
"Jadi karena itu kamu sampai tidak mau makan apa-apa tadi", kata Hyun Soo yang terharu melihat Jung In memaksakan diri membayar di restoran mahal.
"Aku nanti akan menjemputmu ke kantor, tenanglah", janji Hyun Soo. Jung In langsung senang wajahnya kembali ceria
"Kau tepati janjimu ya!"
Hyun Soo mengantar ibunya pulang. Dia lalu berusaha pergi lagi dengan pura-pura ada urusan di telepon profesornya. Di luar rumah dia bertemu Jung Kyung yang baru datang. Hyun Soo berkata bahwa dia akan menjemput Jung In. Hyun Soo bertanya tentang hubungannya dengan direktur. tapi Jung Kyung sudah tak mau membahasnya
"Kau pasti punya alasan kuat karena dulu aku menyukaimu 8 tahun saja kau tidak melirik sedikitpun karena dia", kata Hyun Soo. Sang Hoon kebetulan dari belakang dia tak sengaja mencuri dengar pembicaraan Hyun Soo dan kaget.
"kamu (perasaanmu) sudah berubah ya sekarang "tambah Hyun soo.
"Kamu yang berubah", kata Jung Kyung
"Tidak aku masih menyukaimu...sebagai teman", jelas Hyun Soo
"Jika aku sebagai teman, lalu Jung In sebagai apa bagimu?", tanya Jung Kyung. Hyun Soo sempat heran dengan pertanyaan itu tapi dia hanya tersenyum dan pergi.
Jung In sampai di kantor dengan kesal karena ternyata Han Se hanya ingin dia datang dan dokumennya juga ada di sana. Han Se lalu berkata dia akan mengantar Jung In pulang. tapi Jung In menolak dan berkata Hyun Soo Oppa akan menjemputnya.
Hyun Soo sedang menyetir di tengah perjalanan. tiba-tiba Jung kyung meneleponnya. Jung Kyung berkata bahwa dia serius bertanya dan ingin Hyun Soo menjawabnya sekarang.
"Jika saya sebagai teman, lalu sebagai apa Jung In untukmu". Hyun Soo berpikir sesuatu yang tak pernah terpikirkan olehnya.
Jung In menunggu Hyun Soo di kantor. Han Se melihatnya dengan cemburu.
"Ayo aku antar kau pulang, dulu kamu pernah menunggu di halte dia tak datang", bujuk Han se
"Kali ini Oppa berjanji padaku", kata Jung In optimis
"Apa aku juga harus membakar ubi dan mengecat kamarmu?", kata Han Se
"Aku sudah tak tertarik padamu lagi!", tolak Jung In
"Lalu kenapa untuk membayar cincin kau mendekat padaku dan bekerja di sini?", tanya Han se heran
"Di perusahaan ini bukan hanya ada kamu saja!", tukas Jung In (ada hyun soo maksudnya?)
Jung In lalu keluar, Han se mengejarnya. Ternyata Hyun Soo sudah ada di sana menunggu.
Hyun Soo lalu mengajak Jung In pulang, wajahnya terlihat masam. Sampai di mobil, dia meminta Jung In menunggunya sebentar. Hyun Soo lalu masuk lagi ke dalam menemui Lee Han Se.
"Apa benar kau membawa Jung In kemari untuk membayar cincin itu?", tanya Hyun Soo, dia tak sengaja mendengar tadi.
"Dia yang bersikeras ingin membayar", kilah Han Se. Hyun Soo kecewa dia pikir Lee Han Se tulus dan benar2 telah menyesal.
"Aku tidak percaya kau bisa menggunakan cara-cara seperti ini", kata Hyun Soo.
Han Se tidak mau dicampuri urusannya.
"Hyun Soo aku membayarmu bukan untuk kencan dengan Jung In", balas Han Se. Dia telah membiayai Hyun Soo dan timnya untuk penelitian ini seharga 10 milliar won.
"Kalau begitu biar aku yang membayar cincin itu", kata Hyun Soo (yesss!). Han Se terkejut tapi dia juga menyangka Hyun Soo tak kan sanggup membayarnya
"Kau tahu berapa harganya?",tanya Han se, dia masih tidak mengerti alasan Hyun Soo
"Pasti tidak lebih dari 10 milliar won khan? karena kau menyeret Jung In dengan cara itu. aku jadi terus memikirkannya dan tidak bisa fokus bekerja !"
Hyun Soo berjalan keluar kantor, wajahnya tak masam lagi. Dia melihat Jung In sedang menunggunya di dekat mobil. Dia langsung termenung mengingat pertanyaan Jung Kyung sambil memandangi Jung In
"Jika saya sebagai teman, maka sebagai apa Jung In bagimu?"
Hyun Soo lalu tersenyum memanggil Jung In . Jung In menoleh. Hyun Soo kembali memanggilnya.
"Jung In-a...!" teriak Hyun Soo riang lalu dia tersenyum lebar. Jung In senang mendengarnya. Dia juga tersenyum lebar (cantik banget dan chemistry mereka dapet banget)
< episode 15 episode 17 >
0 comments:
Post a Comment