Powered by Blogger.
RSS

Chuno (Slave Hunter) episode 19

Un Nyun dibawa ke kantor polisi, di sana dia langsung ditanyai/diadili. Un Nyun sempat protes karena tidak diperlakukan hormat selayaknya wanita bangsawan. Kepala polisi mengetahui latar belakang kebangsawanan Un Nyun dia juga dapat informasi Un Nyun sempat kabur dari pernikahannya.

Lee Dae Gil dan Song Tae Ha bersitegang. Mereka siap berduel lagi.


Perkelahian Dae Gil dan Tae Ha berlangsung seru dan seri. Dae Gil lalu meninggalkan tempat dan langsung pergi mencari Un Nyun.
Dae Gil langsung ke kantor polisi setempat dan menyandera kepala polisi.

Dae Gil meminta kepala polisi membebaskan Un Nyun yang mereka tangkap. Song Tae Ha kemudian datang, mereka berdua melawan para petugas. Dae Gul kebetulan berguling ke dekat Un Nyun, dia memperhatikan wajah Un nyun sejenak dan memegang dagunya (iseng nih Dae Gil).


Petugas berhasil mereka kalahkan. Un Nyun panik karena keduanya pasti terlibat kriminal jika berbuat keributan di kantor polisi.

Tae Ha dan Dae Gil membawa Un Nyun dan pangeran kecil pergi dari sana mereka. Petugas Bantuan datang, mereka bersembunyi. Tae Ha berkata bahwa mereka belum bisa keluar dr kota ini sampai tengah malam mereka kemudia mencari tempat berlindung.
Mereka bertiga (plus anak kecil) lalu berlindung di sebuah rumah kosong, mereka sama-sama rikuh.
Un nYun masih bingung mengapa Tae ha dan Dae gil datang bersama-sama setelah dulu menghilang bersama -sama. Tae ha hanya diam, dia tidak menceritakan peristiwa apa yang telah menimpanya (segitu disiksa dan ampir mati padahal hehe).
Lee Dae Gil yang duduk tak jauh dari mereka mulai bosan. Dia juga merasa kagok ada di antara pasangan suami istri yang sama-sama diam. Dae Gil cuma bisa ikutan diam sambil gigit-gigit jerami.
Un Nyun juga merasa bersalah karena selama ini belum menjelaskan siapa dirinya dulu pada suaminya.
Tae Ha sendiri belum bisa menerima keadaan masa lalu istrinya. Pasangan suami itu hanya terduduk diam mereka duduk berjauhan.
Dae Gil lalu mengajak Tae Ha pergi bersama-sama tapi Tae Ha menolak. Dia ingin berpisah dengan Dae Gil karena tujuan mereka juga berbeda. Dae Gil bagaimanapun masih peduli dengan Un Nyun. Dia merasa resiko yang ditempuh Tae Ha terlalu besar.

Tiba-tiba ada patroli pertugas memeriksa rumah itu, mereka berempat bersembunyi di langit-langit.
Setelah aman. Dae Gil dan Tae ha turun.Tae Ha menurunkan pangeran kecil, lalu menitipkannya pada Dae Gil. Tae Ha lalu memegangi dan menggendong Un Nyun turun. Dae Gil hanya menelan ludah melihat kedekatan mereka (ga kebagian nih hehe)

Mr . Y bingung, Lee Gyong Shik mengajaknya bergabung. Lee Gyong Shik membohonginya dengan mengatakan bahwa Song Tae Ha dan teman2nya sudah mati semuanya. Lee Gyong Shik meminta bantuan seorang Gisaeng yang pintar dan cerdik untuk mengajak Mr. Y bergabung dan menyalurkan aspirasi dan kemampuannya lewat Lee Gyong Shik. Dia juga meminta agar menulis nama-nama orang yang terlibat jaringan mereka.

Eopbok dan temannya harus melayani majikan-majikannya yang sedang piknik bersama. Mereka harus menderita mencari ikan di sungai di musim dingin. Kaki dan tangan mereka sampai kebas kena air dingin. Eopbok sebenarnya ingin membebaskan gadis budak yang merana karena dijadikan gundik oleh majikannya. Tapi waktu itu Geun Bo pernah mencegahnya, dia tidak peduli dan menganggap mereka semua menderita. dia lebih fokus ke serangan besar akhir bulan nanti. Akhirnya Eopbok berjalan sendiri saking kesalnya dia menembak bangsawan itu.

Setelah hening cukup lama akhirnya Un Nyun bicara pada Tae ha bahwa namanya dulu adalah Un Nyun (selama ini Tae Ha mengenal istrinya bernama Kim Hye Won).
"Aku tidak mengenal wanita dengan nama itu", Tae Ha masih syok.
Tae Ha juga masih ingin Dae Gil jangan mengikutinya karena dia ingin menemui putra mahkota yang sekarang.
Tapi Un Nyun berkata dia juga ingin pergi ke suatu tempat, dia ingin menemui kakaknya. Dae Gil kaget. Un Nyun beum tahu kakaknya sudah meninggal di hadapan Dae Gil.
Dae Gil kembali menawarkan agar Tae Ha ikut ke Gn. Worak dengannya, Tae ha tidak tertarik.

Tengah malam mereka keluar dari tempat persembunyiannya. Petugas yang menyamar rupanya masih berpatroli dan mencegat mereka. Terjadi pertarungan. Un Nyun hanya melihat dengan cemas sambil menggendong pangeran. Tiba-tiba Dae Gil mempunyai ide. Dia mengambil pangeran kecil dari gendongan Un Nyun dan berpesan pada Un Nyun.
"Pergilah ke Gn. Worak . Song Tae Ha pasti bisa bertahan dengan kemampuannya. Janjilah kepadaku kamu juga bisa bertahan!", pesan Dae Gil sambil pergi memisahkan diri membawa pangeran bersamanya.
"Tuan mu...(da)". Un Nyun reflek memanggil Dae Gil. Dae Gil menoleh dan pergi.
Song Tae ha kaget tahu pangeran dibawa oleh Dae Gil. Setelah melumpuhkan petugas mau tak mau dia harus mengejar dan mengikuti Dae Gil karena pangeran dibawa olehnya.

Hwang Chul Woong ingin secara mandiri mencari buronan Tae Ha dan Dae Gil, dia tidak mau disetir oleh mertuanya lagi. Chul Woong mendatangi tetangga Dae Gil di Han Nyang. Salah seorang teman Dae Gil sang pelukis keceplosan membicarakan tentang Jjagwi.

Wang son dan jendral Choi menikmati juga hari-hari mereka di Gn. Worak bersama Jjagwi. Jjagwi ternyata menyukai anak-anak dan pandai bercerita.

Seol Hwa sampai ke Hanyang dia menanyakan Dae Gil ke tetangga-tetangga mereka. Tidak ada yang tahu kabar Dae Gil sejak dia hilang melarikan diri. 2 orang wanita pemilik restoran (Jumo) sibuk menanyakan kabar Jendral Choi pada Seol Hwa. Seol Hwa juga bilang mereka kehilangan jejak Jendral Choi dan Wang Son.
Seol Hwa minta tolong agar Jumo mau meminjamkan kuda untuknya. Dia akan ke G. Worak untuk mencari Jendral Choi, Wang son ataupun Dae Gil di sana. Jumo juga memberinya bekal untuk perjalanan. Mereka menitipkan salam dan pesan untuk Jendral Choi (para penggemar nih hehe).

Selain Seol hwa dan Dae Gil , ada rombongan lain yang juga menuju tujuan yang sama. Rombongan pertama adalah rombongan Hwang Chul Woong. Rombongan lainnya adalah rombongan yang di utus oleh China. Utusan China juga mempunyai keinginan untuk membawa pangeran Won Son ke China.

Song Tae ha dengan tergopoh-gopoh mengikuti jejak Dae Gil. Dia begitu cemas akan pangeran Won Son. Un Nyun kewalahan mengikuti langkah kaki suaminya (mereka berdua masih berantem nih jadi ga mesra kasian)
"Tuan", kata unyun memanggil suaminya "Dia orang yang bisa dipercaya", kata Un Nyun menjelaskan tentang Dae Gil
"Tapi aku belum cukup mengenalnya!", Tae Ha beralasan. Mereka lalu mendengar tangisan anak kecil. Mereka buru-buru lari.

Dae Gil sedang kebingungan karena pangeran Won Son menangis. Dia menggoyang-goyang pangeran sambil mendudukkan di pahanya. Tapi pangeran masih saja menangis. Dia pusing sambil berteriak pada pangeran agar berhenti menangis ( duh ini si oom dasar preman, ga bisa bujuk anak kecil).

Un Nyun dan Tae Ha sampai. Un Nyun langsung mengambil Pangeran dari tangan Dae Gil dan menggendongnya.
"Mengurus bocah ini ternyata lebih susah daripada mengejar budak!", keluh Dae Gil. Tae Ha marah dan menampar Dae Gil. Dia menganggap Dae Gil sangat tidak sopan menjuluki pangeran.

Tae Ha masih tidak percaya bahwa Gunung ini tempat yang aman.
"Di sini tempat para preman gunung terkuat se Joseon", kata Dae Gil "Seorang raja pun akan kewalahan jika pergi kemari", lanjut Dae Gil. Dae Gil lalu berteriak meminta orang-orang keluar. Para preman yang berpatroli di sekitar situ datang menghampirinya.

Mereka lalu membawa Tae Ha dan Un Nyun ke markas mereka. Dae Gil lalu menyapa Jagwi teman lamanya dulu. Mereka sapa-menyapa dengan gaya preman, cukup aneh untuk ukuran Tae Ha dan Un Nyun.

Jagwi masih ingin membalas soal telinganya yang pernah terpotong oleh Dae Gil. Dia lalu menantang Dae Gil berduel. Dae Gil langsung KO dengan sekali pukul, dia terbaring di tanah.


< episode 18                                         episode 20 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment