Park Ki Ja baru mengetahui bahwa ternyata sepatu yang dipilihkannya itu untuk Seo Jung. Dia juga kesal dan tak rela memakai sepatu yang sama dengan SEo Jung. Ki Ja membuka sepatunya dan lebih memilih pulang tanpa alas kaki.
Esok hari majalah itu beredar di publik. Betapa kagetnya pemred dan woo jin. pada saat yang sama Ki Ja mencoba mendekati presdir.Presdir memberikannyauang kompensasi untuk diberikan kepada Woo JIn.
Pemred marah pada Park Ki Ja, dia menuduh park ki ja telah menusuknya dari belakang.
Woo Jin kesal karena artikelnya teryata tidak terbit, dia mendatangi Park ki Ja di kantor. Park Ki Ja masih mendendam pada Woo Jin soal sepatu itu .
Dengan dingin ia berkata dialah yang berhak menentukan artikel itu dimuat atau tidak. Dia meninggalkan uang kompensasi untuk woo jin dan pergi meninggalkan Woo jin yang sedang kesal.
Dalam keadaan kesal Woo Jin lalu menemui Seo Jung . Dia berkata tak mau lagi berurusan dengan SEo Jung. Woo JIn ingat sebenarnya dari dulu dia juga tidak mau diliput Style, ini karena Seo Jung terus membujuknya. Eh akhirnya dia malah dipermalukan.
Artikel Julia K yang ditulis Park Ki Ja, meliput rancangan yang pernah dia buat dulu juga foto model favoritnya dulu. Model itu ternyata adalah ibunda Seo Woo Jin. Presdir kesal begitu melihat model yang terpampang di artikel Julia K (ibunda Woo JIn), dia sepertinya ada dendam masa lalu dengannya. Dia merobek majalahnya dan memanggil pemred dan juga Park Ki Ja. Park Ki Ja akhirnya dipersalahkan, dia terdesak posisinya.
Seo Jung sakit dan tidak muncul di kantor. Dia cape lahir batin (makan hati terus sih) . Senior Kim Min Joon menengoknya. SEo Jung tampak pucat dan kelelahan. Min Joon membawakannya es krim dan menyuapinya. Min Joon percaya es krim bisa membuat badan lebih segar (duh jd pengen makan es krim disuapin maksudnya hehe).
Di restorannya Woo Jin melihat artikel Julia K dia melihat foto ibunya kala masih muda. Dia terharu dan tidak percaya ibunya ternyata sangat cantik. Julia menemui seseorang bapak tua, dia memperlihatnya foto ibu Woo Jin saat muda.
Park Ki Ja merenung dia akhirnya menulis surat pengunduran dirinya. Dan menyerahkannya pada pemred pagi harinya.
tapi bukan Ki Ja kalau menyerah begitu saja dia menemui teman dekat bisnis pemred dan mengancamnya soal penyalahgunaan iklan.
Presdir menemui Pemred dia memperlihat hasil audit iklan dan uang yang disetor. Pemred terbukti berkolusi dengan salah satu rekan bisnisnya.
Merasa mungkin kali ini saat - saat terakhirnya di kantor Park Ki Ja mentraktir anak buahnya makan malam. Dia sengaja memilih restoran Woo Jin (orng ini pinter bikin kesel orang hehe). Karena dipaksa Woo Jin dengan malas duduk semeja dengan mereka. Seo Jung masih stres dia minum anggur, begitu juga Woo Jin dan Min Joon. Namun seo jung yang menghabiskan wine paling banyak.
Woo Jin kesal dengan sikap Ki Ja yang dingin ingin menang sendiri, tidak merasa salah dan tak meminta maaf padanya. Mereka juga berencana pergi ke karaoke, woo jin terpaksa ikut juga. Di sisi jalan dia mengomel dan menyalahkan Ki Ja. Ki Ja yang dingin kesal juga, dia menyuruh woo Jin diam tapi Woo Jin tak berhenti ngomel. Park Ki Ja mencium Woo Jin. Woo Jin tak suka dan berusaha melepaskan diri. Ki Ja beralasan dia menciumnya karena mulut Woo Jin tak mau berhenti bicara.
Tanpa tau apa yang terjadi Seo Jung dan Min Joon kebetulan menyaksikan Woo Jin dan Park Ki Ja berciumian. Min Joon patah hati, SEo Jung walau mabuk dia juga melihatnya dan patah hati. Di tempat Karaoe Seo Jung mabuk dan menyanyi keras-keras. Min Joon kasihan melihat Seo Jung yang mabuk dan terlihat merana. Pemred Kim Ji Won yang sadar dia diserang Ki Ja datang ke tempat karaoke. Dia marah pada Ki Ja dan menyiram Ki Ja dengan es batu. Ki Ja berusaha tetap dingin dan cuek.
"Apa kamu menyukai Woo Jin", tanya Min Joon
"Ya...eh tidak", walau mabuk dia berusaha menyembunyikan perasaannya.
SEo Jung mabuk, Min Joon membawa Seo Jung ke rumahnya. Pagi harinya ketika sadar Dia stress takut diapa-apain ama Min Joon. Min Joon cuma tertawa (ga sejelek itu lah dia). Seo Jung tiba-tiba ingin ke kamar mandi, doa menjerit karena melihat Min Joon yang tengah mandi.
Mereka lalu pergi ke kantor bersama. Di mobil Seo Jung malu dan tidak mau bicara. Min Joon mencairkan suasana
"Aku khan yang jadi korban, yang dilihat olehmu. Mengapa kau yang tidak mau bicara". kata Min Joon.
Tiba-tiba Seo Jung merasa ingat sesuatu "Apa benar tadi malam aku meliat Woo Jin dan boss..."
"Sudah lupakan semua itu", kata Min joon sambil menjentikkan jarinya.
Di lift mereka bertemu Park Ki Ja. Ki Ja menyindir baju Seo Jung yang terlihat belum ganti baju. Dia mencurigai Min Joon dan Seo Jung. Seo Jung berusaha menyangkal. Namun Min Joon ingin pamer dan berkata dia semalam memang bersama Seo Jung.
Di kantor Presdir kembali memanggil pemred Kim Ji Won dan Park Ki Ja. Dia kembali mempekerjakan Ki Ja dan meminta Kim Ji Won tugas luar ke Paris untuk beberapa lama. Presdir mempercayakan edisi khusus disiapkan sepenuhnya oleh Park Ki Ja. Ki Ja sekarang merasa menang.
Seo Jung menemui Woo Jin, dia ingin mengembalikan sepatu pemberian Woo Jin. Dia merasa dipermainkan oleh Woo Jin. Selama ini SEo Jung mengira woo Jin memberikan dua pasang sepatu , satu untuknya dan satu untuk Ki Ja.Tapi woo jin tak mau menerima barang itu kembali, dia menyuruh Seo Jung membuangnya saja jika tidak mau. Seo Jung pergi , begitu melihat tempat sampah dia membuangnya. tapi dia berubah pikiran san sayang sepatu itu, dia mengambilnya kembali.
Makan malam presdir mentraktir Park Ki Ja. Dia menjanjikan Ki Ja jika majalah edisi khusus sukses dia akan dipromosikan menjadi Pemimpin Redaksi.
Malam hari seorang bapak tua yang sangat mengenal Woo Jin mengunjungi restorannya. Dia berbicara pada Woo Jin dan meminta Woo Jin mengambil alih Style.
< episode 3 episode 5 >
0 comments:
Post a Comment