Song Tae Ha dan anak buahnya memberi penghormatan resmi pada pangeran kecil.
Setelah itu rombongan pergi ke kuil. Un Nyun berdoa di kuil dengan khusyuk.
Tae ha kemudian masuk.
Dae gil dan teman-temannya datang ke lokasi. Mereka terlambat. Rombongan Tae Ha sudah pergi dari situ. Mereka bertiga kemudian menyebar kembali mencari jejak. Seol hwa susah payah mengikuti mereka bertiga, dan saat sampai di sana, ke tiga orang itu sudah tidak ada di tempat. Wang son menemukan jejak wanita dan beberapa orang pria menuju kuil.
Mereka kali ini bersama-sama berlari menuju kuil, di perjalanan sebuah tandu lewat.
Dae gil tiba di kuil. Dia membuka pintu kuil dengan hati-hati (jeng...jeng..ternyata unyun dan tae ha udah pergi), bukan yang mereka cari yang terlihat tapi malah biksu kecil yang muncul. Dae gil dengan bahasa preman, menanyakan orang yang ia cari. Tapi biksu kecil itu sangat pandai bicara. Dia juga keberatan jika Dae gil tidak berbicara sopan pada orang beragama. Biksu kecil menunjukkan arah jalan. Mereka bergegas pergi ke sana. Tapi lagi-lagi mereka tak sadar bahwa mereka tertipu.(dibilangin ini mah BBB bukan budak biasa, plus anak buah lagi)
Un Nyun dikawal anak buah Tae ha pergi dengan tandu. Tae ha , Hanseom dan pangeran berpisah jalan dan pergi dengan kuda. Setelah agak jauh mereka berjalan kaki. anak buah mereka lalu pergi menghapus jejak.
3 Jagoan kembali ke ke kuil mereka bertemu Seol hwa. Seol hwa berpapasan dengan bangsawan dalam tandu. Dae gil ingat mereka sempat melihat tandu.Mereka mengejar jejaknya, tapi mereka hanya mendapati tandu yang telah kosong. Dae gil mengukur suhu kursi tandu, dia membayangkan Un Nyun tadi duduk di sana. Dia menyentuh kursi dengan penuh perasaan.
Kursi sudah dingin. Mereka sementara kehilangan jejak.
Tae Ha tiba di sebuah rumah, teman2nya menyambutnya. Mereka juga menyambut pangeran kecil.
Hari sudah gelap ketika Un Nyun dikawal anak buah tae Ha sampai juga di rumah. Tae Ha lega melihat Un Nyun selamat. Un Nyun sempat tidak mengenali Tae Ha yang berganti pakaian dengan pakaian dinas militernya.
Pangeran dipakaikan baju kebesaran mereka mengadakan penghormaan resmi pada pangeran.
Dae Gil dan rombongannya beristirahat di sebuah rumah. Choi tahu Dae Gil masih memikirkan Un Nyun. Dia mengajak dae gil berbicara di beranda.
"Jika kamu menemukan Un Nyun, apa yang akan kau lakukan?" kata Choi. Dae Gil berusaha menyimpan perasaannya bahwa dia tetap akan menangkapnya.
"Bagaimana jika dia benar telah menikah dengan Song tae ha?" tambah Choi. Dae Gil mencoba tidak memikirkannya "Bagaimana jika dia benar-benar telah hidup bahagia?"
Dae Gil sedih "Bagaimana dia boleh bahagia, sedang hidupku malah menjadi seperti ini...Dia tidak seharusnya bahagia..". Dae gil tak sampai hati Un Nyun senang di atas penderitaannya.
Suatu malam dengan terseok-seok Hwang chul woong yang terluka sampai di Hanyang (Seoul). Dia lewat di depan rumah ibunya, dia rindu dan ingin menangis, api dengan keadaannya yang terluka dia tidak sampai hati bertemu ibunya. Dia lalu berjalan tak tentu arah, misinya gagal, dia tidak ingin pulang ke rumah mertuanya juga tidak mencintai istrinya yang cacat.
Akhirnya dia pingsan di jalanan. Polisi Oh menemukannya, dari pengenalnya mereka membawa ke rumah mentri Lee Gyong Shik.
Istrinya begitu cemas suaminya terluka parah. Istrinya yang cacat ini sebenernya tulus mencintai Hwang Chul woong. Tapi hwang chul woong tidak pernah berusaha mengerti perkataan istrinya yang bicara saja tak jelas. Dua-duanya kasihan. Hwang chul woong ngerasa dijebak, istrinya juga mana pernah dia minta lahir cacat.
Melihat hwang chul woong terluka, ayah mertuanya panik, dia takut misinya gagal. (lebih mikir misi drpd keselamaan menantunya!). Lee gyong shik terlanjur berkata pada paduka raja bahwa mereka telah mengirim orang terbaik untuk "membereskan" masalah Jeju. (aku rada bingung nih sama raja, bukankah itu cucunya?dia rela bunuh cucu sendiri atau aku ada yg salah ngerti ni). Raja sendiri ditekan oleh utusan Qing yang ingin membawa anak pangeran untuk dirawat di china.
Pagi hari Song Tae Ha sudah menyapa anak buahnya dia juga berlatih beladiri dengan anak buahnya.ANak buahnya banyak yang bertanya-tanya siapa kira-kira wanita yang bersama Tae Ha. Hanseom yang ditanya hanya menyebut dengan "kakak ipar", panggilannya selama perjalanan. DI rumah itu ada dua kelompok yang satu kelompok militer dipimpin oleh Song Tae Ha, yang satu lagi kelompok pejabat pemerintahan dipimpin oleh sebut aja Mr Y (blom tau namanya).Dulunya mereka dipimpin oleh "guru" mereka mendiang mentri Im Young.
Un nyun pergi ke dapur untuk memasak. Hanseom serba salah dan melarangnya. Un Nyun memaksa Han seom yang pergi karena ini urusan perempuan. Song tae Ha datang ke dapur
"Aku mendapat laporan kamu pergi ke dapur", kata Tae Ha
"Apa hal kecil ini termasuk hal yang harus dilaporkan?", Un nyun menyindir. Tae ha berkata walau laki-laki anak buahnya sudah terbiasa berkelana dan bisa memasak.
"Apa kamu ini begitu lambat mengerti, aku ingin memasak makanan buatmu dengan tanganku sendiri", kata Un Nyun. Tae ha pun tersenyum dan membiarkan Un Nyun.
3 jagoan dan seolhwa menyelidiki kira-kira dimana rombongan song tae ha itu menyewa rumah. Mereka menyebar mencari informasi baik dari tukang daging, tukang kayu, orang di jalan dan penyewa rumah apa kira-kira ada aktifitas orang baru yang mencolok.
Anak buah Tae ha dan kelompoknya terutama dari kelompok pejabat merasa terganggu akan kehadiran orang luar seperti Un Nyun. Mereka merasa misi mereka ini begitu besar dan berbahaya, sangat riskan jika ada orang luar. Tae Ha berkata dia akan menikahinya dan mengadakan upacara. Mereka juga sepertinya tidak setuju. Mereka menganggap pernikahanpun bagi seorang jendral bisa mengganggunya mencapai cita-cita revolusi besar meraka.
Song Tae Ha menemui Un Nyun yang tengah mengasuh pangeran.
"Maukah kau menikah denganku? Kita perlu untuk menikah". kata Song Tae Ha. Un Nyun awalnya senang, tapi mendengar kata "perlu" dia menjadi kesal.
"Apa menikah itu karena perlu atau karena perintah?", Un nyun merasa agak direndahkan.
"Mereka semua membicarakan tentang kita", kata Tae Ha polos
"Kalau begitu aku akan pergi dari sini", sahut Un Nyun kesal. Dia lalu meminta Tae Ha keluar.
Dae Gil mendapat ide lain, dia kembali mencari tandu yang terakhir mereka lihat. Di tandu terukir nama pemilik tandu.
Dae Gil mendatangi rumah bangsawan pemilik tandu, di sana dia mengalahkan semua anak buah bangsawan itu. Dengan mengancam dia bertanya kepada siapa dia menyewakan tandu.
bangsawan itu akhirnya berkata dia menyewakan tandu itu kepada temannya dan mereka tinggal di desa sebelah.
Un Nyun masih kesal dengan cara lamaran Tae Ha tadi padanya. dia berbicara sendiri pada pangeran
"Pria itu memang aneh mengapa tidak katakan saja , aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku"
TIba-tiba Song tae Ha masuk lagi ke kamar. Dia ingin mengulang maksudnya tadi.
"Aku mengajakmu menikah bukan karena perlu atau karena perintah. tapi karena kau telah mengisi seluruh hatiku", kata Tae Ha.
Un nyun kali ini luluh matanya berkaca-kaca. Dia bersedia menikah dengan Tae Ha.
Pagi hari, anak buah Tae Ha menyiapakan ritual upacara untuk pernikahan. Tae Ha dan Un Nyun pun bersiap-siap. Upacara ini sederhana tidak ada gaun pengantin, mereka hanya memakai pakaian mereka. Namun mereka terlihat bahagia.
Dae gil datang ke desa sebelah di mana dia mendapat informasi tentang keberadaan Tae Ha. Dia menemukan rumah itu dan berhasil menyelinap masuk ke dalam rumah itu. Dia bersembunyi di samping sebuah bangunan. Dia melihat Tae Ha berada di dekatnya. Dae Gil mengeluarkan dan menyiapkan belatinya. Tiba-tiba Un Nyun muncul. Dae gil terhenyak, sudah lama dia tidak melihat Un Nyun begitu jelas. Dia ingat betul orang itu adalah Un Nyunnya yang dulu sering dia temui di halaman dan di dapur rumahnya.
Un Nyun bekata pada Tae Ha apa maksudnya dia datang ke sini
"Aku akan menjemput pengantin", kata Tae Ha mesra sambil memegang tangan Un Nyun.
Dae Dae Gil berusaha fokus untuk tetap menyerang keluar.
Tiba-tiba pangeran kecil datang menghampiri Un Nyun. Un Nyun menggendongnya, mereka semua tersenyum. Di mata Dae Gil mereka mirip keluarga yang sangat bahagia. Dae Gil terduduk lemas...
< episode 11 episode 13 >
0 comments:
Post a Comment