Powered by Blogger.
RSS

Chuno (Slave Hunter) episode 5

(semakin lama semakin menarik nih...)
Lee Dae Gil mengarahkan panahnya ke arah Tae Ha yang sedang di atas perahu. Tae Ha berhasil menahan panah itu dengan  senjata golok panjangnya. Un Nyun ketakutan karena panah itu menancap ke dekatnya. Tae ha melindungi dengan badannya.
"Tak perlu takut ini akan segera berakhir tetaplah di belakangku", kata Tae Ha
(hiks kok aku jd sedih...Dae Gil malah mau manah pacarnya sendiri tapi dilindungi sama musuhnya hiks)

Dae Gil kembali mengarahkan busur panahnya, tapi song Tae Ha berhasil menangkisnya kembali. Tae Ha semakin jauh Dae Gil menyerah.

Tae Ha merasa perjalanan ini berbahaya juga bagi tukang perahu. Dia meminta maaf pada tiukang perahu dan mohon padanya agar mau pulang dengan berenang. Tukang perahu menyanggupi.Tae Ha mulai mendayung.
"Apa kau bisa mendayung?", kata Un Nyun lembut
"Aku baru berusaha", jawab Tae Ha. Un Nyun mengulurkan tangan ingin membantu.
"Apa kau juga bisa mendayung?", balas Tae ha lembut.
"Aku juga akan berusaha", jawab un nyun. Tapi taeha tidak membiarkan seorang wanita mendayung dia meminta Un Nyun duduk beristirahat.

Dae Gil end the gank sedang meeting di pinggir sungai, mereka mengeluarkan peta dan kompas berusaha menebak arang Tae Ha. Mereka meresa tae ha akan kesulitan lari jauh karena bersama wanita. Mereka lalu bergerak lagi menaiki kuda mereka. Seol Hwa manja dia ingin naik kuda Dae Gil. Dae Gil menyerah dan mengulurkan tangannya. Seol Hwa memeluk Dae Gil dengan senang. Wangson kesal sekali.

Selepas turun dari perahu Tae Ha mengajak Un Nyun berlari. Un Nyun kepayahan merngikuti kecepatan Tae Ha. Tae Ha menarik Un Nyun dengan perantara kain (ga brani pegang2 tangan Un Nyun). Kali ini Un nYun benar-benar kehabisan nafas. Mereka akhirnya beristirahat sejenak. Tae Ha tiba-tiba bertanya apa betul In Nyun lari karena urusan kelompoknya. Namun akhirnya Un Nyun balik bertanya lebih detail tentang Tae Ha. Dia masih penasaran mengapa Tae ha terluka dan mengapa tidak mau diketahui prajurit yang lain (saat menemukan Tae Ha, dia sedang memakai seragam prajurit yang dicurinya)
"Aku terluka karena berlatih", Tae ha berbohong.
"Apa kamu tentara yang disersi?", tanya Un nyun lagi. Tae Ha mengaku dia bukan tentara yang disersi dan bukan bertindak kriminal.
"Siapa yang mengejar kita tuan. Apa mereka mengejarmu?" Un Nyun bertanya lebih lanjut. Tae Ha kembali berbohong dia bilang mereka mengejar Un Nyun. "Lalu mengapa kamu lari?", Un Nyun masih penasaran,
"Aku mau menemui seseorang?", jawab Tae Ha(kali ini bener...)

Perempuan misterius suruhan Choi (suami Un Nyun) sampe di tepi sungai dan mengancam tukang perahu (yang ini bener ngejar Un Nyun). Baek Ho dan anak buahnya sadar, mereka terbaring di kuil (kayaknya mereka emang dibiarin pingsan biar ga ngejar Un Nyun). Baek Ho bertanya dimana Un Nyun rahib hanya berkata diplomatis
"Dia mencari jalannya sendiri". Baek Ho juga bertanya tentang orang yang menyerang dia (tae ha maksudnya)
"Dia hanya orang tersesat yang mencari jalan". Baek Ho kesal dia segera pergi.

Hwang Chul Woong dipenjara masih kukuh pada pendiriannya (menolak membunuh Tae Ha), dia juga mogok makan. Mertuanya menengoknya "Sampai kapan kamu dapat bertahan", katanya pada menantunya. Chul Woong tak bergeming. dia ingat ayah mertuanya dulu menikahkan dia dengan anaknya dan menjanjikannya posisi di akademi militer. dia tidak tahu ternyata dia dinikahkan dengan seorang wanita down syndrom. Dia keluar kamar di malam pengantin (ngrasa dijebak). Tapi Lee Geong Shik menyebutnya anak dan minta dipanggil ayah karena sekarang Chul Woong yang akan mewarisi milik dia. Ibu Chul Wong menengok anaknya. dia menangis. Chul woong berusaha tak bergeming tapi tak tega dan minta ibunya ibunya tak datang lagi menengoknya. Walau terbelakang istri Chul Woong ternyata mencintainya. Dia dengan segala keterbatasan bermaksud menulis surat untuk suaminya.

Hari sudah senja. Tae ha mengajak Un Nyun beristirahat, karena pasti pengejarnya juga manusia yang butuh tidur. dia menyiapkan tempat berteduh/tenda dari pephonan untuk Un Nyun dan menyalakan api.

Seol Hwa yang pertama ribut karena lapar dan ingin istirahat, Dae Gil dkk akhirnya istirahat dan menyalakan api. Wang Son pikir dia bisa menyerahkan tugas memasaknya pada Seol Hwa.Ternyata Seol Hwa perempuan yang tidak bisa memasak juga menjahit. Seol Hwa bertanya tentang prempuan yang dicari-cari Dae Gil.
"Dia telah mencari perempuan itu selama sepuluh tahun", kata Wang Son
"Keren...", sahut Seol Hwa. Wang son tidak sependapat begitu, ngapain laki-laki harus terobsesi sama perempuan segitunya.  Wang Son kembali berusaha mengajak Seol Hwa berkencan (biasanya juga gagal wangson!)。Seol Hwa cerdik dia kembali mengadu pada Dae Gil bahwa Wang Son telah melecehkan dan menyentuhnya. Wangson kembali dimarahi Dae Gil. Wang son protes dia tidak merasa menyentuh Seol Hwa. Dae Gil juga memarahi Seol Hwa dan menyuruhnya belajar memasak.
Alih-alih memasak Seol Hwa memilih memainkan alat musik rebabnya. Dae Gil sempat melarangnya.Tapi Seol Hwa ingin musiknya dapat sebagai bayaran makan gratis dia selama ini. Seol Hwa mulanya menirukan suara-suara binatang dengan gesekan rebabnya.
Wang Son yang sedang memasak tertawa terbahak-bahak. Dae Gil juga ternyata senang. Setelah itu dia menghibur semuanya dengan melodi musik. Malam itu semua makan dengan senang.

Pagi hari Tae Ha terjaga karena ada orang yang datang menyerang. Mereka sekawanan perampok gunung. Tae Ha tidak panik walau mereka menyandera Un Nyun. Tae Ha berkata harusnya mereka melihat sekitar dengan lebih teliti (ada rombongan lain Dae Gil maksudnya di daerah situ).
Hanya dengan melempar golok mereka takut dan Un Nyun terlepas. Tae Ha mengusir mereka dengan mudah.

Dae Gil dkk ingin melanjutkan perjalanan, tapi Seol Hwa paling jago tidur. Saat Seol Hwa menagih sarapan, Dae Gil mengancam akan meninggalkannya di situ. Mereka menemukan tempat bermalam Tae Ha. Choi paling pintar membaca bekas jejak orang. Dari kondisi tanah dan rumput yang tertinggal dia tahu tadi ada perkelahian yang melibatkan 7-8 orang. Wang Son juga menemukan jejak, dia tahu seorang gentlemen (Tae Ha maksudnya) pasti menebas pohon dan rumput di sekitarnya untuk memberi jalan pada wanita. Mereka akan mengikuti jejak yang ditinggalkan Tae Ha, menurut Dae Gil menemukan mereka hanya masalah waktu saja. (mereka profesional ya..coba dulu pembimbing pramukaku gagah seperti mereka hihi). Choi heran siapa wanita yang dibawanya karena dari info yg didapatnya keluarga Tae Ha sudah tidak ada (ya itu pacar yang kamu cari 10 tahun dae gillllllll..!)

Di P. Jeju tempat anak mendiang putra mahkota, terjangkit wabah, banyak yang meninggal di sana. Semua petugas memakai masker. Anak itu masih kecil dan bener-bener lucu , tembem dan gemesin. Seorang dayang setia menjaganya. Ada seorang prajurit Kwak Han Seom yang nyebelin dan heran kenapa dayang itu setia menjaga anak seorang pengkhianat (putra mahkota dituduh berkhianat).
"Bukankah kau yang pernah mengkhianati Song Tae Ha?", kata dayang
"Eh..bukan aku tidak bersalah", dalih Han Seom.

Dahulu saat Jendral Song Tae ha dijebak dan difitnah menyelundupkan persediaan militer oleh ayah mertua Hwang Chul Woong. Lee Gyong Shik. Tae Ha dan anak buahnya disiksa agar mau mengakui sesuatu yang ga mereka kerjakan. Sebagai seorang prajurit mereka memilih menahan siksaan sampai mati daripada masuk jebakan mereka. Tapi salah seorang dari mereka Kwak Han Seom tak tahan siksaan dan ingin hidup enak. Dia mengaku disuruh Tae Ha menyelundupkan persediaan dan berkata semua di sana bersalah hanya dia yang tidak. Tae ha dan anak buah lainnya geram.

Dae Gil dkk mencoba mengikuti jejak tae Ha. Tae ha dan Un Nyun, mereka terus dalam pelariannyaTae Ha membuat jalan yang mudah untuk Un Nyun. tanpa bekal mereka survive dengan makan ular bakar.
Ke dua belah pihak ko terlihat tidak imbang, Dae Gil dengan bekal dan persiapan matang juga membawa kuda. Tae Ha tanpa bekal dan harus bawa Un Nyun yang tidak terbiasa dalam pelarian, hanya pengetahuan militernya yang jadi andalan. Walau ada Seol Hwa di pihak Dae Gil sebagai penari kelililing sepertinya lebih biasa bepergian.


Tae Ha tiba sebuah desa dan menginap di suatu rumah/kedai. Mereka tidur sekamar, tapi terpisah dan saling memunggungngi. Tae Ha bertanya tentang cinta /masa lalu Un Nyun. Dia berkata cintanya sudah lama pergi. Un Nyun teringat saat kakaknya membebaskan dirinya. Kakaknya menyabet muka daegil dengan sabit (sampai sekarang ada bekas luka di muka Dae Gil), lalu Dae Gil terjebak dalam rumah yang terbakar (Un Nyun sepertinya mengira dae gil  tewas)

Dae Gil dkk menyimpulkan mereka pasti menginap di kedai.sebelum pagi mereka sudah memacu kudanya ke rumah itu, dan bersiap-siap menyergapnya. Mereka terlambat, buruannya baru saja pergi (bekas tidurnya masih hangat).
Mereka bertiga berpencar dan mengejar dengan kuda. Seol Hwa yang diminta menunggu malah menyusul dae gil dengan memakai kuda yang ada di sana. Dae Gil sadar ada sesuatu yang salah, dia berbalik arah kembali.
Ternyata Tae ha tidak pergi. dia dan Un Nyun sembunyi di kolong rumah (pinter ni jendral). Tae Ha menempelkan telinganya di tanah untuk mendengar jejak kuda pengejarnya. Dia sadar triknya tidak berhasil sepenuhnya. Ada kuda yang datang lagi. Tae Ha bersiap naik kuda. Saat Dae Gil kembali tidak ada kuda yang tersisa. Dae Gil menempelkan terlinga ke tanah , dia tahu mereka baru pergi ke arah timur.


< episode 4                                     episode 6 >

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment