Kakek kaget mendengar perkataan Sang Hoon, tetapi wajahnya mendadak gembira. Sang Hoon berusaha mencegah Geum Ja dan yang lainnya untuk membantahnya.
"Ha, jung In hamil? ", kata Kakek
Sang Hoon menatap dan memberi kode pada Hyun Soo
"Iya kakek ", kata Hyun Soo sambil mengusap perut Jung In. Jung In risih.
"Mulai sekarang Kau harus perhatikan kesehatan Jung In", kata Kakek. Dia juga meminta pernikahan dipercepat lalu pergi sambil tertawa.
Sang Hoon lalu mengajak Geum Ja ke kamarnya. Geum Ja masih syok.
"Apa selama ini kau tidak menganggap aku ini bagian keluarga ini", protes Geum Ja karena Sang Hoon merahasiakan ini darinya.
"Kamu ini sangat mudah menangis dan tidak bisa bohong. Kakek tak ingin anak-anaknya tahu penyakitnya", jelas Sang Hoon.
Geum Ja sangat menyesal bagaimanapun Kakek itu juga ayahnya, dia takut tiba-tiba kakek ambruk tanpa dia tahu penyakit kakek.
Hyun Soo ke kamar Kakek. Dia langsung mengikuti sandiwara itu, dan ikut tertawa bersama kakek.
"Walau badanku kurus begini aku juga bisa kakek (ngehamilin cewe hehe). Aku nanti ingin punya 10 anak", kata Hyun Soo.
Tapi Kakek meminta Hyun Soo jangan terlalu senang karena bagaimanapun dia juga berdosa pada Jung In dan orang tuanya. Kakek menasehati Hyun Soo agar bisa mensupport anaknya kelak dan segera menyiapkan pernikahan.
Lalu kakek menanyakan mimpi kehamilan Jung In. Hyun Soo terkejut. (di sana sepertinya ada mitos bahwa setiap ibu hamil pasti diberikan mimpi sesuatu hal baik yang nanti akan ditaksirkan mengenai anaknya kelak)
Jung In dan Hyun Soo berbicara di dapur. Jung In bingung karena tiba-tiba mereka harus bersandiwara seperti ini.
"Ayahmu juga tampaknya sudah terlanjur salah paham", kata Hyun Soo
"Oh pantesan Ayah membelikanku mangga", kata Jung In sambil menepuk kepalanya.
Sang Hoon lalu berkata pada Hyun Soo bahwa ibunya ingin bicara pada mereka berdua. Mereka dengan alasan menyiapkan pernikahan pergi ke taman untuk membicarakan hal ini agar tidak diketahui kakek.
Geum Ja memarahi Hyun Soo yang sampai membiarkan Jung In melakukan tes donor.
"Bukan salah Oppa aku yang memaksa", bela Jung In.
"Kalian berdua siapkan saja untuk pernikahan itu. Aku, Baek Geum Ja yang akan melakukannya!", kata Geum Ja mantap.
Dia berkata bahwa kali ini dia yang memimpin, dia yang akan mendonor , sedang Jung In konsentrasi pada urusan rumah tangga dan persiapan pernikahan.
Kakek Joon Bae mengadu pada kakek Kangbahwa So Nyu ternyata hanya wanita yang memanfaatkanya. Dia pinjam uang dalan jumlah besar pada Joon Bae tapi kemudian menghilang tanpa jejak. Sebenarnya Kakek juga sempat menyukai So Nyu dan pernah meminjamkan uang karena kasihan harus membayar utang pada Joon Bae.
Seo Jung Kil kaget melihat uang sebanyak itu yang diambil So Nyu. So Jung Kil sendiri sudah lama curiga. Jo Hee bahkan pernah mengenali wanita itu orang yg tidak punya rumah dan kerap mandi di pemandian umum/sauna. Seo Jung Kil lalu membantu Joon Bae melapor dan membantu menyelidiki hilangnya So Nyu. Jung Kil bak detektif yang melacak telepon-teleponnya.
Hyun Soo menemui ibunya. Ibunya tampak masih sedih. Tapi Geum Ja ingin urusan kakek biar dia sekarang yang memikirkannya. Geum Ja meminta Hyun SOo mengurus pernikahannya dengan baik. Geum Ja ingin Hyun Soo memberikan gaun pengantin yang indah unuk Jung In karena gaun pengantin itu bermakna bagi seorang wanita.
Untuk bisa mengakui Ji Soo sebagai pacar resminya, Sung Joon mulai mendekati ibunya dan memberikan pancingan-pancingan bagaimana tentang hubungan dengan wanita. Tapi ibunya curiga dan mengancamnya agar jangan asal memilih wanita karena dia anak laki-laki satu-satunya dan anak sulung.
Ji Soo yang mendengarnya mencoba bersabar. Sung Joon merayu dan menghiburnya, dia juga memberikan ponsel pada Ji Soo.
"Coba kamu gambar hati di sana", kata Sung Joon
Ji Soo menggambar hati dengan ujung jarinya di keypad ponsel, dan lansung terhubung ke ponsel Sung Joon (duh kok jadi pengen ponselnyaaaa)
Saat menengok ke dapur Hyun Soo mendapati Jung In sedang mengupas sejenis umbi seperti talas dengan tangan terbuka. Hyun Soo menegurnya karena khawatir. Lalu Geum Ja datang dia juga khawatir dan cemas.
"Kau ini kalau begitu tanganmu bisa gatal", kata Geum Ja hendak mencuci tangan Jung In.
Geum Ja memukul tangan Jung In karena peduli padanya.
Tapi tiba-tiba Go Joo Hee masuk. Dia melihat Geum Ja memukul tangan anaknya dan salah paham.
"Kau memarahi dia bagaimana kalau bayi dikandungannya syok!", kata Joo Hee yang masih mengira anaknya itu hamil.
Joo Hee rupanya sudah berbelanja dia tidak mau anaknya kecapekan dan ingin memasak makan malam untuk mereka khususnya Hyun Soo.
Dia mengusir semua orang dari dapur, dan tidak mau diganggu sampai masakannya siap.
Di kantor global ada staf wanita baru. Staf itu masuk atas rekomendasi Hyun Soo, karena wanita itu koleganya sewaktu kuliah di amerika dulu. Pergaulannya masih tampak bebas seperti orang amerika. Dia tak ragu menyapa Hyun Soo honey dan memeluknya. Hyun Soo tapi sudah terbiasa dan cuek saja. Wanita itu melihat Han Se dan sepertinya menyukainya. Tapi sekertaris Kim mengingatkan bahwa cinta bossnya sudah diberikan pada seseorang.
Lee Han Se menemui Hyun Soo. Dia berkata ingin memberi hadiah pernikahan untuk Hyun Soo dan Jung In sebagai tanda dia sudah merelakan mereka. Hyun Soo tadinya tidak mau direpotkan
"Kalu begitu aku tidak akan memberikan restu dan dukunganku", kata Han Se
Han se meminta Hyun Soomeneyebut yang dia inginkan karena Han Se bercanda dia hanya punya uang. lalu mempersilakan memberi kado seprti peralatan makan. Namun Han Se berkata dia ingin yang lebih yaitu gaun dan baju pengantin untuk mereka berdua.
Jung In pulang dari berbelanja dia berkata pada kakek telah membeli Hanbok dan memperlihatkannya pada kakek. Kakek berkata pada Jung In bahwa dia semalaman telah menyiapkan nama-nama untuk anak Jung In nantinya.
"Karena kau ingin punya 6 anak maka telah kusiapkan 6 nama, yang atas untuk anak laki-laki yang bawah anak perempuan", kata kakek
Jung In langsung ingin menangis, kakek seperti orang mau meninggalkan wasiat. Dia langsung ngambek
"Mana boleh memberi nama sebelum melihat anaknya", Jung In protes
"Kita khan tidak tahu apa yang terjadi nanti...Apa kau tak suka nama-nama itu?"
Jung In tambah menangis, dia melihat seakan-akan kakek menyerah pada penyakit dan siap meninggal.
"Aku tidak suka. Kakek harus memberi nama setelah bayinya lahir", Jung In pergi sambil menangis.
Malam itu semua keluarga Kang, Jung In kecuali Hyun Soo yang belum datang menunggu makan malam yang disiapkan Joo Hee. Mereka lapar karena menunggu lama. Jung Kil dan Sung Joon pun datang bergabung. Mereka menanyakan makanan. Tapi Joo Hee masih akan menyiapkannya sambil menunggu Hyun Soo datang. Begitu Hyun Soo datang mereka semua tampak lega.
"Kenapa kalian menyambutku segembira itu. Aku pulang dari luar negeri saja tidak seperti ini?" ,Hyun Soo heran.
Akhirnya Joo Hee dengan bangga mengeluarkan masakan hasil karyanya dalam panci Juanlo kecil yang dia tata sayurannya dengan indah.
Joo Hee mempresentasikan karyanya yang mengingatkannya pada kisah dari dinasti Joseon.
Tapi orang-orang lapar dan tidak peduli dengan penjelasan apapun. mereka hanya ingin makan.
"Apa cuma ini masakannya?", tanya mereka heran, karena ada banyak orang kelaparan sekarang.
Joo Hee membenarkan.
Sung Joon , Hyun Soo dan Jung In akhirnya membuatt mie rebus dalam 2 panci besar.
Mereka semua makan mie yang sederhana dengan lahap (wkwkwk seperti udah lama ga makan kasih indomi juga senengnya minta ampyun).
"Hyun Soo bagaimana dengan masakan yang kubuatkan untukmu", Joo Hee ngambek
"Tenang Bibi, aku akan memakannya nanti sebagai penutup", kata Hyun Soo.
Joo Hee dan Geum Ja lalu saling pamer membicarakan mimpinya saat hamil anak-anaknya. Mereka lalu menanyakan mimpi Jung In. Jung In salah tingkah. Mereka tak percaya Jung In belum mimpi.
"Sekarang kita berdoa saja semoga Jung In nanti memperoleh mimpi yang baik", kata Kakek.
Esok hari Jung In menemani Hyun Soo yang akan berangkat kerja di kamarnya. Mereka lalu berciuman. Tiba-tiba kakek yang turun ke kamar Hyun Soo melihat mereka. Kakek dan juga mereka kaget.
"Penglihatanku sudah kbar, aku tak melihat apa-apa", sahut Kakek risih.
Kakek buru-buru pergi. di atas dia berbicara pada Sang Hoon agar membuat pintu untuk kamar Hyun Soo. Sang Hoon menebak kakek melihat sesuatu, tapi kakek malu menjawabnya.
Geum Ja sekarang mulai baik pada Jung In, dia di dapur juga tidak pernah memarahi Jung In lagi.
Kebetulan golongan darah Geum Ja sama dengan Kakek dan Jung In yaitu golongan darah O. Dia akan melakukan tes kecocokan donor itu. Geum Ja menanyakan pada Jung In siapa lagi di keluarganya yang golongan darahnya O. Geum Ja berharap itu Sung Joon atau Jung Kyung. Tapi Jung In menggelengkan kepalanya.
Ternyata hanya Seo Jung Kil yang golongan darahnya O. Geum Ja lalu mendatangi rumah Jung In, dia mengajak Jung Kil ikut ke rumah sakit dengannya untuk di tes dengan alasan untuk tes kesehatan. . Geum Ja beralasan bahwa Jung In ingin ayahnya sehat. Walau agak bingung Jung Kil akhirnya ikut juga ke rumah sakit. Geum Ja selalu mengawasi Jun Kil karena takut Jung Kil kabur .
Dia sendiri merasa terpaksa karena dia sedang sibuk (menyelidiki So Nyu).
Di rumah sakit Geum Ja bertemu Jung Kyung , dia baru melihat Jung Kyung dengan jas dokternya.
"Duh pantas saja anakku menyukaimu selama 8 tahun. Kau tampak begitu anggun saat memakai jas putih", puji Geum Ja
Direktur rumah sakit sudah pulang dari liburan dan cuti panjangnya. dia memberikan Jung Kyung oleh-oleh pasir dan foo dari padang pasir. Dia sepertiny amasih menyukai Jung Kyung. Direktur juga mengetahui masalah penyakit yang diderita oleh kakeknya Hyun Soo.
Jung Kil menyelidiki nomor yang sering ditelepon oleh so Nyu , salah satunya ternyata So Nyu sering menelepon ke bengkel. Jung Kil mengira kakek juga pasti tertipu tapi tidak mau berkata apa-apa. Jung Kil mendatangi bengkel tapi kakek tidak mau terus terang.
Jung In lalu datang ke kantor bengkel mencari kakek. Dia memberikan 2 buah mangga ya yang pernah dibelikan oleh ayahnya.
"Ini mangga yang mahal, kakek harus memakannya", kata Jung In.
Pulang dari rumah sakit. Geum Ja langsung ke dapur. Sebenarnya Jung In sudah selesai masak. Hanya tinggal menyiapkan makan malamnya. Geum Ja menyuruhnya istirahat. tapi Jung In balik meminta Geum Ja yang beristirahat saja karena baru pulang.
Calon ibu mertua dan menantu sekarang sudah tampak akur. Hyun Soo yang baru datang melihat mereka berdua sekarang juga tampak senang.
"Ibumu sekarang sepertinya sudah menyukaiku", kata Jung In senang
"Tapi ingat ibuku itu mencintaiku selama 30 tahun loh", ujar Hyun Soo
"Tunggu sampai aku melahirkan bayi, maka cintanya padamu pasti akan berpaling dan beralih ke cucunya", kata Jung In menggoda Hyun Soo.
Jung Kil berhasil menemukan So Nyu. So Nyu kaget. Dia akhirnya membawa So Nyu ke kantor polisi. Dia ditanyai, di kantor polisi. Joon Bae sebagai pelapor juga datang memberi kesaksian. Jung KIl menghubungi kakek untuk bersaksi. Tapi kakek tidak memberi kesaksian yang memberatkan, tapi dia malah berkata idak pernah mengenal So Nyu. Mendengar itu So Nyu menangis.
Kakek pergi ke rumah sakit menemui dokternya. Kakek berkata bahwa dia berniat berobat.
"Cucu menantuku sedang hamil, dia keras kepala dan bersikeras ingin aku memberinya nama setelah bayinya lahir", kata Kakek bangga
Kakek ingin dia dapat bertahan setidaknya 10 bulan lagi. Tapi dokter berkata bahwa obat tidak memperpanjang hidup, untuk itu mungkin perlu operasi.
"Tapi sekarang penyakitku terasa membaik"
"Kadan memang pada orang tua kanker juga menjalar lebih lambat", kata dokter
"Mungkin inilah berkah menjadi orang tua", kata Kakek.
Sebelum pulang dia memberikan mangga pemberian Jung In kepada dokter.
"Aku tidak tahu rasanya katanya sedikit asam, tapi kata cucuku ini mangga yang mahal"
Pagi itu hasil tes Geum Ja dan Jung Kil akan diumumkan. Jung In dan Hyun Soo tadinya akan pergi untuk fitting baju pengantin tapi Jung In ingin menundanya karena hasil tes itu keluar hari ini.
Geum ja mendapat telepon dari rumah sakit. Dia mendengarkan dengan semangat, tapi sepetinya dia kecewa.
Jung Kil juga mendapat telepon dari rumah sakit. Mendengar telepon itu dia terkejut.
Jung Kil lalu buru-buru datang ke rumah kakek. Dia merasa tak tahu menahu tentang tes itu dan merasa dijebak untuk tes kecocokan donor.
Geum Ja langsung membawa Jung Kil ke halaman belakang. Melihat gelagat Jung Kil yang marah, dia menebak bahwa hati Jung Kil yang cocok sebagai donor kakek. Jung Kil yang marah karena dijebak juga menolak karena dirinya juga sudah berumur sehingga dia dan kakek sama-sama beresiko.
Geum Ja sedih dan tidak tahu berapa lama lagi dia bisa melihat kakek mungkin bulan depan tiga bulan lagi atau beberapa hari lagi.
"tolonglah, aku meminta potongan livermu sedikiittt saja", kata Geum Ja
Jung Kil masih tidak mau dia lalu pergi.
"Tuan Muda", panggil Geum ja
Dia memohon pada Jung Kil akan memperlakukan Jung Kil seperti dulu Kakek memperlakukan Jung Kil sebagai tuan muda seumur hidupnya.
< episode 36 episode 38 >
0 comments:
Post a Comment