Powered by Blogger.
RSS

Brilliant Legacy episode 4

Eun Sung berpamitan dan berkata pada nenek bahwa dia akan pergi mencari adiknya. Eun Sung berharap ingatan nenek cepat pulih. Tiba-tiba nenek memeluk Eun sung erat-erat. Nenek berkata ia tidak mau ditinggal sendirian.
Eun sung tak tega, akhirnya dia membawa nenek ke tempat tinggalnya.
Hyeri mengatui hal ini Dia sempat beradu mulut denan hyeri n eun sung hyeri berkata mengapa dia mengurus seorang nenek, padahal mengurus diri sendiri saja dia sudah sulit. Eun Sung membela diri dan berkata nenek lupa ingatan sementara.
“apa kau lupa adikmu”, kata Hye Ri
“Justru karena aku ingat Eun Woo, aku melakukkanya. Eun Woo tak tau dimana dan aku juga berharap dengan merawat nenek ada orang juga bersedia merawat Eun Woo”

Nenek diam-diam mendengar pembicaaraan mereka. Eun Sung masuk dan menanyakan kondisi nenek. Eun Sung tau nenek lapar tetapi dia tidak punya nasi, mereka makan sisa makanan yang tidak terjual. Nenek tidak enak hati, karena tahu kondisi Eun Sung sulit.

Woo Hwan diberi tahu neneknya tidak ada di rumah. Tetapi dia masih marah pada nenek, dia memutuskan untuk secepatnya kembali ke Amerika. Dia memesan tiket one way.

Seung Mi menemui Woo Hwan di bar. Begitu tau Woo Hwan akan kembali ke Amerika dia terpukul dan langsung minum. Woo Hwan heran karena seung Mi tidak pernah minum. Seung Mi mabuk dan tidak percaya Woo Hwan mempearlakukannya dengan buruk. Woo Hwan berkata ia memang laki-laki yang “buruk”, dan tidak menyangka Seung Mi bisa menyukai laki laki buruk (bad guy) seperti dia.

Eun Sung pulang kerja dan melihat baju di kaki lima, dia memberlikan baju untuk nenek. Di rumah nenek curhat, dia tidak ingat siapa dia. Pastnya dia orang yang sangat miskin karena memakai baju seperti seorang pengemis. Eun Seung menghibur nenek dan memperlihatkan baju yang dia beli untuk nenek.
Pagi-pagi sekali nenek mendapati Eun Sung terkantuk-kantuk membuat makanan untuk dibawa berjualan. Nenek tidak ingin merepotkan Eun Sung dan berkata bahwa dia bisa pergi ke kantor polisi sendirian. Namun ,Nenek akhirnya dengan setia menemani Eun Sung menjual makanan.

Keluarga nenek cemas karena tidak tau keberadaan nenek. Woo Hwan mengira nenek menghindar darinya karena telah memukulnya. Tapi Woo Hwan tetap ingin pulang dan berencana berkemas. Tiba-tiba dia ingat tasnya dan ingat Eun Sung. Dia menelepon klub malam tempat dia trakhir kali bertemu Eun Sung, tetapi ternyata Eun Sung sudah tidak bekerja di sana. Dia mencari senior Eun Sung, Lee Hyung-jin, tetapi dia juga tidak tau dimana eun sung. Woo Hwan kesal sekali baru kali ini seorang perempuan berani mempermainkannya.

Eun Sung pulang kerja dan sibuk menempel berita kehilangan adiknya. Park Jun Se mengajaknya makan siang. Mereka membuka bekal masing-masing di bangku taman. Jun se sayang dan kasihan melihat Eun Sung yang terlihat lelah. Eun Sung tiba^tiba mimisan. Dengan sigap Jun Se mengeluarkan saputangannya dan melap hidung Eun Sung. Dia juga membeli tissu dan mengurusnya sejenak. (Huu Oppa ini baiikk bangettt). Dia melihat Eun Sung hanya makan sisa jualannya, dan menukar dengan bekal miliknya. Dia menawarkan Eun Sung bekerja di restorannya saja dan bersama membuat menu. Tapi Eun Sung mengira restoran itu milik seniornya yang brengsek Lee Hyung-jin. (dulu sih Oppa ngijinin dia ngaku-ngaku!). Eun Sung tersinggung dan berkata bahwa dia tidak minta dikasihani. Eun Sung pergi meninggalkannya.
Eun Sung pulang ke rumah, nenek melihatnya dengan telaten merapikan uang-uangnya selembar demi selembar
“Kamu, semuda ini sudah peduli terhadap uang”, kata nenek berkomentar
“Aku juga tidak pernah menyangka akan mencari uang, uang itu sesuatu yang menakutkan”
Tiba-tiba nenek ingat dia pernah mengatakan hal yang sama,
“Karena uanglah aku kehilangan ayahku, dan karena uang juga aku kehilangan adikku. Jika adikku kembali aku akan mencari banyak uang”.
Nenek tiba-tiba teringat saat dia menampar Woo Hwan, kepalanya langsung sakit.

Tuan Park, ayah Jun Se mendapat kabar Direktur jang tidak ada. Dia pergi ke rumah Direktur Jang.

Nenek menelepon Pyo Sung Chul, dia berkata dia baik-baik saja, tetapi dia masih akan pergi beristirahat beberapa hari lagi.
Pyo Sung Chul melaporkannya pada nyonya Oh. Woo hwan bertanya dimana neneknya. Tapi pelayan Pyong bilang nenek tidak mau mengatakannya. Woo Hwan benar-benar berpikir nenek menyesal karena telah memukulnya (dasar anak ga tau diri ya ga sadar-sadar juga). Ibunya menyuruhnya tidak pergi sampai nenek pulang.

Park Jun Se kembali menemui Eun Sung, dia mengajaknya makan siang. Jun Se meminta maaf karena tidak mengerti perasaan Eun Sung. Dia berkata dia tidak mau mengasihani Eun Sung hanya ingin membantu Eun Sung untuk mandiri. Jun Se kembali menawarkan kerja di restoran karena jam kerjanya fleksibel. Eun Sung perlu bekerja sebelum menemukan adiknya. Jun Se membungkuskan makanan untuk nenek.

Eun Sung pulang dan membawakan makanan untuk nenek, nenek mengenali asal restoran itu. Eun Sung berkata akan melamar di restoran,. Tiba-tiba nenek berulah dan menjawab ketus. Eun Sung heran dengan perubahan gaya bicara nenek.
“Jangan-jangan nenek mulai ingat sesuatu ya”
Nenek lalu menyindirnya “Apa kau mau mengusirku?”

Baek Sung Hee senang karena alasan Seung Mi berhenti kuliah ternyata ingin kerja di perusahaan makanan keluarga Woo Hwan. Sung Hee berkata iut ide bagus yang tidak pernah terpikir olehnya. Seung Mi heran ibunya begitu picik. Dia juga protes karena tidak diijinkan berkata terus terang pada Woo Hwan bahwa ayah tirinya sudah meninggal. Sung Hee berkata bahwa Woo hwan masih polos dan dia bisa jadi jatuh cinta pada wanita lain lagi. Sung Hee meminta anaknya menuruti rencananya karena pasti keluarga Woo Hwan akan selektif memilih pasangan untuk pewaris tunggal mereka.

Saat pulang kerja, Eun Sung dimarahi oleh ibu pemilik rumah karena nenek merusak taman , mencabuti bunga juga mencuri selimut. Nenek bilang dia kedinginan dan tidak suka berbagi selimut. Dia juga bosan dengan makanan tanpa daging yang itu-itu aja.
Eun Sung kewalahan dan meminta nenek mengerti karena dia tidak punya uang dan hidupnya juga sedang sulit.

Pagi hari dia bertanya pada nenek baju apa yang kira-kira cocok dia kenakan untuk wawancara. Nenek dengan segan menjawabnya. Eun Sung bercerita bahwa direktur di tempat yang ia lamar tidak terlalu mempedulikan penampilan dan suka membantu menerima karyawan dari orang-orang miskin. Nenek sepertniya tidak suka dan cemburu. Tiba-tiba dia brekata perutnya sakit sekali dan minta dibawa ke rumah sakit. Eun Sung walau ragu terpaksa membawa nenek ke rumah sakit. Dia tau dia telah terlambat untuk wawancara. Di rumah sakit karena alasan uang dan berkata sakit perutnya sudah hilang, dia tidak mau di check up lebih lanjut. Eun Sung menangis di pojok rumah sakit. Dia kecewa dia tidak bisa wawancara.
Di rumah EunSung terus menangis.
“Apa kau mau mengusirku?”
“Mengapa kau terus mengatakan hal itu padaku. Aku pernah diusir dari rumah dan tau rasanya tiba-tiba tidak ada tempat tinggal. Tentu aku tak akan mengusir nenek”
Nenek terharu. Malam itu nenek memasaknya tepung kimchi istimewa untuk EunSung walau dari bahan seadanya.

Keesokan harinya Eun Sung panik karena kehilangan nenek Jang. Lalu seorang laki-laki menjemputnya. Eun Sung masuk ke dalam mobil dan dibawa ke sebuah rumah rumah mewah. Eun Sung heran.
“Bukankah kau mau bertemu nenek”
“Tetapi nenekku itu sebatang kara dan tidak mungkin tinggal di tempat sebagus ini”
Eun Sung akhirnya masuk, dan dia kaget nenek Jang memanggilnya.

Episode 3                                      Episode 5

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment