Kesalahpahaman Awal Keretakan
Pesan itu berupa ungkapan 2 bait puisi. Ratu menyuruh Bidam membacanya dengan keras bidam hanya diam. Akhirnya chunchu membacanya dengan berat hati. Shinjuk Hosejon
Bait pertama : berkaitan dengan Budha
Bait ke dua: berkaitan dengan naik tahta
Nama Bidam sendiri berarti Budha. Jadi disimpulkan bahwa Bidam akan menjadi raja Kerajaan Suci.
Bidam akhirnya curiga bahwa kejadian ini pasti berkaitan dengan perbuatan kelompoknya. (Misaeng biasanya ahli bikin-bikin tipuan kayak gini).
Ratu dan chunchu menganggap kejadian yang mengguncang tahta ini tak bisa ditolerir lagi. Chunchu memimpin sendiri pasukan dari kementrian pertahanan untuk menyelidiki langsung tempat munculnya perahu di dermaga.. Akhirnya tim mengetahui bahwa perahu itu datang dari Ulsan dan dan ada ahli perahu bernama Yucheok. Yeom Jeong dan anak buahnya berusaha menghilangkan jejak. MEreka sama-sama mencari Yu cheok untuk tujuan yang berbeda. Yucheok yang nyawanya terancam minta perlindungan kepada pasukan ratu. Namun dari jauh anak buah Yeom Jeong menghujaninya dengan panah. Salah satu panah itu mengenai Chunchu dan pasukan pun mundur.
Ratu cemas dan marah. Untung luka Chunchu tidak mengenai bagian vital. Chun chu berkata bahwa mereka bermaksud membunuh si pembuat perahu. Tapi Ratu berkesimpulan bahwa mereka juga mengincar nyawa Chun Chu.
Ratu meminta diadakannya pertemuan darurat dengan para pejabat kerajaan. Namun ratu berpesan pada Alcheon agar Bidam dijaga di suatu tempat jangan sampai muncul di pertemuan. Setelah rapat selesai Ratu akan bertemu dengan Bidam.
Ratu marah akan adanya usaha asasinasi terhadap keluarga kerajaan dan meminta Kim Yong Chun untuk menginvestigasi masalah ini dengan tuntas.
Chun chu menemui Bidam. Chun chu tahu bahwa Bidam tidak terlibat masalah ini. Tapi dia menyalahkan Bidam karena tidak bisa mengontrol lagi kelompoknya. Chun chu berkata bahwa mata Bidam telah dibutakan oleh cinta sehingga tidak bisa melihat kelakuan anakbuahnya yang terjadi di depannya.
Chun chu memanas manasi Bidam, “Dan memang menurut kamu Yang Mulia menaruh perasaan kepadamu?”
Bidam berkata bahwa Chun chu sekarang telah dewasa. Dulu Chunchu begitu takut kepadanya.
Chun chu berkata , “Kamu dulu memang begitu menakutkan. Dulu kamu orang yang tidak gampang ditebak, taktis dan kejam, tapi sekarang tidak lagi.”
Chunchu pergi. Dalam hati dia minta maaf kepada Bidam bahwa kelompok Bidam sudah terlalu di luar kontrol dan Chun Chu bermaksud menghabisi mereka semua termasuk Bidam. Karena menurutnya tidak ada tempat bagi laki-laki yang dikuasai oleh cinta.
Para bangsawan kelompok Bidam marah kepada Yeom Jeong karena percobaan pembunuhannya pada Chun chu membahayakan mereka semua. Tapi mereka semua tidak mungkin berani melaporkan Yeom Jeong karena takut nama mereka semua akan terseret.
Bidam dibawa menemui Ratu. Ratu berkata bahwa Dia percaya Bidam tidak terlibat tetapi kali ini kelompok Bidam sudah di luar kontrol Bidam
Bidam meminta Ratu menghukum mereka semua.
“Tapi nanti kamu terkena dampaknya ”, kata Deokman
"Ti dak apa-apa. Saya siap terima konsekuensinya, Yang Mulia"
"Tapi aku tidak siap"
Deokman mengeluarkan sebuah cincin,
“Kita belum sempat berbagi apa-apa.”
“Apa Yang Mulia bermaksud mengusirku pergi dari sini?”
Bidam merasa ada hal yang tidak beres.
Deokman memberikan cincin itu ke telapak tangan Bidam, lalu menutupkan cincin di telapak tangan Bidam dan menggegamnya tangannya dengan lembut.
“Pergilah ke perbatasan di Chun Ah Gun. Pergilah untuk sementara”, pinta Deokman. Bidam tak menyangka Deokman meminta seperti itu.
Bidam pergi dia teringat kata-kata Chun Chu. Apa mungkin Yang Mulia tidak mempunyai perasaan terhadapnya.Deokman mau melepaskan genggamannya, tapi Bidam menariknya kembali.
“Kamu percaya padaku bukan?”, ujar Deokman.
“Aku akan menyelesaikan semua masalah di sini.sampai semua reda. Tunggulah nanti aku akan memanggilmu kembali".
Deokman menarik tangannya. Bidam kecewa dan pergi dengan ragu,
Deokman berkata dalam hati "Bidam kita harus berpisah untuk sementara"
dan berjanji akan menyelesaikan hal ini sementara Bidam pergi.
Bidam berkata dalam hati ” Ini tidak mungkin, tidak mungkin terjadi”
Kubu Bidam rapat. Mereka merasa pihak istana telah curiga gerak-gerik mereka . Mereka berniat mengungsi ke pertambangan. Misaeng cemas karena Bidam harus berada di pihak mereka untuk rencana ini .Yeom Joong berkata dia percaya bisa mengurus hal ini. Dia memerintahkan mata-matanya di pengawal kerajaan untuk pura-pura berusaha membunuh Bidam.
“Bagaimana jika dia benar-benar terbunuh?”
“Jangan khawatir Dia adalah ahli pedang terbaik di negeri ini. Asal kau menyumpitnya jangan ketika dia bertarung. Tembakkan ketika dia senggang.
Bidam berkata kepada Santak bahwa dia akan pergi ke Chun Ah Gun dan meminta Santak mempersiapkan semuanya
Bidam termenung di rumah sendirian. Dia heran mengapa Ratu tidak membiarkannya ikut menyelesaikan masalah ini, malah menyingkirkannya. Dia teringat kata-kata Chunchu bahwa Dia dulu menakutkan tapi sekarang tidak. Dia mengambil pedangnya, dan berkata pada pedangnya “Kamu sudah menahan diri terlalu lama.”
“Aku akan membereskan mereka!”
Yushin memenemukan gerakan mencurigakan pengikut Bidam, Ratu menyuruh menangkap mereka. Ternyata semua rumah mereka telah kosong mereka telah mengungsi..
Bidam dengan menyamar sebagai pengelana juga diam-diam menyelidiki hal ini (bajunya mirip baju Bidam pertama kali muncul, itu dah lama banget rasanya). Dia geram mengetahui pengikutnya telah bertindak sejauh ini. Bidam bertekad membunuh mereka.
Bidam mengikuti Yeom Joong dan anak buahnya. Seorang mata-mata mengikuti Bidam. Bidam mencegat rombongan Yeom Jong.
Dengan mudah Bidam dapat menghabisi pengawal Yeom Jong satu persatu (dewa pedang beraksi kembali nih…keren)
“Harusnya aku membunuhmu sedari dulu”, ujar Bidam.
Yeom Jung berusaha membujuk Bidam, tiba-tiba anak panah rahasia melesat ke arahnya. Bidam menghindar cepat dan menangkap mata-mata.
Bidam mengancam dengan menekan pedangnya ke leher orang itu
“Siapa yang menyuruhmu!”
Bidam membuka penutup mukanya dan tak percaya melihat sosok yang dikenalinya Dia mengenal orang itu adalah pengawal Ratu yang pernah ditemuinya.
“Siapa yang menyuruhmu!”, Bidam marah dalam kegamangan
Di belakang Yeom Jong memberi kode kepada mata-mata itu.
Mata-mata itu tiba-tiba berseru
“Habisi musuh negeri suci. Hidup Yang Mulia Ratu!”
Bidam kaget dan membunuhnya.
QSD Ep. 59 QSD ep.61
0 comments:
Post a Comment