(akhirnya nulis sinopsis lagi buat ngilangin suntuk hehe)
Shim Gun wook setelah ditelepon asisten Kim, akhirnya mengajak Asisten Kim berbicara di rumah Kakak Jang. Sambil membuka pintu Gun Wook memancing Asisten Kin dengan berkata bahwa ada orang yang merawat makam ke dua orang tuanya di desa Mi Ryang (ada jg sub yg bilang Mirang).
"Apa luka punggungmu waktu itu benar-benar sudah sembuh?", kata Asisten Kim merasa bersalah.
"Mengapa Anda merawat makam orangtuaku?", tanya Gun Wook tak menjawab malah balik bertanya
Asisten Kim juga tidak menjawab. Dia baru terpikir mengapa dia tidak tidak menemukan file tentang masa lalu Gun Wook.
"Kamu tumbuh lebih dari yang saya pikirkan"
"Apa kamu mengharap aku mati?"
Akhirnya asisten Kim berkata dia merawat nya karena kematian mereka yang tidak wajar.
Gun Wook mulai curiga dan penasaran
"meninggal tak wajar bagaimana?!"
"Kau benar tidak tahu bagaimana mereka meninggal?", tanya Asisten Kim
Gun Wook memaksa Asisten Kim bicara banyak, matanya mulai berkaca-kaca dia merasa ada yang tidak beres
"Apa mereka dibunuh?!! Oleh Siapa?! Tn. Hong?! JAWAB!!", GUn Wook mulai panik.
Asisten Kim lalu bercerita bahwa Ny shim tak ingin merawat anak haram hasil suaminya dengan wanita lain, dia lebih memilih membeesarkan anak orang lain, dia memberikan nama anak yang mirip lalu tes DNA palsu pada orang tua Gun Wook di desa. Akhirnya Tae sung asli berhasil ditemukan maka Ny. Shim bermaksud menghilangkan jejak kesalahannya. Kecelakaan orang tua Gun Wook saat mau menjemput Gun Wook itu disengaja atas perintah Ny. Shm. Tn Hong tidak tahu akan hal ini. Gun Wook terpukul dan syok mendengar penuturan asisten Kim
Pada yang sama Ny. Shim pulang ke rumah, dia memanggil pengurus rumah tangga Eum.
"Mengapa kau sering ingin mengatakan tentang Shim Gun Wook?", pancing Ny. Shim yang sudah mulai curiga.
"Saya dulu punya memori dengan anak itu (taesung tertukar) dan tn. Shim Gun Wook tahu mengenai hal itu (tentang permen)"
Ny. Shim kali ini benar-benar terperanjat dan berteriak histeris
"Mengapa kau tak katakan itu!!"
Dia merasa dibodohi oleh Gun Wook
Gun Wook pulang syok karena mendengar bahwa ternyata orang tuanya di desa sengaja dibunuh. Dia menangis dan berjalan terhuyung-hyung di sepanjang jembatan penyebarangna. Dia berteriak meraung tak menyangka orang tuanya yang tak bersalah tega dibunuh juga.
Gun Wook terjatuh dan terbaring di lantai jembatan sambil menangis terisak isak (kasian banget Oppa GW)
Moon Jae In menunggu Gun Wook yang tak kunjung datang. Sambil menunggu dia menyapukan pecahan gelas yang masih berserakan di lantai. Tak sengaja dia menekan remote pembuka pintu ruang rahasia GUn Wook. Jae In heran ada pintu rahasia di balik tembok itu,
dia masuk ke dalamnya (Jae In ini emang paling panasaran suka masuk2 ruang sembarangan)
Gun Wook pulang ke rumah dalam keadaan dingin dan dendam, dia tak ingat lagi akan janjinya membeli eskrim untuk dimakan berdua dengan Jae In. Dia melihat Jae In telah menemukan ruang rahasianya, lalu masuk dengan dingin.
"Tempat apa ini?! Ada apa dengan orang-orang ini", tanya Jae In penuh curiga dia juga menangyakan untuk apa papan yang ditempel banyak foto dan dokumen
"Mereka orang Hae Shin yang kau kenal. Seperti dirimu aku juga tertarik pada orang-orang Hae shin", kata GUn Woo dingin
Tapi Jae In curiga Gun Wook berniat tidak baik pada orang-orang ini.
"Memang kenapa? tidak boleh?!"tantang Gun Wook
"Shim Gun Wook!", Jae In merasa Gun Wook tidak seperti yang dia kenal
Gun Wook lalu merangkul Jae In dan mengajaknya mengamati Papan tempelnya di depan.
"Kau tahu Mone berhasil putus dengan tunangannya. Wakil Presdir Taera sebentar lagi juga akan menandatangani surat cerai. Tae Gyon, dia harusnya tadi ada di papan itu juga", Kata GUn Wook dingin dan dendam.
"Mengapa aku menganggap Haeshin itu seperti musuh?! Rumah tangga seseorang rusak dan ada orang yang meninggal, kamu tidak merasa bersalah apapun?!" Jae In merasa heran Gun Wook seperti itu.
"Kamu bertingkah seperti kamu ini menantu haeshin saja. Atau kamu takut Tae Sung akan terluka?!", Gun Wook tiba-tiba jadi sinis terhadap Jae In.
"Ini bukan tentang Tae Sung ini tentangmu Shim Gun Wook!", Jae In tiba-tiba merasa asing dan ngeri terhadap Gun Wook (Masalahnya Gun Wook juga baru tahu orang tuanya dibunuh dia lagi marah juga)
Gun Wook juga berkata bahwa dia menginginkan semua yang dimiliki Tae Sung dan akan mengambilnya. GUn Wook merasa orang-orang Haeshin itu sudah memperlakukan manusia lebih rendah dari pada serangga.
"Kamu rasanya tidak normal.Walau orang tuamu dibunuhpun kamu tidak seharusnya melakukan ini!|"
"Apa?!", sahut Gun Wook tersinggung.
"Ya udah jika memang kau ingin begini teruslah begitu hingga akhir!"
Jae In mengancam dan menantang bahwa dia juga akan berusaha tetap menikah dengan Tae Sung dan menjadi bagian keluarga Haeshin. Gun Wook berkata bahwa dia juga kalau perlu tidak segan menggunakan Jae In dan lalu membuangnya jika sudah merasa tidak diperlukan lagi. Mereka saling mengancam dan menantang (sedih rasanya liat mereka saling suka tapi perang gitu). Mereka lalu berkeputusan untuk mengambil jalan masing-masing. Jae In pergi dengan kecewa dan marah. Begitu Jae In pergi Gun Wook tiba-tiba merasa batinnya tersentak dan merasa hampa. Dia lalu berkata lirih sambil berkaca-kaca
"Jae In, Tidak ada pengaruhnya siapa yang kau pilih, pada akhirnya baik Haeshin ataupun diriku akan hancur"
Hubungan Taera dan suaminya mulai renggang. Suaminya sudah curiga ada hubungan antara istrinya dan Gun Wook. Suami Taera meminta nomor HP Gun Wook. Taera pura-pura tidak tahu.
"AKu pikir kamu dekat dengannya karena dia muncul di tempat parkir PentHouse mu", sindir suaminya
Jae In pulang larut malam. Adiknya Won In sudah akan tidur. Jae In memeluk adiknya karena merasa resah setelah bertengkar dengan Gun Wook
"Won In Gun Wook terlihat aneh!"
Won In berkomentar memang Gun Wook dari awalnya juga terlihat agak aneh.
"Tapi in berbeda, dia terlihat seperti orang lain. Dia tadi terlihat menakutkan", curhat Jae In sedih.
Gun Wook menginggalkan flash disk pada informannya, dia menyuruh informannya menyebarkan dokumen yang ia temukan ke pers. Gun Wook sekarang tidak akan tanggung-anggung lagi membalas dendam!
Ny. Shim memerintahkan pegawainya untuk memanggil Gun Wook ke kantor Galerinya. Gun Wook lalu datang menemui Ny. Shim di ruangannya.
"Shim Gun Wook katanya dulu kau ke sini untuk menemui orang tuamu. Apa kau sudah bertemu dengan mereka?", kata Ny. Shim membuka pembicaraan.
"Sayangnya mereka telah meninggal dengan tidak wajar", sindir Gun Wook. Dia juga basa-basi berterimakasih karena Ny. Shim tertarik pada urusannya.
"Chae Tae Sung|", pancing Ny. Shim menyebut Gun Wook tanpa basa-basi lagi."Bagaimana rasanya mendengar panggilan itu lagi?", tantang Ny. Shim
"Karena Anda memanggilku begitu, Sepertinya mengingatkanku pada memori lama", kata Shim Gun Wook tak kaget dan balik menantang.
"Kamu benar-benar telah membodohi kami ya selama ini"
"Kenapa? Anda mengharapkanku mati? aku masih hidup sampai saat ini", sindir Gun Wook cuek.
"Mengapa kamu mendekati Mone!"
"Jangan salah paham. Monelah yang selama ini sangat menyukaiku. Dia menelepon mengajakku kencan, memohon padaku dan menemuiku", kata Gun Wook memanas-manasi.
Ny. Shim lalu menyuruh Gun Wook pergi karena toh hubungan dengan Mone sudah putus. Namun Gun Wook menyinggung bahwa Hae shin bukan sesuatu yang tidak layak untuk dipertimbangkan.
Ny. Shim mulai emosi mendengar Gun Wook menyebut Haeshin.
"Jangan berani-berani kamu menyentuh haeshin!"
"Mengapa Anda jadi takut padaku?", sindir Gun Wook cuek.
Ny. Shim berkata mungkin Gun Wook rindu saat masa kecilnya yang berkelimpahan bersama Haeshin. Namun sekarang Ny. Shim berkata hidup seperti inijuga sudah bagus untuk orang seperti Gun Wook,
"Mungkin aku pun akan kembali menjadi bagian dari keluarga lagi", pancing Gun Wook tiba-tiba.
Ny. Shim mulai panik dan berteriak. GUn Wook menyindir bahwa jika dia tetap bersama keluarga itu dan bukan hong tae sung sekarang mungkin keadaan akan lebih damai.
"Bukankan begitu, Ibu", sindir Gun Wook dengan sopandan mengagetkan karena memanggil Ny. Shim kembali dengan sebutan Ibu.
"Apa?! Ibu?!". Ny Shim semakin emosi. Ny Shim menanyakan apa sebenarnya keinginan Gun Wook.
Gun Wook mulai tidak basa-basi lagi dia menyindir tentang kemungkinan ada yang mendatangi orang tuanya dan memberikan data DNA palsu pada orang tuanya. Gun Wook berkata sambil memain-mainkan pemantik apinya hal yang biasa Gun Wook lakukan saat merasa dendam.
"Orang yang mampu berbuat seperti itu sepertinya adalah... Ibu", sindir Gun Wook tepat sambil tersenyum
"Kau?!!" Ny. Shim emosi dan menumpahkan air minumnya ke wajah Gun Wook.
Gun Wook mencoba tetap tenang
"Anda menjawab begitu langsung, seharusnya saya berterimakasih karena saya bingung memikirkan hal ini selama 20 tahun", jawab Gun Wook tenang.
Ny. Shim bertambah emosi melihat senyuman dan sindiran Gun Wook itu.
"Keluar, keluar dari sini!!"
Gun Wook merasa di atas angin sekarang. Dia berkata bahwa orang tuanya dipaksa mati diam-diam, dia juga dulu dibuang Hae shin dalam hari hujan.
"Apa rasanya jika aku juga membuang Mone?", tantang Gun Wook. Gun Wook berkata bahwa dia sekarang tak punya apa-apa dan tak takut kehilangan apa-apa. Dia berkata akan mengambil Haeshin.
Ny. Shim semakin emosi, dia berteriak-teriak histeris pada Gun Wook menyuruhnya keluar.
Pada saat yang sama Tae Sung tiba di Dindin Gallery, dia mencari Jae In dan baru tahu Jae In ternyata telah dipecat ibunya. Dia mendengar keributan di ruangan ibunya dan masuk ke dalam. Tae Sung heran ibunya memanggil orang kepercayaannya dan memarah-marahinya.
"Kamu pecat dia segera!", kata nY, Shim pada Tae Sung.
Tae Sung keberatan."Ini pertama kalinya aku mendapatkan orang yang aku sukai"
"Dia itu berbahaya!", sahut ibunya
Tapi Tae Sung tidak percaya dia merasa ibu tirinya itu selalu ingin menyusahkan dan menentangnya. Tae Sung juga protes karena ibunya memecat Jae In.
< episode 13 part 2 episode 14 part 2 >
0 comments:
Post a Comment