Powered by Blogger.
RSS

Mengenal Lensa

Mengenal Lensa

Oleh redani, 19 August 2010
Lensa 50mm merk Canon dan Nikon
Apa saja yang perlu kita ketahui dari sebuah lensa? Apa sajakah arti dari deretan angka dan huruf pada sebuah lensa? Apa bedanya lensa zoom dengan lensa prime? Bagaimana menemukan lensa yang tepat buat kamera DSLR anda? Mari kita pelajari lebih lanjut.
Setiap lensa umumnya mencantumkan spesifikasinya seperti:
  1. panjang fokal
  2. aperture (diafragma)
  3. peruntukan jenis sensor
  4. teknologi anti getar
  5. teknologi autofokus
  6. dudukan (mounting) lensa
  7. dan lain-lain
Contoh, lensa “Tamron SP 70-300mm F4-5.6 Di VC USD lens for Nikon”. Maksudnya kira-kira lensa merk Tamron dengan panjang fokal 70 milimeter (mm) hingga 300 mm dengan bukaan mulai dari f/4 pada posisi 70 mm dan hingga bukaan f/5.6 pada 300 mm, lensa khusus untuk kamera APS-C, ada fitur anti getar, ada fitur autofokus dengan motor ultrasonik, dudukan lensa khusus buat kamera merk Nikon. Wah lumayan panjang ya?
1. Panjang Fokal
Panjang fokal (focal length) secara sederhana dapat dijelaskan sebagai luas pandangan yang dapat diambil oleh lensa tersebut. Panjang fokal diukur dalam satuan milimeter (mm). Kira-kira beginilah luas pandangan dari masing-masing panjang fokal:
Perbandingan berbagai panjang fokal
Lensa zoom memiliki panjang fokal yang bisa diubah. Misal lensa Tamron 70-300mm berarti panjang fokalnya dimulai dari 70 mm hingga ke 300 mm. Lensa fixed atau sering disebut lensa prime (tunggal) hanya memiliki satu panjang fokal saja, misal 24 mm, 50 mm, 200 mm dan sebagainya.
2. Aperture (Diafragma)
Pada diafragma f/4, hanya kepala ulat yang tampil tajam
Aperture atau diafragma adalah bagian lensa yang mengatur seberapa besar lubang cahaya di dalam lensa tersebut. Semakin kecil angka aperture maka semakin besar lubangnya dan semakin besar angka aperture maka semakin kecil lubangnya.
Angka aperture menunjukkan kemampuannya dalam mengumpulkan cahaya. Lubang yang besar semakin memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk dalam satu satuan waktu. Artinya kira-kira dalam kondisi remang-remang lensa masih bisa digunakan dengan baik. Lubang yang besar juga berarti ruang tajam (Depth of Field / DOF) yang tipis. Ruang tajam yang tipis memudahkan fotografer berkreasi membentuk foto dengan subyek yang tajam dan latar belakang yang kabur.
Sebaliknya lubang yang kecil memiliki kemampuan mengumpulkan cahaya lebih sedikit dalam satuan waktu. Artinya dalam kondisi remang-remang lensa kemungkinan sudah tidak bisa dipakai lagi karena sudah terlalu gelap.
Pada diafragma f/11, subyek tampil tajam dari depan hingga belakang
Lubang yang kecil juga berarti ruang tajam yang tebal. Ruang tajam yang tebal memudahkan fotografer mengambil gambar dimana semua bagian subyek baik yang di depan hingga ke belakang semuanya tajam, cocok untuk berfoto bersama misalnya.
Aperture dituliskan dengan beberapa cara. Misalnya penulisan F4, f/4 dan 1:4 sebenarnya menunjukkan hal yang sama.
Pada lensa zoom lebar diafragma bisa jadi berbeda pada posisi terpendek dan terpanjangnya. Misal lensa Tamron 70-300mm F4-5.6 dimana bukaan maksimum di posisi 70mm adalah f/4 tetapi berkurang ke f/5.6 pada posisi 300mm. Ada juga lensa yang didesain tetap mempertahankan bukaan diafragmanya walaupun dizoom kesana kemari, contoh lensa Tokina 12-24/4 DX yang bukaan maksimumnya di 12mm dan di 24mm tetap sama yaitu di f/4.
3. Peruntukan Jenis Sensor
Perbedaan luas pandangan antara kamera full frame dan APS-C (simulasi)
Kamera digital SLR sekarang umumnya punya dua ukuran sensor, yang pertama adalah sensor ukuran “full frame” (menurut standar film 35mm) yang ukurannya sekitar 3,5 cm x 2,4 cm. Yang kedua adalah sensor ukuran cropped yaitu lebih kecil 1,5 sampai 1,6 kali daripada fullframe. Ukuran cropped ini juga disebut dengan istilah APS-C. Dengan ukuran APS-C produsen lensa dapat membuat lensa dengan ukuran yang lebih kecil dan range zoom yang lebih lebar.
Canon menandai lensa croppednya dengan kode EF-S. Nikon dengan kode DX. Pentax dengan kode DA. Sony dengan kode DT. Sigma dengan kode DC. Tamron dengan kode Di. Dan Tokina dengan kode DX.
Kamera dengan sensor tipe APS-C dapat menggunakan lensa full frame dari merk yang sama tetapi tidak sebaliknya. Menggunakan lensa untuk sensor APS-C pada kamera full frame akan meninggalkan blok lingkaran hitam di tepian foto.
Perbedaan jenis ukuran sensor akhirnya membuat lensa dengan angka milimeter yang sama menjadi berbeda luas pandangannya bila digunakan di kamera full frame dan kamera APS-C. Misal, lensa 28mm pada kamera full frame hanya menghasilkan luas pandangan setara lensa 42mm jika digunakan pada kamera APS-C.
4. Teknologi Anti Getar
Foto diambil dengan shutter speed 1/5 detik tanpa tripod
Getaran yang dicoba direduksi oleh sistem anti getar adalah getaran yang berasal dari kamera misalnya getaran tangan dan getaran dari kendaraan yang dinaiki fotografer. Fitur ini tidak dapat mereduksi getaran subyek foto.Produsen lensa mereduksi getaran dengan cara menggerakkan salah satu gelas di dalam lensa yang arah gerakannya berlawanan dari gerakan yang terdeteksi. Manfaat fitur ini sangat terasa pada lensa-lensa tele.
Setiap produsen punya kode sendiri untuk fitur ini. Canon menggunakan kode IS. Nikon menggunakan kode VR. Panasonic dan Samsung menggunakan kode OIS. Sigma menggunakan kode OS. Sony (lensa NEX) menggunakan kode OSS. Dan Tamron menggunakan kode VC.
5. Teknologi Autofokus
Sistem autofokus menggunakan motor untuk menggerakkan susunan lensa dalam memperoleh fokus. Teknologi screwdriver menggunakan motor di bodi kamera dan memutar lensa menggunakan tonjolan mirip obeng di mounting lensa. Selain itu ada juga lensa yang sudah memiliki motor di dalam bodi lensanya. Dan terakhir dikembangkan motor jenis ultrasonik yang nyaris tidak berbunyi dan beberapa bahkan memiliki mekanisme dimana kita dapat langsung memutar gelang fokus lensa tanpa harus mengubah sistem autofokus dari auto menjadi manual.
6. Dudukan (Mounting) Lensa
Mounting Nikon (depan) dan Canon
Setiap produsen kamera membuat mounting lensanya sendiri-sendiri dan tidak saling kompatibel. Misalnya, anda tidak bisa memasang lensa merk Nikon di kamera merk Canon tanpa melakukan modifikasi atau menggunakan adapter. Adapun Olympus mengeluarkan mounting lensa dengan spesifikasi terbuka yang dinamainya sebagai Four-Thirds. Spesifikasi Four Thirds boleh diadaptasi oleh merk lain dan sejauh ini baru merk Panasonic yang juga menggunakannya.
Perbedaan mounting ini membuat konsumen menjadi sulit untuk berpindah merk. Apabila seseorang telah memiliki “setumpuk” lensa merk Canon misalnya, maka untuk berpindah ke Nikon berarti semua lensa Canonnya menjadi tak dapat digunakan padahal harga satuannya tidak murah.
Beberapa Tipe Lensa
Standard Zoom. Yaitu lensa serba guna dan kebanyakan lensa ini merupakan lensa kit bawaan kamera. Panjang fokal yang umum adalah 18-55mm untuk kamera cropped sensor atau 28-80mm untuk kamera full frame. Panjang fokal ini cukup fleksibel, dimulai dari panjang fokal yang melebar (wide) hingga mendekati tele.
Telephoto Zoom. Yaitu lensa zoom dengan rentang panjang fokal 55mm hingga mencapai 300mm. Contoh lensa ini adalah 55-200mm dan 70-300mm.
Efek perspektif pada lensa wide angle 12mm
Superzoom. Yaitu lensa yang memiliki rentang panjang fokal yang sangat lebar mencakupi mulai dari wide di 18mm hingga bisa mencapai 200mm bahkan lebih. Lensa ini kadang disebut “lensa sapu jagad” oleh teman-teman fotografer. Tujuan produsen menciptakan lensa jenis ini adalah untuk mendapatkan fleksibilitas tinggi, hanya dengan satu lensa sudah bisa mendapatkan panjang fokal wide hingga tele. Kelemahan lensa jenis ini adalah kualitas gambar yang sering kali terdistorsi hebat dan ketajaman yang kurang baik.
Wide Angle Zoom. Sesuai namanya adalah lensa bersudut lebar (lebih lebar dari standar zoom di 18mm). Lensa tipe ini cocok untuk mengambil suasana baik indoor maupun outdoor. Contoh lensa ini adalah 11-22mm, 10-22mm dan 12-24mm.

Bunga rumput selebar setengah sentimeter
Lensa Macro. Yaitu lensa dengan perbesaran 1:1 atau lebih besar. Gunanya untuk memotret benda-benda yang kecil agar tampak besar. Makin panjang milimeternya maka semakin jauh jarak pemotretan dari subyek (kadang  kita perlu memotret agak jauh dari subyek agar dapat menggunakan lighting tambahan). Contoh lensa yaitu 60mm macro dan 105mm macro. Nikon menggunakan istilah “micro” untuk lensa jenis ini dan saya setuju, di laboratorium orang menggunakan “microscope” untuk melihat benda kecil, bukan “macroscope”.
Lensa Pancake. Lensa unik yang sangat tipis. Salah satu produsen yang mengeluarkan lensa tipis ini adalah Pentax. Lensa ini cocok dipasangkan dengan DSLR mungil agar tetap ringkas.
Lensa Tilt Shift. Yaitu lensa yang bisa ‘ditekuk’. Tujuannya adalah untuk memainkan bidang fokus agar didapat efek ketajaman yang tidak lagi tegak lurus terhadap kamera. Fitur ini dibutuhkan bagi mereka yang memotret gedung tinggi dan pemandangan agar semua tampil fokus.
Fitur-fitur Lain
Weatherseal. Biasanya lensa mahal yang memiliki weatherseal walau tidak selalu. Weatherseal adalah seal karet pada sambungan-sambungan lensa agar lensa tahan terhadap kelembaban dan debu. Bagaimanapun juga anda tetap harus menghindarkan lensa dari kelembaban dan debu walaupun lensa anda memiliki weatherseal.
Efek sunstar pada f/22
Jumlah Bilah Diafragma. Dengan menutup diafragma ke f/22 dan mengarahkannya ke sumber cahaya yang terang akan menghasilkan efek bintang. Jumlah bilah penyusun diafragma menentukan jumlah kaki si bintang. Bila jumlah bilah diafragma genap maka jumlah kaki bintangnya sama dengan jumlah bilah diafragma. Tetapi bila jumlah bilah diafragmanya ganjil maka jumlah kaki bintangnya dua kali lipat dari jumlah bilah diafragma.
Memilih Zoom atau Prime
Lensa zoom menawarkan kelebihan pada fleksibilitas. Lensa prime lebih unggul pada ukuran yang lebih ringkas, berbobot enteng, aperture lebih besar, optik yang lebih jernih, warna-warni yang lebih baik, kontras yang lebih tinggi dan harga yang seringkali lebih murah.
Untuk membuat sebuah lensa zoom produsen harus memasukkan lebih banyak gelas, membuat konstruksi zoom yang rumit, menambahkan coating dan lain-lain yang membuat biaya membengkak. Selain itu lebih banyak gelas dalam sebuah lensa berarti lebih besar kemungkinan terjadinya kebocoran warna (ingat pelajaran sekolah tentang prisma?), posisi zoom yang kurang presisi, bobot yang lebih berat dan lain-lain.
Lensa Untuk DSLR Anda
Anda tidak perlu memiliki lensa untuk semua panjang fokal. Misal memiliki 12-24mm, 24-70mm, 70-200mm dan 200-400mm sekaligus. Itu hanya akan menghabiskan uang dan menghabiskan tempat di dry box anda, kecuali anda punya dana sangat berlebih. Untuk kegiatan fotografi liputan biasanya satu buah lensa sudut lebar, satu buah tele dan satu buah lensa prime sudah cukup.
Jika dana anda terbatas dan ingin kualitas terbaik dari sebuah lensa maka belilah lensa prime, anda bisa melakukan “zoom kaki” sebagai pengganti zoom optik. Jika anda menginginkan fleksibilitas dan tidak terlalu mementingkan kualitas maka silakan ambil lensa superzoom, hanya pastikan jangan sampai mengeluh di kemudian hari tentang kualitas gambar.
Penutup
Investasi sebenarnya dari sebuah sistem kamera adalah pada lensa, bukan bodi kamera. Bersihkan dan simpan lensa anda di tempat penyimpanan yang layak seperti dry box dan lensa anda masih akan bisa berfungsi hingga puluhan tahun ke depan dimana bodi kamera anda mungkin sudah lama rusak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment